Part 48. Happy Birthday Kayra!

30.2K 2.2K 140
                                    

Awas typo bertebaran dan jangan lupa vote and comment!

Anyway, waktu itu saya pernah bilang ya kalau Kayra umur nya 25 tahun di awal cerita? Well, akan saya ralat, waktu awal cerita umur Kayra udah diakhir 26 mendekati 27.

Playlist for this chapter:
🎶 A Whole New World - Peabo Bryson ft Regina Belle

•••

"Yang, ih!"

Aku menatap Kayser yang masih duduk malas di kasur nya dengan galak "Apaan sih, Hon?"

"Nanti aja ya?"

"Engga," aku menggeleng "Ayo sekarang!"

"Nanti aja ya? Masih ngantuk"

Aku menarik selimut yang menggulung badan Kayser "Sekarang, Honeeeey"

Kayser mengerang "Belum kuat berdiri, Vee. Masih ngantuk banget aku ga bohong"

"Heh, ayo ah!" Aku menariknya berdiri dari kasur dan melempar handuk kearahnya "Mami udah tungguin dibawah aku juga udah rapi, ga ada ya kamu malas-malasan lagi" aku berkacak pinggang "Oh, atau jangan-jangan kamu ga mau lupa ya kalau nanti birthday dinner aku?"

Ia segera berdiri dan mengecup pipi ku "Engga astaga, Yang! Aku ingat kok, ya udah aku mandi dulu ya" kemudian bergegas masuk ke kamar mandi.

Tadi Leo bilang Kayser memang semalam baru masuk kamar lewat dari jam dua belas malam karena dia harus melewati sidang dari Mami setelah menghilangkan satu set tupperware di rumah sakit. Dan kemungkinan Kayser baru tidur sehabis subuh. Mungkin karena itu juga, ia masih mengantuk jam tiga sore seperti ini.

Kalau boleh jujur, Kayser sebenarnya jauh lebih dewasa dari para mantan kekasih ku — or my exes flings, karena sejak aku mengenal Kayser aku hampir tidak pernah berpacaran lagi, paling hanya flirting atau flings saja —Dan lagi, ia sangat menghormati setiap keputusan ku.

Begini, contoh kecilnya saja, any gentleman would stop if you tell him to stop when he tries to do stuff with you. Dan meski terdengar egois, tapi aku tidak sepenuhnya salah ketika aku mengatakan pada Langit "I'm the one who decide where to touch and when to touch" karena bila seorang pria benar-benar menghormati perempuannya, ia tidak akan menyentuh perempuan itu ketika perempuan itu menolak.

Kalau kata Catherine, men basically are just about two things: if they're not hungry, it means they're hornyit sounds shallow, I know. — Tapi setelah dipikir-pikir benar juga, because Kayser is hungry all the time and Langit is horny all the time.

So I would just say the brake is on us, woman. Dan dengan Kayser, bahkan ia menghormati keputusan ku untuk tetap menjaga batasan kami selama kami belum resmi, meski aku tau mungkin susah untuknya dengan kami sering berdua di satu ruangan hingga larut malam. Dan dengan Langit, I don't know if its really his style or basically he's just a horny bastard, dia selalu mencoba untuk melewati batasan-batasan yang telah ku tentukan dan tidak terhitung berapa kali hal itu terjadi. Even with his dirty flirts, if I might add. Bahkan Kayser dengan sopan menolak permintaan ku agar ia tinggal saja di apartemen ku saat aku sakit, mungkin jika aku menawarkan hal itu kepada Langit ia akan dengan senang hati menerimanya, and only God knows what's gonna happen next.

Kayser sendiri sejauh ini hanya pernah dua kali menyinggung untuk mengajakku travelling berdua, ke Inggris — dia ingin melihat pertandingan bola secara langsung di Manchester, dan tentunya yours truly here, me mau bernostalgia di London — dan satu lagi adalah saat ia mengajakku untuk berkunjung ke India suatu hari nanti - dia ingin mengunjungi sebuah rumah sakit jantung bernama Narayana Hrudayalaya, dan aku tentu saja ingin mengunjungi Jaipur - dua destinasi dengan dua tujuan yang sangat spesifik baginya, dan aku hanya ingin bersenang-senang tanpa itinerary yang jelas. Sedangkan Langit sudah membawaku kemana-mana — resort nya di Kepulauan Seribu, Bandung, Bali, you name it daerah-daerah wisata di Indonesia — intinya, kami berdua pergi hanya untuk bersenang-senang.

Anomali Hati (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang