Pelurusan Masalah

25 9 0
                                    

<<<>>>

Jadwal yang sudah ditentukan Rivan betul terlaksana. Namun, untuk kali ini ia tak ikut latihan sampai selesai. Hanya sampai satu putaran musik drama dan tak sampai membicarakan evaluasi yang sudah menjadi kebiasaan saat selesai latihan. Karena, ia harus mengikuti rapat pengurus OSIS MAN 2. Ditambah lagi, ia tak bisa dan tidak diperbolehkan izin forum atau tidak mengikuti setiap pertemuan rapat. Karena, ia adalah salah-satu pengurus inti dari apa yang akan dibahas rapat kali ini. Ia ada wakil ketua pelaksana kegiatan lomba yang akan dilaksanakan dibulan mendatang yang merupakan agenda dan program kerja jangka panjang atau tahunan OSIS.
Mendengar hal itu, teman - teman Rivan kembali ragu akan perpindahannya. Diminggu kemarin, ia membeli buku LKS semester 2 ketempat pembelian buku diluar sekolah. Tiga hari lalu, ia mengikuti seleksi pasukan pengibar Indonesia. Dan dua hari mendatang, ia akan ikut seleksi perlombaan pramuka. Teman-temannya merasa dibohongi oleh perkataan Rivan yang akan pindah itu. Namun, Rivan tak mau salah sangka tentang teman-temannya. Ia langsung menjelaskan semuanya.
"Gue jadi wakil ketua pelaksana, dipilih semua anggota. Bukan kehendak dan kemauan gue. Gue juga, udah bilang mau pindah sekolah. Tapi, kata ketua OSIS. Ia bilang gampang, karena lo cuma wakil jika gue pindah, pasti ada penggantinya " Rivan menarik nafas dan kembali melanjutkan penjelasannya kepada teman-temannya.
"Gue ikut seleksi PPI, Pasukan Pengibar Indonesia. Itu kemauan gue, karena itu adalah seleksi untuk dikabupaten. Dan sekolah yang menjadi tujuan orang tua gue untuk memindahkan gue, masih wilayah dan daerah kabupaten yang sama. Kabupaten Bogor. Gak ada salahnya, gue ikut seleksi dan lolos ditahap sekolah untuk seleksi kekecamatan. Dan gue bisa tahu, bagaimana sistem latihan dan tata cara latihannya" Rivan menjelaskan itu dengan nada yang lumayan tinggi, agar bisa didengar semua teman-temannya yang ada dikelas dan agar tak ada salah paham diantara dirinya dan teman-temannya.
"Masalah keikut sertaan gue dilomba pramuka, itu wajib. Jika anggota pramukanya masih ada disekolah. Dan Pradana pramuka MAN, sudah menyiapkan cadangan buat gue".
"Soal perpindahan gue, ini baru rencana orang tua dan kakak gue"
"Do'akan saja, jika kalian tak ingin gue pindah" Rivan terus berbicara, sampai tak ada pertanyaan lagi dari teman-temannya. Rivan tak mau, dirinya dianggap sebagai pembohong yang membohongi teman-temannya akan masalah pindah  sekolahnya.
Respon dari Septi, Didah, Romah dan yang lainnya cukup singkat. Hanya menengadahkan tangannya dan melafalkan Aamin
....
Bisa dikatakan, mereka memang benar salah paham. Sikap mereka bagai trauma ditengah zaman yang penuh dengan kebohongan dan hoax. Dan Rivan yang menjadi korban ketraumaan mereka.
....
Teman-teman Rivan, berlatih dikelas tanpa kehadirannya. Dan Rivan melihat mereka diantara jendela-jendela kelas yang masih terbuka. Walau rapat OSIS-nya sudah selesai, Rivan tak langsung bergabung ketengah-tengah mereka. Karena, Rivan tau. Mereka sudah bersiap-siap merapihkan peralatannya masing-masing untuk berpulang dan membereskan tempat yang tadi dijadikanya sebagai tempat latihan.  Namun, Wildan dan Romah memerintah Rivan yang ada diluar kelas- besok untuk datang kerumah Putri.
"Besok itu, masuk jadwal latihan gue gak?" Rivan bertanya tanpa melihat mimik wajahnya Romah.
"Besok tanggal 10! Masuk tanggal latihan lo." Suara Lastri langsung bergema diruangan kelas, untuk menjawab pertanyaan Rivan
"Kalo masuk, ya tinggal kasih tau gue aja dimana latihannya"
"Besok jam 9 kerumah Putri, kumpul di Apotek Panjaungan"  Romah kembali meluruskan sikap Rivan dan Lastri yang begitu berbanding terbalik.
"Besok, ya!" Romah kembali berbicara dan membuat sikap Rivannya kambuh.
"Lo mau gue datang atau nggak?" Rivan bersuara dengan melirikan kepalanya perlahan menghadap Romah
"Iya, iya, iya".
Mendengar pertanyaan Rivan, Romah langsung paham kelanjutan dan maksudnya.

Roro Jonggrang dan Tipu Daya PencitraanWhere stories live. Discover now