" Berhenti! Gue coba mengecoh para polisi itu!"
Ujar Rana. Dom mengangguk menjalankan perintah Rana. Ia menepikan mobilnya di sebuah perempatan jalan yang sepi, Beruntung mobilnya berwarna hitam sehingga tidak mencolok. Benar saja, tak lama mobil polisi itu lewat di depannya. Rana berhasil mengecoh, lewat GPS milik Polisi. Mereka seharusnya belok ke kanan tapi malah lurus saja.

" Jalan lurus! Lo bisa pegang senjata kan?"
Tanya Rana. Dom mengangguk.

" Nih, ikuti gue jangan sampai mati"
Ujar Rana. Sesampainya di tempat kejadian, mereka masih baku hantam, dan tembakan sesekali terdengar. Rana mencari cara agar dia tidak ketahuan ayahnya.

Rana pun mencoba memanjat pohon, di ikuti oleh Dom.

" Lo bisa bedain mereka kan? Lihat jaket mereka beda. Ada lambang diamond di kening tengkorak mereka"

" Gue tau"
Jawab Dom. Mereka pun mencoba fokus. Rana berhasil menumbangkan beberapa orang. Kini gold Eagle kalah jumlah.

" Cabut. Gue yakin mereka bisa ngatasin"
Ujar Rana. Dengan sekali ayun ia terjun begitu saja ke bawah. Namun naas Beberapa orang kini mengerumuninya.

" Brengsek!"
Maki Rana. Mereka pun saling menyerang. Di bantu oleh Dom. Rana tau mereka anak buah gold Eagle. Bahkan Rana tau siapa saja.

Mereka bukan lawan Rana. Meski sesekali bisa memukul Rana. Nafas Rana dan Dom terengah, akhirnya mereka bisa mengalahkan lawannya juga. Rana meraih tangan Dom lalu berlari menuju mobil.

Rana bernafas lega saat sudah menjalankan mobil.

" Lo nggak Pa-pa kan Dom?"

" Nggak."
Jawabnya. Mereka serempak menoleh saat mobil mereka di tabrak dari belakang.

" Shit! Mereka ngikutin"
Umpat Rana. Ia membuka kaca di sebelahnya lalu mencoba menembak ban mobil yang berada di belakangnya.

Dor!!

Luput, tembakan Rana hanya mengenai bodi mobil.

Dor!
Dor!

Mereka juga menembaki mobil Rana. Sesekali Dom dan Rana menunduk mencoba untuk menghindar. Sekali lagi Rana menembak.

Dor!

Gotcha!! Kena. Mobil itu oleng lalu menabrak pembatas jalan.

Mobilnya pun ikut Oleng. Ia menoleh pada Dom. Matanya membulat. Dom tertembak pada bahunya.

" Shit! Berhenti. Gue aja yang nyetir"
Ujar Rana. Dom hanya diam saja. Rana turun lalu memapah Dom untuk mengganti tempat duduk. Sebelum jalan Rana merobek baju tidurnya lalu membalut luka Dom.

Dengan kecepatan tinggi Rana menjalan kan mobilnya kembali ke apartemen. Sebelum sampai Rana meminta Bang Naga untuk ke apartemen Dom diam-diam. Ia juga memberi tahu jika Dom terluka.

Sesampainya di apartemen. Ia langsung memapah Dom pelan-pelan menuju unit apartemen cowok itu. Tidak mungkin jika ia membawa Dom ke apartemennya. Bisa-bisa ayahnya tau perbuatanya.

Sesampainya di apartemen Dom, Rana berdecak saat Apartemen itu begitu rapi. Sebagai gadis ia minder.

‌Dengan hati-hati ia menduduk kan tubuh Dom pada sofa bed yang ada di ruang Tv. Ia segera membuka topi serta Masker Dom begitu juga dengan dirinya. Rana mantap Dom dengan berkaca-kaca.

" Sorry, nggak seharusnya gue ngelibatin Lo. Gue seharusnya pergi sendiri tadi. Hiks"

" Sstt, udah gue nggak pa-pa"
Ujar Dom dengan muka pucatnya. Rana mengangguk, ia bangkit membuka tasnya lalu mengeluarkan kotak P3K. Tepat saat itu Pintu apartemen Dom terbuka dengan keras. Rana mendongak mendapati bang Naga di sana dengan wajah khawatir.

" Kalian kenapa bisa begini?!"
Bentaknya. Rana hanya bisa menunduk.

" Maaf bang. Rana yang salah. Nanti Rana cerita. Tapi obati Dom dulu"
Pinta Rana. Dengan kesal Naga mengeluarkan peralatan pribadinya. Dengan telaten ia mengobati luka Dom. Ia juga mempersiapkan kantung darah jika Dom Membutuhkannya.

Rana baru kembali dari dapur membawa minuman untuk mereka.

Rana menatap sendu pada Dom. Sesekali air matanya menetes.

" Sekarang jelaskan"
Tuntut Naga. Sekarang ia sudah duduk di sofa setelah memindahkan Dom ke kamar.

" Rana mengajak Dom buat bantu Ayah, ada penghianat yang....."
Rana menceritakan semuanya. Ia tak akan bisa berbohong jika sudah menghadapi Ayah, Clause, atau Naga.

" Rana, Abang tau kalah kamu khawatir sama ayah kamu. Abang bisa ngerti. Tapi kadang kala biarkan orang dewasa yang mengatasi semuanya. Bukan Abang nggak percaya sama kamu Rana. Tapi di usia kamu Ego masih jadi prioritas utama. Jadi, lain kali jangan nekat. Turuti apa kata Ayah kamu. Paham?"
Naga menghela nafasnya saat melihat Rana hanya menunduk sejak tadi. Naga tau Rana masih merasa bersalah.

" Jadi maksud Abang, Rana masih kecil? Maka dari itu Rana masih egois tanpa  memikirkan segala sesuatu yang akan datang begitu? Asal Abang tau. Tanpa Rana, ayah dan lainnya akan Masuk penjara. Rana terpaksa bang! Rana nggak mau mereka tertangkap polisi. Menurut Abang kenapa tadi para polisi itu nggak jadi Dateng? Itu karena Rana mengecoh mereka. Apa Abang kira semua itu karena Rana Egois? Ya memang Rana Egois. Membiarkan kita berdua celaka demi menyelamatkan banyak orang. Rana ngantuk. Permisi. Semoga Dom cepat sembuh. Dan maaf udah ngelibatin Dom dalam masalah ini.  "
Jawab Rana. Dengan cepat ia mengambil tasnya lalu pergi meninggalkan Apartemen Dom.

Sedangkan Naga masih duduk membatu di tempatnya. Karena Emosi dan tidak terima adiknya terluka. Ia menyakiti perasaan Rana. Walaupun tidak ada niatan untuk berkata seperti itu.

🍁🍁🍁

Segini dulu ya? Besuk di sambung lagi 😘😘  sorry typo bertebaran 🙊

Jangan lupa vote ya... Ada bonus nih buat penggemar babang Dominic 😁.

Bad NerdOù les histoires vivent. Découvrez maintenant