lima ㅡ kayekizaka dori, roppongi.

4.2K 1K 58
                                    

//

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

//

"kak, is it just me atau emang mobilnya tambah dingin, deh?"

felix meniup-niup tangan sendiri. diusak ke bahu setelahnya. begitu berulang kali.

changbin tertawa ringan, menekan tombol off untuk air conditioner dalam mobil.

"anget?" tanya changbin.

"mendingan, lah," sahut felix. "habis ini kita kemana, kak?"

"maunya kemana?"

"lah gimana sih kok nanya balik?!"

pundak changbin digebuk, changbin meringis, "liat aja setir gue beloknya kemana."

felix hendak menyahut ketika changbin tiba-tiba menggebuk dashboard kuat-kuat.

melotot kaget, felix menyentak, "kak changbin apaan deh kaget tau anjir!"

changbin menyeringai. "change of plan, gue tau kita mau kemana."

felix membalas dengan kernyitan di kening, merengut bingung. mobil masih melaju, changbin membelokkan arah ke kanan.

datangnya mobil mereka disambut jalanan tak terlalu ramai dengan banyak LED terpasang di pohon-pohon sekitarnya.

dari sini, felix bisa melihat tokyo tower yang tadi dia sambangi berdiri tegak menjulang, bersinar terang.

felix terperangah, menempelkan dahi di jendela, ingin melihat lebih dekat.

mobil changbin masuk lebih dalam, berjalan agak di pinggir pelan-pelan. sengaja, changbin ingin felix lihat lampu-lampunya.

pohon-pohon itu berdiri bercahaya, felix suka. suka sekali.

salju yang berjatuhan terkena pembiasan cahaya, hasil pancaran sinar di tangkai dan daun yang ada.

rasanya seperti keping bintang yang pecah.

"ini iluminasi musim dingin, cuma sampai tanggal 25 desember aja, jadi mumpung natal masih tiga minggu lagi, lo jelas harus liat ini," jelas changbin.

"gue tau!" memekik riang, felix tercengir. "ini kayekizaka dori, kan! katanya ada 1,2 juta lampu yang dipasang buat iluminasi musim dingin, gila keren banget!"

"pernah kesini?"

"enggak, sih. gue baca di google, kak."

"lo tuh sebulan di jepang ngapain aja? ngelamun?" celetuk changbin ketus, iseng. "mori garden gak pernah mampir, tokyo tower juga gak pernah. untung gue dateng seminggu lalu."

felix mencibir kesal, lanjut memandangi jalan sekitar.

deret toko masih banyak yang buka, beberapa sudah gelap dengan plang 'closed' di pintu.

kayekizaka dori ini memang bisa disebut jalan terbaiknya roppongi.

kafe-kafe berinterior ciamik dan butik terkenal berkumpul.

apalagi di musim dingin begini, jalan empat ratus meter yang juga penghubung roppongi hills dan pusat perbelanjaan roppongi ini disulap jadi super meriah bermodalkan jutaan sumber cahaya.

trotoar tidak sepi, puluhan orang nyatanya baru pulang dari kesibukan di siang hari.

melihat seorang lelaki berjalan buru-buru dengan map hijau tebal di tangan membuat felix mendadak teringat kalau laporan praktikumnya masih kurang satu.

changbin berhenti tiba-tiba dan felix turut batal melamunkan laporannya.

felix protes, "kak, kok berhentiㅡ"

"liat deh."

jari changbin menunjuk pohon tepat di sebelah mereka.

di antara ranting-rantingnya, berjejer lampu berbentuk hati. mungkin ada sepuluh, atau lima belas, felix tak tau.

mata felix sibuk membulat lucu, dan changbin tersenyum

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

mata felix sibuk membulat lucu, dan changbin tersenyum.

"kak astaga, iniㅡ"

anggukan sekilas. "secret heart yang dipasang, nyalanya cuma lima menit sekali tiap satu jam."

changbin melanjutkan, "they said if you had a chance to see it, something unexpected will happen."

"something unexpected?"

"gak tau." dua bahu changbin naik sebentar. "mungkin ini tanda lo bakal nerima gue kali, lix."

"berisik."

menekan tombol shutter kamera ponsel, lampu berbentuk hati dengan warna kebiruan itu terabadikan oleh felix.

"jalanan ternyata punya hati ya," ceplos felix. "kalo secret heart ini gue gak tau."

"iya, lix, yang gak punya hati tuh gue." changbin berceletuk asal sambil kembali menjalankan mobil. "kan hatinya lo ambil."

"ELAH KAK CHANGBIN APAAN SIH."

felix sibuk misuh-misuh sambil menunduk.

changbin tertawa. melirik felix, tatapannya teduh, lembut seperti biasa.

selembut suaranya saat berkata pada felix,

"you are the love that came without warning, you had my heart before i could say no."

//

mAAF INI CHEESY BANGET HSHHSHSH semoga gak cringe😔 btw makasih vote dan komen di chapter kemarin!!

aku sayang kaliaan, betah-betah sama aku yaaa 💙

changbin's quote in the last sentence cr to:

changbin's quote in the last sentence cr to:

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.
counting stars.Kde žijí příběhy. Začni objevovat