My Doctor And I |part 11|

2.7K 86 2
                                    

Matahari telah terbenam dan sekarang sudah pukul enam malam. Kara akhirnya bangkit dari tempat tidurnya setelah ia berleha-leha tadi.

Akhirnya Kara memutuskan untuk men-share location nya terlebih dahulu dengan tujuan ia malas mengetik alamat atau nama apatement yang ditempatinya pada Niel. Lalu setelahnya ia memutuskan untuk mandi, sekitar 15 menit ia berkutat dengan alat-alat mandinya akhirnya dia pun selesai menjalankan ritual mandinya.

Kara berjalan menuju lemarinya, saat sampai di depan lemarinya dan membukanya dia menimbang-nimbang pakaian apakah yang akan dipakainya. Akhirnya pilihannya jatuh pada sebuah dress selutut berwarna biru langit dengan motif bunga-bunga dan kupu-kupu dibagian bawahnya. Dan mengenakan flat shoes berwarna putih

Lalu Kara berjalan menuju meja riasnya, memoleskan sedikit bedak di wajahnya dan liptint di bibirnya dengan tipis memberi kesan natural. Sungguh, Kara dianugerahi oleh wajah yang sangat cantik sekalipun ia tidak memakai make up. Lalu Kara meraih sebuah kalung yang berbandul bintang dan memakainya. Kalung ini tidak pernah dia lepaskan sejak ia kecil kecuali saat dia mandi, sekalipun Kara tidak ingat siapa yang meberikan kalung ini padanya, tapi Kara berpikir mungkin kalung ini bisa membantunya mengingat sedikit saja agar ingatan masa kecilnya kembali atau setidaknya dia bertemu orang di masa lalunya dan orang itu bisa membantunya mengingat masa kecilnya.

*anggep aja kalungnya kayak begitu

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

*anggep aja kalungnya kayak begitu

Sungguh betapa Kara ingin ingatan masa kecilnya kembali. Bahkan Kara mau menjadi dokter karena ia ingin ingatan masa kecilnya kembali. Dulu, dia fikir amnesianya bisa sembuh hanya dengan obat-obatan. Tapi ternyata dia harus mendapatkan bantuan dari orang-orang yang berada di masa lalunya, tapi siapa?

Lalu terdengar bunyi dari IPhone nya, ia melihat nama Pangeran Kodok tertera dilayar ponsel pintarnya itu. Lalu Kara men-slide layarnya, pertanda ia mengangkat telepon dari Niel

"Halo" sapa Kara

"Halo, aku udah nyampe di lobi nih. Turun. gece" ucap Niel

"Iya-iya tunggu bentar" ucap Kara

"Hm, GPL alias Gk Pake Lama" ucap Niel

"Iya aku tau. Gak bakal lama kok" ucap Kara

Beberapa menit kemudian, Kara sudah sampai di hadapan Niel. Hari ini Niel tampak tampan walaupun hanya dengan pakaian santainya, Niel tampak mengenakan celana jeans selutut dan kaos yang kontras dengan kulitnya yang berwarna putih, tidak lupa sepasang sepatu sneakers putih yang melekat di kakinya. Sederhana memang, tapi Niel tampak begitu tampan walau hanya mengenakan pakaian sederhananya.

"Heh, ngeliatin aku aja kamu. Terpesona ya" ucap Niel

"Idih kagak ya, aku cuma mengecek penampilan kamu, siapa tau kamu make baju kayak orang gila, ntar yang ada diusir satpam kita" ucap Kara

"Sembarangan kamu kalo ngomong" ucap Niel

"Biarin" ucap Kara

"Jadi pergi gk?" Tanya Niel

"Jadilah" jawab Kara

"Yaudah ayo" ucap Niel lalu langsung berjalan meninggalkan Kara menuju mobilnya, sedangkan Kara hanya bisa menyusul Niel dengan langkah yang sedikit berlari. Sungguh, apalah daya dia saat Niel berjalan cepat dengan langkah yang lebar? Kakinya yang pendek ini tak mampu untuk mensejajarkan langkahnya dengan Niel

Niel sudah menunggu di depan mobilnya sambil menyandarkan tubuhnya pada mobilnya. Saat Kara berhasil sampai di hadapan Niel dengan napas yang sedikit tersenggal-senggal, Niel justru meledeknya.

"Lelet amat sih jalannya. Makanya, punya kaki tuh jangan pendek pendek banget" ucap Niel. Sumpah ini Kara yang kependekan atau Niel yang ketinggian? Tingginya 165 cm kok. termasuk tinggi kan?

"Au ah, udah ayok berangkat" ucap Kara

Lalu mereka memasuki mobil sport milik Niel. Saat di perjalanan, Kara memikirkan bagaimana cara membalas Niel. Sungguh dirinya tak terima dikatai pendek. Hell! berani-beraninya Niel mengatainya seperti itu. Hingga suatu ide cemerlang muncul di kepalanya. Dia sudah tau bagaimana cara membalas Niel

Sekitar 30 menit kemudian, mereka sudah sampai di pusat perbelanjaan terbesar dan ternama. Setelah Niel memberikan kunci mobilnya pada seorang palet

Mereka mulai memasuki pusat perbelanjaan itu dan ya Kara sudah merencanakan rencana pembalasan dendam atas yang telah Niel ucapkan padanya bahwa dia pendek.

Akhirnya mereka memutuskan untuk menonton bioskop terlebih dahulu. Mereka berdebat menentukan pilihan film yang akan mereka tonton. Niel ingin menonton film action sedangkan Kara ingin menonton film horor dan tentu saja keinginannya untuk menonton film horor karena dia memiliki maksud terselubung yaitu balas dendam. Rencananya Kara akan mengguyur Niel dengan popcorn yang sudah dibelinya. Dan ya, Kara berhasil menjalankan misi pertamanya dan tentu saja hal ini berhasil membuat Niel kesal setengah mati pada Kara.

Lalu Niel dan Kara memutuskan melanjutkan dengan berbelanja ralat lalu Kara memaksa Niel. Kara belanja banyak hal sedangkan nanti yang membayarnya adalah Niel. Saat sedang berbelanja ada seorang wanita cantik nan sexy menyapa Niel

"Niel! ya ampun ini beneran kamu? Ih aku kangen banget lho sama kamu. Semenjak kita putus, kamu gak pernah keliatan" cerocos wanita itu yang ternyata adalah mantannya Niel. Hal ini membuat suatu ide cemerlang menghampiri Kara

"Eh iya ini beneran gue, Cleo" ucap Niel yang diketahui perempuan itu bernama Cleo

"Sayang, ayo ih, malah CLBK-an lagi. Ini anak kamu pengen liat sepatu katanya biar dilempar ke mantan yang suka ganjen" ucap Kara sambil merangkul lengan Niel

"Apaan sih Kar" ucap Niel

"Ih liat nih nak, ayah kamu masa lupain mama karena ada mantannya" ucap Kara dengan tampang sok sedih

"Mbak istrinya ya?" Tanya cleo

"Buk-" ucap Niel terpotong

"Iya. Makanya mbak gak usah sok ganjen sama suami saya" ucap Kara lalu langsung menarik Niel. Katakanlah dia keterlaluan tapi bukannya merasa bersalah Kara justru merasa senang

"Kara kamu apa-apaan sih?! Maksud kau apa hah?!" Tanya Niel sedikit membentak

"Sorry sih. Aku gk niat, emang jiwa iseng aku lagi kambuh" ucap Kara sambil cengar-cengir

"Tetep aja kamu gak berhak!" Ucap Niel

"Iyadah, iya. Kan aku udah minta maaf. Gini deh sebagai gantinya kamu mau aku masakin sesuatu gak ntar?" ucap Kara

"Hufttt, yaudah. Kalo gitu ayo ke kasir kita bayar semua belanjaan lu" ucap Niel

"Bukan kita tapi kamu" ucap Kara

"Iyadah iya" ucap Niel

Setelah membayar semua belanjaan Kara, mereka langsung menuju apartement Kara. Lalu mereka langsung menuju dapur setelah meletakan semua belanjaan Kara di ruang TV pada Apartemen Kara terbilang luas.

Niel duduk di meja pantry sedangkan Kara sedang menguncir rambutnya bersiap untuk memasak. Saat Kara sedang menguncir rambutnya, mata Niel tertuju pada satu objek yang tak sengaja ditangkap oleh indra penglihatannya, dan objek itu sungguh membuat dunianya seketika berhenti berputar. Objek itu adalah kalung yang dipakai Kara. Kalung itu. Dia sangat mengenal Kalung itu

Tbc

My Doctor And IWo Geschichten leben. Entdecke jetzt