empat ㅡ mori garden, roppongi.

4.5K 1K 113
                                    

//

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

//

roppongi dikenal dengan kehidupan malamnya.

jejeran pub dan bar terkenal menghiasi, tempat orang-orang tokyo melepas penat selepas pekerjaan di siang hari.

dikenal banyak kalangan internasional, juga diakui sebagai pusat budaya urban.

felixㅡyang hari-harinya bergelut dengan buku, hitungan, reaksi kimia, dan kertas laporanㅡseketika merasa menjadi lelaki paling cupu sedunia.

tapi changbin tidak membiarkannya menghampiri kelab-kelab itu.

melaju cepat, felix bahkan tak mampu mengintip luarnya.

tau-tau mobil melewati patung mamanㅡpatung laba-laba raksasa setinggi sepuluh meter, salah satu ikon daerah roppongiㅡdan berhenti, terparkir di kawasan mori garden.

"ayo turun."

changbin keluar dari mobil lebih dulu.

felix tak berharap diperlakukan bak ratu, langsung membuka pintu dan meloncat keluar dari mobil.

mori garden buka dua puluh empat jam, tapi nyaris pukul sebelas malam begini, suasananya jelas sepi.

changbin mengekori felix yang berlarian.

felix pernah kesini sekali saat musim semi dimulai, bertepatan dengan festival hanami.

dalam rangka liburan keluarga, felix dalam balutan kimono mengelilingi taman mori.

tapi suasana kala itu agak sesak, felix tidak mampu mengagumi mori garden dengan jelas meski keindahan sakura bermekaran tak luput dari jangkauan.

tapi suasana kala itu agak sesak, felix tidak mampu mengagumi mori garden dengan jelas meski keindahan sakura bermekaran tak luput dari jangkauan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"lampunya belum mati!" felix berseru riang.

"jam sebelas masih 28 menit lagi, lix," balas changbin, mendadak muncul di sebelahnya. "light up-nya bakal dimatiin jam sebelas."

mengangguk, felix memandangi bunga-bunga yang berkilauan.

uniknya taman ini adalah bagaimana di tiap bunga mekar akan ada lampu di kuncupnya, iluminasi khusus musim dingin yang membuat felix kegirangan.

belum lagi pohon sakura tua yang berusia ratusan tahun berdiri kokoh, sama menyilaukannya.

butir salju berjatuhan, bersarang di helai-helai rambut felix.

nyatanya dingin suhu jepang tidak begitu terasa di balik balutan coat coklat muda yang felix kenakan, apalagi empunya sibuk putar sana-sini menikmati taman mori yang sepi.

felix anggap dia sewa taman mori hari ini, eksklusif hanya untuk dia dan changbin.

lampu-lampu taman bergantungan di atas tiang, changbin bersandar disana. mantel hitam gelap membuat rintik es terlihat jelas dan berkilap terkena pendar.

mata mengawasi felix yang sibuk memotret taman.

jarak hanya satu meter, changbin bisa lihat cengiran lebar felix.

"kak changbin! gak mau difoto?" tawar felix tiba-tiba. tangan kanan acungkan ponsel dengan semangat, changbin mau tak mau ikut tersenyum lebar.

"gak usah." changbin menggeleng. "gue gak suka foto."

"gak seru, ih, dasar tua," cibir felix, bercanda. "sini kak, ikannya banyak!"

hal bagusnya, mood felix membaik.

bocah impulsif satu itu bisa jadi super manis kalau hatinya tidak acakadut.

changbin melangkah, berdiri di sisi felix yang sibuk melongok pada kolam besar di tengah taman.

"tahun 2003, ada sepuluh ribu ikan dilepas di kolam ini, katanya mencerminkan keunikan roppongi hill," jelas changbin.

"kak, lo kayak tour guide." ikan berkecipak lucu, felix memekik, "pengen ngasih makaaan!"

yang lebih tua terkekeh pelan, mati-matian menahan hasrat mencubit pipi felix keras-keras.

felix bisa merasakan tatapan changbin menghujamnya, ia melirik lelaki itu. retina changbin fokus padanya, felix salah tingkah.

"kak!" seru felix. "kenapa liatin gue gitu banget, deh? gara-gara apa? ohㅡfreckles gue ya?"

mendelik, spontan felix menyentuh bagian bawah matanya, tempat bintik-bintik kecil berada.

"gue gak ngerti kenapa masih ada aja padahal gue udah berusaha pake krim! lagian cuacanya juga gak panas," keluh felix.

"terus kenapa kalo masih ada?"

"eh?"

"kenapa kalo frecklesnya masih ada?" ulang changbin. ia tersenyum kecil, menatap felix lembut. "mau ada atau gak freckles lo, lo tetep felix yang gue kenal. yang gue suka."

tulang pipi felix dielus sekali, pelan.

felix terdiam.

lagi-lagi kaku.

lagi-lagi kelu.

hati felix merapal. jangan jatuh. jangan jatuh. layaknya mantra, diulang berulang kali.

meski hanya berakhir menjadi sugesti.

meski perasaannya tetap tak terkendali.

pipi felix ditepuk ringan, changbin berujar, "you are my most beautiful someone, be proud of your self, okay?"

pelan tapi pasti, felix tau bahwa dinding yang ia bangun tinggi-tinggi antara mereka mulai rubuh.

//

untuk yang baca ini:

you're someone's most beautiful person, be proud of your self, okay?🌹✨

counting stars.Where stories live. Discover now