Part 34 (B). LDR

20.1K 1.5K 44
                                    

Sedikit lebih pendek dari chapter sebelumnya! Awas typo(s)

Jangan lupa vote dan comment!

....

Long distance relationship is complicated as hell.

Setidaknya itu yang aku dapatkan setelah hampir dua minggu ini aku dan Langit berhubungan jarak jauh. Mungkin keadaan akan menjadi jauh lebih baik jika salah satu dari kami ada di Indonesia, tapi yang terjadi adalah selama seminggu ini aku ada konferensi di Milan, sedangkan Langit ada business trip di Hong Kong selama hampir dua minggu. Selain perbedaan waktu yang lumayan jauh, jangan lupa jet-lag yang sering mempengaruhi waktu tidur dan mood kami.

Sepertinya siapapun itu pasanganku, aku akan selalu tinggal di waktu dan tempat yang berbeda dengannya karena tuntutan pekerjaan.

Masalah yang terjadi di apartemen ku minggu lalu, aku sudah berusaha mencoba melupakannya. Sebenarnya awalnya aku sempat marah dan sedikit kecewa dengan apa yang Langit lakukan kepadaku, dia sudah melewati batasan yang aku tentukan. Bahkan mungkin jika aku sudah merasa tidak nyaman atas apa yang ia lakukan, hal itu sudah masuk ke ranah pelecehan seksual. But then again, it's Langit Tjakrawijaya who can never get his hand off his pants. Jadi ya aku harusnya sudah bersyukur ia bisa berhenti ketika aku memintanya untuk berhenti.

"Jadi hari ini kemana aja, Key? Fountain de Trevi? Makan gelato? Belanja?"

Aku menggeleng "Boro-boro! Seharian aku cuma konferensi doang di ballroom hotel, terus nanti ada undangan makan malam di rumah konsulat jenderal Indonesia untuk Itali!" Aku tersenyum kecut "Astaga, I want to shop! Aku di Milan yang merupakan salah satu sentral fashion dunia dan masih belum shopping?"

"Sabar, babe. Atau mau aku aja yang belanja untuk kamu?"

Aku mengaplikasikan primer ke muka ku dan menatap Langit yang ada di layar dengan sini "Belanja dari Hong Kong!"

"Loh aku kan memang lagi di Hong Kong" ia tertawa puas "Nanti malam salam ya untuk Oom Fauzi"

"Kamu kenal sama konsulat jenderal nya?"

Langit mengangguk "Teman main golf Ayah dulu"

Lain kali ingatkan aku kalau keluarga Langit memiliki koneksi dimana-mana "Anyway, kamu mau apa dari Milan?"

"Kamu." Langit tersenyum menggoda "Aku mau kamu, bisa kan?"

"Serius!" Aku memandang Langit yang ada di layar dengan malas "We're not having this conversation again, ya"

"Key,"

"Ya?" Aku menanggapi panggilan Langit tanpa mengalihkan pandangan dari kaca

Iya. Kami melakukan video call sembari aku bersiap-siap untuk makan malam. Apa? Mau menghujat kami karena seperti ABG yang menjalani LDR? Terserah, aku tidak peduli. Yang jelas aku menyukai hubungan ku dengan Langit.

Ia menatapku tanpa berkedip "Kamu ganti baju yang benar dulu gih, tapi jangan dimatiin facetime-nya"

Aku menatap Langit tajam, dasar ya pria satu ini! Aku menggunakan silk-robe milik Agent Provocateur karena tidak ingin mengotori pakaian ku. Tapi dia malah berpikiran kemana-mana

"Hehehe" ia mengedip genit membuatku tidak tahan untuk tidak memutar mata malas "Eh iya babe, kemarin aku lihat di Instagram kalau Agent Provocateur di Europe lagi ada sale loh"

Aku bergumam menanggapi informasi - tidak cukup - penting itu "Terus kenapa?"

"Kamu ga mau shopping? Kalau mau, nanti aku kasih budget khusus"

Anomali Hati (Completed)Where stories live. Discover now