Chapter 46

3.2K 292 9
                                    

Gue mengerjap-ngerjapkan mata, dan mulai mengerutkan dahi saat mendengar suara gelak tawa dari seseorang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gue mengerjap-ngerjapkan mata, dan mulai mengerutkan dahi saat mendengar suara gelak tawa dari seseorang. Gue mulai membuka mata dan melihat sosok Hyunra yang tengah berdiri di samping ranjang yang sedang gue tiduri.

Hyunra menatap gue rendah dan tertawa atas kemenangan nya, "gue belum puas," bisik Hyunra. Lagi-lagi dia tertawa, gue benci.

"mana keluarga gue..?!" bentak gue.

Hyunra menatap gue lalu tersenyum miring, "keluarga lo gaada yang peduli. daripada lo sendiri, mending lo mati aja."

"biar gue bantu," lanjut nya.

Gue menggeleng, "mereka nggak kayak gitu. dimana mereka? lo jangan main-main ya hyun sama gue?" kata gue.

"mereka udah mati di tangan gue, jadi sekarang tinggal lo yang nyusul mereka. gimana?" ujar nya sembari terus menatap gue tajam.

"gue nggak percaya."

Hyunra berdecak, dia langsung mengeluarkan ponsel dari saku celana nya. "nih, lo perlu bukti kayak nya." Hyunra langsung menyodorkan ponsel nya ke depan muka gue.

Mata gue membelalak sempurna, gue menutup mulut nggak percaya, seluruh tubuh gue lemas. Gue menggeleng-gelengkan kepala, "itu bukan mereka!"

Foto yang hyunra tunjukkin itu sama sekali bukan keluarga gue, iya, keluarga gue masih hidup. Mereka nggak mungkin ninggalin gue. Apa maksud semua nya? Gue mengacak-acak rambut frustasi, hingga tanpa sadar benda tajam itu menusuk perut gue dalam.












































"AAAA..!!" Gue langsung terbangun, napas gue nggak beraturan. Banyak keringat yang keluar dari tubuh gue, mimpi tadi kerasa nyata buat gue. Gila.

Gue langsung meriksa bagian perut gue, mata gue membelalak kaget saat mendapati pisau dalam mimpi itu masih menancap di dalam perut gue. Bercak darah yang ada di sekitar buat gue yakin kalo semisal nya yang tadi itu bukan mimpi, tapi kenapa gue sama sekali nggak ngerasa sakit.

Gue memegang pisau nya hati-hati, gue berniat mencabut nya dari dalam perut gue. Dalam hitungan ketiga gue bakal pelan-pelan cabut pisau nya.

"sayang, besok-besok nanti kamu belanjain aku lagi, ya?" ucap seseorang yang lewat di depan kamar gue, dan gue baru sadar kalau ternyata kamar inap gue pintu nya terbuka.

"iya sayang.."

Gue terdiam, buru-buru gue mendongak dan melihat siapa dua orang itu. Lagi-lagi gue buat kaget, gue menggelengkan kepala nggak percaya, itu bukan mingyu kan?

Perjodohan Kuno✅Where stories live. Discover now