30. Communication

4.8K 522 55
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Trella terbangun ditengah malam seperti biasa. Ia melirik ke arah perutnya yang masih dipeluk oleh Ale, seperti biasa juga. Pria itu bernapas dengan teratur di belakangnya, dengan jelas Ale adalah pria yang mudah tidur dengan nyenyak—terlalu nyenyak malah. Trella menyadari, selama ia hamil dan tinggal dengan Ale, ia pasti terbangun sekali di malam hari untuk mengecek apakah pria itu ada di sampingnya atau tidak. Oleh karena itu, ketika ia tempo lalu melarikan diri ke apartemen Judith, ia tidak bisa tidur sama sekali.

Trella memutuskan untuk menyingkirkan tangan Ale dan bersusah payah bangkit berdiri. Tangannya meraih segelas air putih dan meminumnya separuh, kemudian ia melangkah menuju pintu yang ada di kamarnya yang sampai sekarang belum pernah digunakan.

Pintu menuju kamar calon bayi-bayi nya.

Trella mengintip sedikit. Karena ia cukup takut akan hal berbau mistis dan gaib, Ale membiarkan kamar calon anak-anaknya itu selalu menyala terang ketika malam hari walaupun tidak ada yang mengisi.

Trella menatap sekelilingnya. Tumpukkan kaleng cat yang belum dibuka, dua dus berisi box bayi yang belum Ale rangkai, lemari tempat berganti baju yang masih terbungkus, meja, dan bahkan dua boneka besar hadiah dari Freissy dan Elle yang sampai sekarang masih dibungkus rapi.

Trella menatap kakinya sendiri. Menyadari kamar calon anak-anaknya itu belum dilapisi karpet sesuai kemauan dirinya dan Ale. Mereka bahkan belum mencarinya. Semua lantainya masih sama, lantai marble seperti semua lantai di rumah itu.

Trella tiba-tiba memegangi perutnya.

Trella merasa lapar.

Perempuan itu menggigit bibir bawahnya pelan dan berjalan meninggalkan kamar calon bayi-bayinya itu. Menutup kembali pintunya dengan rapat dan kini melangkah menuju dapur. Trella mengoleskan selai kacang pada roti bakarnya dan sesekali bersenandung pelan. Selalu seperti ini, hatinya akan tiba-tiba senang ketika ia akan makan.

"Hmm pasti lebih enak kalau Ale mau makan roti bakar juga." Gumam Trella tanpa sadar.

Tiba-tiba salah satu bayi di dalam perutnya kembali bergerak dan seperti menyikutnya. Trella meringis kaget dan langsung memegangi meja pantry untuk menahan keseimbangannya. Ia mengelus perutnya sendiri dengan perlahan.

"Iya, ini Mama bikinin buat Papa kalian juga..." ucap Trella sambil menggerutu.

Trella membawa sepiring roti bakar untuknya dan Ale kemudian kembali ke kamarnya. Ia duduk di sedikit bagian tempat tidur Ale dan mencoba membangunkan pria yang tidur terlalu lelap itu.

"Le.." ucap Trella lirih.

"Le.."

"Le.."

"Ck." Trella berdecak kesal kemudian kini tangannya ikut bekerja sedikit menggoyangkan tubuh Ale.

Lingua FrancaWhere stories live. Discover now