19. Jayden

5.4K 919 221
                                    

Sore itu Jisung masih terdiam sambil menatap ke arah layar televisi. Namun pandangannya tak benar-benar melihat apa yang ditayangkan pada benda elektronik di depannya itu.

Entah mengapa kini Jisung sering melamun.

Sudah dua minggu kepindahannya bersama Minho. Dan sudah seminggu Minho mulai bekerja di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang otomotif. Sesuai dengan jurusannya, kini Minho menempati posisi sebagai HRD.

Dan semenjak satu minggu itu pula Minho menjadi lebih sibuk dan jarang berkomunikasi dengan Jisung. Dan pemuda Han itu merasa sungkan hanya untuk sekedar meminta perhatian lebih kepada Minho. Ia sadar bahwa tak seharusnya ia mengganggu kesibukan pemuda yang dahulu merupakan kakak tingkatnya itu.

Hari ini Minho berangkat pagi sekali. Bahkan sebelum Jisung terbangun. Dan hal itu membuat Jisung terus menyalahkan dirinya, entah untuk apa.

'Tok tok tok'

Jisung beranjak dari duduknya. Segera menuju ke arah pintu masuk untuk melihat siapa tamu yang datang.

"Masuk, kak"

Chanwoo mengikuti langkah Jisung menuju sofa berwarna abu-abu. Kemudian mendudukkan dirinya sambil terus menatap ke arah adik sepupunya yang tampak berbeda kali ini.

Pemuda Jung itu jelas tahu bahwa Jisung sedang mengalami sesuatu yang membuat resah pikirannya. Ia sudah hafal betul tingkah laku Jisung. Jelas saja, seluruh kisah hidup di masa kecilnya ia habiskan bersama adik sepupu kesayangannya itu.

"Kamu kenapa?"

"Hah?" Jisung memandang Chanwoo dengan lesu.

"Sini, dek"

Jisung mendekat ke arah Chanwoo, mendudukkan dirinya lebih dekat dengan kakak sepupunya. Tangan Chanwoo dengan otomatis terulur untuk mengelus rambut Jisung dengan lembut.

Dihembuskannya napas oleh pemuda Han itu dengan kasar.

Jisung mendongak.

"Kita boleh egois gak sih, kak?"

Chanwoo menunduk melihat wajah Jisung.

"Ada apa kamu sama Minho?"

"Ehm- kak Minho agak berubah semenjak dia kerja. Mungkin karena sibuk, Jisung harus ngertiin. Tapi rasanya aneh"

Chanwoo mengangguk paham.

"Udah coba ngomong sama dia?"

Jisung menegakkan badannya. Menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa.

"Bahkan ngajak ngobrol aja, Jisung gak berani. Pulang kerja dia masih sibuk sama laptop, jadi takut ganggu"

Disilangkan kedua kakinya sambil jari-jari tangannya mengetuk pada lengan sofa yang didudukinya. Chanwoo berpikir sejenak.

"Ya Minho mah gampang aja, apalagi udah bucin sama kamu kan, dek. Kasih perhatian lebih aja, ntar juga balik lagi"

Jisung mengangguk dengan ragu.

Chanwoo mencubit hidung adik sepupunya itu. Kemudian beranjak dari duduknya.

"Ya udah ayo katanya minta di temenin ke panti asuhan?"

"Oh iya sampe lupa!"

Jisung bergegas menuju lantai dua dan lekas bersiap-siap.

.
.
.

Jisung menutup pintu mobil milik Chanwoo. Kemudian berjalan berdampingan menuju bangunan di depannya.

Ya, keduanya kini tengah berada di panti asuhan. Jisung yang meminta Chanwoo menemaninya ke tempat itu. Pemuda Jung itu tak tahu menahu soal tugas adik sepupunya itu. Jisung hanya berkata bahwa dosennya meminta ia membuat resume tentang kepribadian anak.

LIMERENCE [Minsung]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora