"Kamu tuh ya. Ini apartemen apa kandang ayam?"
Tanya Ayahnya. Rana hanya nyengir saja. Ia pun buru-buru membersihkan apartemennya. Semalam ia begadang sambil makan snak dan bungkusnya belum ia buang.

" Sini duduk. Ayah mau ngomong"
Chris menepuk sofa di sebelahnya. Rana menurut ia duduk di samping ayahnya.

" Begini, kamu tau kan ayah akan menikah dengan bunda? Nah, bunda minta buat kita satu rumah lagi. Kamu mau kan? Ayaj juga menyuruh Clause untuk menghandele Death Hole. Jadi ayah akan berhenti dari death hole sementara"

" Hem, Rana sih ikut aja. Kanjeng Ratu kan nggak bisa di bantah"

" Kamu benar. Dan walaupun ayah sudah punya anak sendiri. Ayah akan tetap menyayangi mu seperti dulu. Jangan pernah ragukan itu"
Rana mengangguk mengerti.

" Rana ngerti. Makasih sudah sayang sama Rana"
Mereka pun berpelukan dengan kasih sayang.

" Hem, anak ayah sudah dewasa sekarang"
Ujar Chris matanya sudah berkaca-kaca.

" Hey, kenapa ayah cengeng sekarang? Rana nggak suka ah. Ya udah Rana mau masak makan malem. Ayah istirahat aja"

" Oke sayang"
Rana pun beranjak pergi. Sedangkan Chris terlelap di atas sofa.

🍁🍁🍁

Selepas makan malam Chris dan Rana bersantai sambil melihat TV. Jam juga baru menunjuk kan pukul 9 malam.

Tiba-tiba saja Chris mendapat telephon lalu mengangkatnya dan berjalan ke balkon.

Rana mengenyitkan dahinya saat mendengar Chris mengumpat keras. lalu buru-buru masuk dan menyambar jaketnya.

" Ayah! Ada apa?"

" Ada penghianat yang membocorkan transaksi malam ini. Ayah pergi. Kamu di rumah saja"
Ujarnya lalu pergi. Rana was-was. Yang namanya Rana nggak mungkin dia diam saja. Ia buru-buru mengambil handphonenya lalu menghubungi Dom.
Hanya dia yang ada di fikiraannya kali ini.

" Halo, dimana Lo? Ketemu di basment. GerCep!"
Ujar Rana tanpa menunggu balasan Dom. Ia buru-buru memasukkan laptopnya,Hp, dompet kunci mobil, topi, topeng, tak lupa pistol, peredam suara dan masker. Semua ia masukkan ke dalam ransel hitamnya. Tanpa mengganti baju. Ia hanya memakai jaket hitamnya lalu keluar apartemen dengan berlari. Beruntung Rana bertemu Dom di dalam lift. Ia lalu melempar Kunci mobil ke arah Dom.

" Kenapa?"

" Nggak usah banyak tanya. Ikutin gue. Lo yang nyetir!"
Tegas Rana. Tanpa banyak tanya Dong mengikuti Rana memasuki mobil yang di menangkannya waktu itu.

" Kanan, Arah Bandara nggak di pakai"

" Yang dekat hutan itu?"
Tanya Dom memastikan.

" Ya"
Rana menceploskan rambut panjangnya lalu menyembunyikannya kedalam topi hitamnya. Tak lupa ia memakai masker hitam serta kacamata yang bisa menembus kegelapan. Kacamata itu juga bisa memindai bentuk wajah meski tertutup topeng atau masker. Ia juga memberi topi dan masker yang sama pada Dom.

Kini ia juga sudah memangku laptopnya lalu menyalakan GPS yang terpasang pada Gege yang sedang di pakai Ayahnya.

" Shit! Mereka berjumlah 40 orang dan pihak kita hanya separuhnya"

" Maksudnya?"
Tanya Dong bingung.

" IQ Lo tinggi tapi bodoh, malam ini transaksi gagal. Ada penghianat di Death Hole! Dan bokap gue lagi menyusul kesana tanpa senjata! Gue mencoba mencari keberadaan mereka dari sini"
Mudah saja bagi Rana menebak siapa lawan ayahnya, Gold Eagle. Sebuah organisasi gelap yang mengedarkan Narkoba dan memperdagangkan senjata ilegal. Sama seperti Ayahnya. Namun mereka licik. Mereka menjebak Death Hole dan membocorkan transaksi malam ini pada polisi.

Bad NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang