PROLOG

78.6K 2.8K 66
                                    

Sudah tersedia versi Cetak dan Ebook di Google Playbook

Karya ini hanya saya publish
di aplikasi Wattpad.
Jika kalian membaca Cinta Tanpa Rencana Karya Adellelia pada aplikasi selain Wattpad, berarti kalian membaca karya bajakan.
*****

"Jadi benar itu anakku yang ada dalam kandunganmu, Amandha?" Tanya Daniel. Menatapku tajam dengan kedua mata hijaunya yang seakan menusuk tepat dijantungku.

Saat ini kami berada di dalam apartemennya yang berada di pusat kota Sydney. Pria jutawan Inggris ini terlihat begitu berantakan, frustasi, seperti seorang  business man yang baru saja kehilangan kontrak jutaan dollar.

Setelah puas berjalan mondar-mandir sambil sesekali mengusap wajah dan mengacak rambutnya kasar. Pria itu kini berdiri menjulang dihadapanku. Lagi-lagi menatapku dengan kedua mata hijaunya.

Mata hijau yang sempat membuatku terlena. Terlena, walau hanya satu malam. Satu malam yang membawa petaka. Petaka bagi hidupku dan hidupnya.

"Kamu yakin itu anakku? Bukan anak pria lain?" Sindirnya. Menatapku dengan tatapan mencemooh.

"Terserah kamu mau percaya padaku atau tidak, Daniel." Jawabku. Memberanikan diri menatap kedua matanya lekat.

Aku lelah.

Setelah semua kegilaan yang terjadi aku hanya ingin kembali ke apartemenku. Aku hanya ingin sendiri. Jadi tolong percepatlah pembicaraan basa basi ini.

"Jadi kamu mau aku bertanggung jawab, begitu?" Tanyanya lagi.

"Terserah." Jawabku. Datar.

"Iya atau tidak, Amandha?" Tekannya. Menatapku tak sabar.

"Terserah." Jawabku lagi. Tetap datar.

"Hell, Amandha. Give me another answer than that!" Pekiknya, marah.

"Jawaban apa, Daniel?" Akhirnya aku membalik pertanyaannya. "Jawaban bahwa aku ingin kamu bertanggung jawab dan menikahiku, begitu? Apa kamu mau?" Tantangku.

Daniel mendengus. Menghela nafasnya kasar.

"Fine!" Jawabnya. "Persiapkan dirimu, kita menikah besok!" Balasnya lantang.

"Tapi ingat, Amandha. Jangan berharap apa-apa dari pernikahan ini. Setelah anak itu lahir kita berpisah. Dan kalau memang itu benar anakku aku yang akan mengasuhnya, bukan dirimu. Mengerti!" Daniel menatapku tajam. Satu jari telunjuknya tepat berada di depan wajahku.

"Terserah." Jawabku. Menaikkan kedua bahuku pelan.

Daniel mengumpat, setelahnya pria itu meninggalkanku yang masih terduduk kaku bak manekin di sofa ruang tamunya.

Ya, terserah. Terserah apa maumu saja Daniel. Sungguh aku tak peduli. Aku tak peduli lagi dengan semua ini. Hidupku hancur. Dan itu semua karena kebodohanku sendiri yang terlalu berambisi dengan karir sialanku. Akhirnya aku  terjungkal tak berdaya di dalamnya. Aku lemah dan akhirnya, kalah.

===================

Cinta Tanpa Rencana (Promance Series).
Copyright© March 2019.
All Rights Reserved.

Cinta Tanpa Rencana (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang