"Shit!" Tanpa sadar Aurora mengumpat dan mengusap wajahnya kasar, hingga sebuah sajadah yang di lemparkan seseorang mengenai wajahnya dengan tepat.

"Mending sholat, daripada ngumpat." Faiz yang baru saja keluar dari ruang sholat dan hendak mengambil ponselnya yang tertinggal di meja ruang tamu tak sengaja mendengarkan umpatan Aurora.

Aurora menatap Faiz tajam. "Bapak ngapain sih?!"

Aurora kembali melemparkan sajadah itu pada Faiz yang langsung di tangkap oleh lelaki itu.

"Saya? Nih mau ngambil hp. Ketinggalan disini." Dengan santai Faiz meraih ponselnya dan menyampirkannya sajadah pada pundak kokohnya.

"Kapan kita kembali ke Jakarta?"

Faiz yang tengah membuka beberapa email masuk pada ponselnya, kini mendongak, menatap Aurora yang berjalan mendekatinya lalu duduk disampingnya.

"Kenapa?"

Aurora mengedikkan bahunya. "Saya pengen balik secepatnya."

"Kenapa?"

Pertanyaan sama yang Faiz lontarkan membuat Aurora langsung menatap dingin bos di sampingnya. "Kelahi aja yuk, pak! Mumpung saya juga lagi pengen mukul orang nih."

Ucapan itu tak ayal membuat Faiz terkekeh lalu meletakkan ponselnya kembali ke atas meja. "Oke, saya ganti saja pertanyaan. Apa alasan kamu pengen kembali ke Jakarta secepatnya? Kan disini rumah orang tua kamu, sementara di Jakarta kamu hidup sendiri."

"Kalau saya jawab jujur bapak janji kita bakalan balik Jakarta lebih cepat?"

"Boleh." Jawab Faiz ringan seraya menyandarkan tubuhnya pada sofa. Faiz sudah mulai terbiasa dengan cerita-cerita pendek ala Aurora dan lama-lama hal itu seolah menjadi hiburan tersendiri baginya.

"Saya nggak mau ketemu Dirga lagi." Ucap Aurora lirih yang berhasil membuat Faiz menoleh.

"Takut jatuh cinta lagi?" Sahut Faiz mengulum senyum saat melihat perubahan ekspresi Aurora dari sedih menjadi kesal.

"Bukan! Saya bukan tipe yang akan jatuh cinta dua kali pada seseorang yang sudah merusak kepercayaan!" Sungut Aurora.

"Lah, jadi kenapa?"

"Menurut bapak aja lah." Aurora bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Faiz yang hanya bisa menghela nafas.

"Salah lagi." Gumam Faiz seraya meraih ponselnya karena sebuah pesan singkat masuk.

Setelah membaca  beberapa saat pesan yang ibunya kirimkan, Faiz terdiam. Haruskah ia lekas kembali ke Jakarta  menuruti keinginan Aurora dan gagal menghindari Anna, ataukah berlama-lama disini dan membiarkan Aurora terganggu oleh Dirga tapi membuatnya bisa menghindari Anna?

***

Dirga menatap lurus Aurora dan Faiz yang tengah berbincang di dalam tenda bersama ketua timnya,  setelah mengetahui fakta bahwa Faiz tinggal di rumah Aurora, Dirga semakin merasa tidak suka dengan kehadiran Faiz. Keinginan untuk mendapatkan Aurora kembali membuat Dirga memikirkan segala cara bagaimana membuat gadis itu mau menatapnya seperti dulu.

"Ganteng ya."

Dirga menoleh dan menatap gadis yang kini sudah berdiri di sampingnya dengan tatapan lurus mengarah pada Faiz.

"Aku?" Canda Dirga yang di balas lirikan tajam oleh Laila

"Kak Dirga kalah ganteng sama Bosnya Aurora." Balas Laila tanpa mengalihkan perhatiannya dari Faiz.

Dirga mengedikkan bahunya tak peduli. "Kok bisa ikut kesini?"

"Ikut papa, lumayan lah bisa lihat bosnya Aurora lebih dekat."

My Boss!Where stories live. Discover now