Susan sedikit kaget melihat Alika yang tiba-tiba bangkit dari duduknya. Teman-teman cewek itu menatapnya tajam tapi tak membuat nyali Susan ciut. Ia tantang menatap tajam cewek itu. Jujur saja, ia masih sakit hati plus iri kepada Alika. Karena apa, karena ia lebih leluasa berdekatan dan mendapat perhatian khusus dari Raja, sosok cowok yang diidamkannya. Sedangkan Susan tak diacuhkan sama sekali, bahkan ia sudah mau menyatakan perasaannya terlebih dahulu. Tapi apa, cowok itu menolaknya mentah-mentah.

"Satu sekolah tau kali lo sama Raja pelukan dan bahkan ciuman. Foto lo udah tersebar di Mandala News!" cerca Susan.

"Jangan sembarangan lo ngomong tentang teman gue!" tukas Claudia.

"Gue ngomong fakta. Teman lo seorang pelakor."

"Mulut lo ya!" Silvia yang hendak bangkit ditahan cepat oleh Alika. Bisa bonyok muka penuh bedak punya Susan itu nanti jika cewek ini ngamuk.

"Sil jangan nambah masalah." Flora memperingatkan.

Alika mengepal kedua tangan disamping roknya menahan emosi. "Lo punya bukti gue ngelakuin itu?" ucapnya berusaha santai.

Alika tak takut dengan Susan. Ia hanya takut dan cemas bagaimana jika pihak sekolah tau kabar miring ini. Apalagi sampai masuk BK. Fix ini masalah besar.

"Punya!" jawabnya ngegas. "Semua orang punya! Lo liat!"

Ia menyodorkan ponselnya kearah Alika.

"Dasar gak tau malu." Susan geleng-geleng kepala sambil menghujat. "Gini nih yang jadi murid kesayangannya pak Suryono, cih!"

Alika menghela napas pelan berusaha sabar dan tenang. "Gara-gara lo." ujarnya dingin menatap Radit lalu berlalu begitu saja keluar kelas.

"WOI KENAPA KABUR LO? MALU NYA BARU SEKARANG?!" teriak Susan dan dua kacungnya yang tiba-tiba nongol lalu tertawa. Sedangkan yang lain berbisik bisik kecil membicarakan kebenaran foto yang beredar di akun gosip Mandala itu.

Fathur yang tidak tau apa-apa menoleh kearah Radit yang tampak binggung. Flora sudah berlari keluar mengejar Alika bersama Claudia. "Tanggung jawab maksudnya?"

Radit mengusap wajahnya kasar. Penyesalan melingkupi hatinya. Karenanya Alika harus digosipkan yang tidak tidak seperti ini.

Jika Raja tahu bisa habis nih gue, batin Radit menggerutu kesal. Bisa jadi samsak hidupnya Raja dia.

Dia berdecak lalu berjalan ke depan kelas.

"WOI!!! PERHATIAN SEMUANYA!" Teriaknya menarik perhatian seisi kelas. Fathur dan Silvia pun ikut maju ke depan.

Beruntunglah pagi ini guru tidak masuk kelas.

"HEH LO GENG MENOR! JANGAN KELUAR!"

"JANGAN ADA YANG KELUAR SEBELUM GUE SELESAI NGOMONG!"

Susan dan tiga temannya yang ingin keluar, dengan sigap ditahan oleh Silvia.

"Apa? Mau gue hajar?" Silvia melotot menggeretak melihat pergerakan geng menor.

"Apaan sih lo! Awas gue mau keluar!"

Geng menor masih ngerusuh ingin keluar. Sedangkan Fathur mulai paham dengan apa yang terjadi.

"Kalian semua coba diam dulu, Radit mau ngomong!" teriak Fathur menenangkan kondisi kelas. Setelah dirasa semua sudah mengunci mulut, barulah ia mempersilahkan Radit berbicara.

INTERMEZZO (End)Where stories live. Discover now