Blue

38 5 0
                                    

• • •

"Orang sepertimu, pasti tidak pernah merasakan ditolak oleh seorang lelaki ya?"

Aku menghentikan kegiatanku, untuk sekedar menatap perempuan berambut coklat panjang yang sibuk menata lembaran laporan di hadapanya.

"Kenapa berpikir begitu?" Aku mulai menanggapi.

"Banyak yang bilang, kalau kau begitu cantik semenjak kecil. Dan saat sudah dewasa seperti ini karirmu juga begitu bagus. Aku rasa tidak ada alasan untuk seseorang menolakmu."

Aku tersenyum kecut, cantik dari kecil katanya? Wah! aku akan merasa sangat puas jika itu memang terjadi.

"Tidak seperti itu, kau tahu? Seseorang perlu waktu untuk mengubah dirinya." Aku kembali melanjutkan pekerjaanku, menandatangani beberapa berkas penting yang terletak diatas meja. Karir bagus yang diucapkan Arin mungkin dapat dibenarkan.

Kenalkan, aku Vey. Biasa begitu, jika orang memanggilku. Seorang perempuan berusia 26 tahun yang saat ini menjadi salah satu manajer dari agensi yang menaungi banyak artis terkenal.

Bahkan beberapa artis yang di didik di bawah perusahaan dapat melakukan debutnya di negara lain. Cukup mengagumkan untukku, tentu saja. Mengingat tidak mudah untuk mencapai posisi ini.

"Tidak perlu merendah." Arin mencibir, dan aku menganggapinya dengan tawa mengejek.

Tidak pernah ditolak lelaki ya? Kenangan bagai sebuah film lama yang kembali berputar, kini memenuhi seluruh kepalaku.

Mana yang harus aku ceritakan lebih dulu? Sepanjang masa sekolah, kisah percintaanku benar-benar buruk. Awal aku mulai mengenal perasaan 'menjijikan' tapi indah yang biasa orang sebut sebagai cinta, dimulai sejak aku duduk di bangku sekolah menengah pertama.

Bukan perasaan yang serius, tentu saja. Tapi, sungguh menjengkelkan jika harus kembali mengingatnya. Tiga tahun perasaan itu bertahan pada orang yang sama, tapi dia selalu saja berakhir menjalin hubungan asmara dengan beberapa sahabatku! Bahkan sahabat yang begitu dekat, sampai kami saling mengetahui merek pasta gigi apa yang kami gunakan setiap harinya.

Baiklah, mari lewatkan kisah menyedihkan itu. Bagaimana jika aku ceritakan saja, tentang seseorang yang menjadi pertama kalinya?

Orang pertama yang menyatakan perasaan sukanya padaku?

Kisah ini, dimulai dari saat itu...
.
.
.
"Kau akan berjaga pagi ini, Vey."

Aku mengerucutkan bibirku. Tak masalah jika aku yang akan mengawas murid baru hari ini. Hanya saja, ada ulangan di kelas, dan terlalu sayang jika harus melewatkanya.

Oh! Jika kalian berpikir aku adalah murid teladan karena takut melewatkan ulanganku. Cepat tarik kembali pemikiran itu. Aku hanyalah seorang siswi dengan otak pas-pasan dan takut mengikuti ulangan susulan seorang diri, jika nantinya tidak ada teman untuk mencontek. Teman yang baik, mohon jangan ditiru. Walaupun aku yakin, diantara kalian ada yang bersifat iblis sepertiku.

Aku membenarkan letak kacamataku, memakai almamater dan berjalan melewati lorong kelas bersama anggota osis yang lain. Menuju ke lapangan tempat berkumpulnya para murid yang baru saja menginjakkan kaki mereka di sekolah menengah kejuruan.

Aku berdiri agak jauh di belakang barisan anggota osis yang lain. Menyapu setiap wajah yang jelas terlihat gugup diantara murid baru itu. Ah! Sekaligus mencari seseorang yang tampan, tentu saja.

Kelas 12 juga butuh yang segar-segar, menurutku. Mempunyai teman sekelas yang tidak waras, memang membuatku tertawa setiap hari, tapi tidak satupun yang tampan dari mereka. Mengundang rasa bosan juga. Hei! Aku bercanda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Blue [Oneshoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang