Menuju Gladi

31 0 0
                                    

<<<>>>

Tobatlah
Ingatlah
Rasa yang terpanah

Setan sang pendusta
Iblis kan tersiksa

1000 candi yang berharga
Hanya 999 yang tertera

Dengan pekik koko ayam itu
Tersirat tanda tak mampu

Memintalah kepada Allah
Karena Allah-lah tempat kita mengadu dan menengadah

Setan hanya meperdaya dan menipu
Jin hanya memberi harapan palsu
Dan iblis hanya menyalurkan impian yang sugguh semu

Semua pemeran drama Roro Jonggrang, langsung kembali ketempatnya masing-masing setelah usainya peran para pemeran dan kata-kata dari Rivan yang berperan sebagai Bandung Bondowoso selesai diucapkan. Hari ini H-2 menuju pensi. Setelah  musik dan peranan selesai, otomatis semua pemeran menyesuaikan diri dan tak sedikit pula yang masih penasaran gerakan yang iya gerakan betul atau salah dengan memeragakan dan bertanya kepada temannya yang lebih tahu. Suasana kelas hari ini sungguh diselimuti suasana panas dan dingin yang menyerang diri semua para pemeran.
H-2 adalah hari khusus yang peran aksi dramanya satu persatu ditampilkan dan dilihat oleh semua siswa dan aksinya tanpa ada Rivan dan Lastri, karena merekalah yang meninjau dan mengamati gerakan semua para pemeran.
"Ko, Rivan dan Lastri kaya Ibu dan Bapak ya? Dan kita anak-anaknya yang sedang dipantau". Sudah tak biasa lagi, Lely terus memancing suasana gaduh dikelas jika mendengar kata atau melihat perilaku yang ganjil diantara Rivan dan Lastri. Namun hal ini, untuk kali ini tidak membuahkan hasil yang menimbulkan suasana gaduh dan cie cie an. Karena, ini berposisi ditengah drama yang sedang diputar dan diaksikan.
"Gerakannya jangan ada yang diubah lagi, oke?". Dari h-3 sikap Rivan kembali normal seperti biasa, tidak ada sikap dingin, tidak ada sikap pendiam, tapi sikapnya yang sekarang masih saja sama dalam hal mengancam tentang perpindahannya kesekolah kejuruan sekaligus menimba ilmu disalah satu pesantrenan yang dekat dengan sekolah yang akan ia tempati.
"Emang, Rivan mau kemana?" Kaffah bertanya dengan nada heran kepada Rivan yang disusul pertanyaan Putri
"Iya, mau kemana? Kan besok H-1 masa Rivan gak ada."
"Rivan, besok gladi dipanggung kan- Rivan harus ada, harus sekolah". Untuk Romah dan Via, sudah tidak asing lagi jika bertanya sekaligus memerintah kepada Rivan. Karena, mereka berdualah yang menjanjikan semua hal kepada Rivan- asal Rivan mau mengikuti dan mensukseskan pensi.
Tak lama, keadaan kelas menjadi hening setelah Via dan Romah yang bertanya kepada Rivan. Dan semua yang ada diruangan sudah jelas menatap Rivan yang sedang berdiri diatas meja.
"Besok, hari Jumat, gue mau ke sekolah baru gue". Rivan mengeluarkan kata yang berbarengan diikuti posisi duduk diatas meja.
"Emang, Rivan mau sekolah kemana?". Didah sang bendahara, dengan mata herannya bertanya kepada Rivan yang sedang duduk diatas meja.
"Gue ke SMK Adi Sanggoro  sekaligus pesantren didekat sekolahan baru gue. Dan besok, adalah daftarnya sekaligus survey lokasi keadaan sekolahan AS".
"Rivan, kan besok gladi dipanggung- semuanya yang masuk ke-10 besar. Kalo Rivan gak ada gimana?". Romah memotong pembicaraan Rivan dengan nada khawatirnya terhadap Pensi.
"Intinya, sekarang dan untuk besok dan besoknya lagi semangat latihannya, gerakannya jangan diiubah-ubah lagi. Besok gladi tanpa gue, pasti bisa!".
"Tapi gimana, Van?". Septi yang dari tadi nyimak pembicaraan semua yang berbicara, kali ini bertanya yang diikuti kerusuhan dengan pertanyaan yang dilontarkan kepada Rivan lagi.
"Ya, gladi tanpa gue. Cuma gladi kan? Tanpa gue juga gak akan berpengaruh, dan kalo mau- siapa pun boleh menggantikan posisi gue saat gladi. Soalnya, sore ini gue langsung kesana- kepesantrenan dulu, terus menginap dan pagi dihari Jumatnya gue langsung ke AS dan pasti pulangnya akan sore.

Ai ajuns la finalul capitolelor publicate.

⏰ Ultima actualizare: Mar 31, 2019 ⏰

Adaugă această povestire la Biblioteca ta pentru a primi notificări despre capitolele noi!

Roro Jonggrang dan Tipu Daya PencitraanUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum