*~~~ ALASAN SELALU TERLAMBAT ~~~*

594 23 3
                                        

Pagi hari itu, saat matahari masih bersembunyi. Saat jalanan masih dihiasi lampu-lampu, dan orang-orang mungkin masih tertidur lelap, Kakashi sudah menyiapkan sarapan paginya.
Wah, Kakashi benar-benar rajin.
Seandainya dia jadi koki, mungkin dia akan menjadi koki terkenal karena dia sangat pandai memasak.
Entah dia tidak tidur, atau bangun terlalu pagi. Tapi, itu rutinitasnya.
Dia dikenal disiplin dan selalu taat pada aturan, walaupun sekarang moto hidupnya berubah.

~Orang yang melanggar aturan disebut sampah, namun orang yang meninggalkan temannya, lebih rendah daripada sampah...~

Sebenarnya itu moto hidup temannya, namun sebuah peristiwa membuat Kakashi menjadi tersadar dan sekarang itu menjadi moto hidup baginya.

Kakashi masih duduk di meja makannya, namun dia termenung diam.
"Harusnya aku menyiapkan sarapan untuk ayah juga." Gumamnya sambil menatap kursi kosong di depannya.

****Flashback****
Kakashi kecil sedang berjalan pulang, dia membawa jinjingan berisi makanan yang dia beli untuk ayahnya.
"Semoga ayah suka kuenya." Pikir Kakashi sambil mempercepat langkah kakinya. Beberapa hari ini ayahnya tampak berbeda dan tidak mau berbicara dengan Kakashi. Karna itulah Kakashi mengkhawatirkannya.
Dan sampailah dia di depan rumahnya.
"Aku pulang..." kata Kakashi sambil membukakan pintu rumahnya.
Namun, langkah Kakashi terhenti, dan spontan menjatuhkan jinjingan yang dibawanya.
"Ayah!" Teriak Kakashi sambil berlari menuju ayahnya.
Kakashi tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat itu.
"Ayah, kenapa ayah tidak bangun?" Kakashi membalikan tubuh ayahnya yang sudah tergeletak dilantai.
"Ayah..." Kakashi menangis tersedu-sedu.
****End the flashback****

"Aku tak percaya dia tega meninggalkan anak semata wayangnya sendirian" gumam Kakashi.
Kemudian Kakashi mulai merapikan meja makan dan bersiap berangkat kerja. Diapun menggendong ranselnya dan berjalan ke luar.
Diluar langit terlihat masih gelap, dan rintik-rintik hujan pun turun.
"Padahal harusnya hari ini cerah." Gumam Kakashi.
Kakashi pun berjalan perlahan di tengah hujan gerimis.
Kakashi berjalan menuju taman pemakaman, dan dia mengeluarkan buket bunga dari tasnya.
"Obito, rin, aku merindukan kalian". Kakashi meletakan buket bunga di atas sebuah nisan. Kakashi berdiri termenung beberapa saat, sampai akhirnya ia tersadar bahwa matahari mulai meninggi.
"Aku mungkin telat.." Kakashi sambil berjalan cepat.
Kakashi semakin mempercepat langkahnya dan pada akhirnya dia berlari kencang.
"Hokage pasti sedang menungguku" pikirnya.

Saat Kakashi berjalan dengan cepat, tanpa sengaja dia menabrak nenek-nenek yang sedang berjalan. Dan belanjaan yang dibawa nenek itu jatuh berhamburan.
"Tidak, belanjaanku!" Teriak nenek itu sambil memunguti belanjaannya.
"Maaf nek, aku tidak sengaja." Kata Kakashi sambil membantu memunguti belanjaan si nenek.
"Kamu itu, harusnya lebih berhati-hati. Kenapa nenek yang renta ini kamu tabrak! Belanjaan nenek pun kotor semua!" Kata nenek itu marah-marah.
"Maaf nek, akan ku ganti semuanya." Kata Kakashi.
Kemudian Kakashi pun mengikuti nenek itu untuk kembali berbelanja ke pasar.
"Apa lagi nek yang harus dibeli?" Tanya Kakashi sambil membawa belanjaan si nenek.
"Sudah cukup, sekarang antarkan saja semuanya ke rumah nenek." Kata nenek itu dengan tenang.
"Tidak masalah." Kata Kakashi.
Kemudian Kakashi pun berjalan menuju rumah nenek itu.
"Ketika melihatmu, aku teringat seorang anak, anak itu mungkin seumuran denganmu." Kata nenek itu sambil berjalan di depan Kakashi.
"Anak itu selalu bersemangat, bahkan dia selalu bilang, suatu saat dia akan menjadi hokage." Terus nenek itu.
Kemudian nama Obito terlintas dipikiran Kakashi.
"Nenek mengenal anak itu?" Tanya Kakashi.
"Sudah lama sekali nenek tidak melihat dia, padahal dulu setiap pagi dia membantu nenek membawakan belanjaan." Kata nenek itu.
"Setiap pagi?" Kakashi menyela.
"Iya, nenek hidup sebatang kara, dan penghasilan nenek hanya dari jualan kue. Dan rumah nenek sangat jauh dari pasar, karna itu nenek sangat bersyukur dia selalu membantu nenek." Kata nenek itu.
Kakashi termenung, dan matanya berkaca-kaca.
"Ternyata ini alasan kenapa Obito selalu terlambat." Pikir Kakashi.
"Kita sudah sampai, ini rumah nenek." Nenek itu berhenti dan Kakashi pun meletakan belanjaan sang nenek.
"Nek, mulai sekarang nenek jangan khawatir. Aku yang akan membantu nenek berbelanja." Kata Kakashi sambil tersenyum.
"Sudah ku duga, kalian memang sangat mirip, terimakasih." Kata nenek itu sambil mengelus tangan Kakashi.
"Ambilah ini." Nenek itu memberi Kakashi permen.
Kakashi kemudian terbayang senyum manis Obito dan ikut tersenyum.

*~~~ KAKASHI SAD ~~~*Where stories live. Discover now