14. Wedding Party

4.8K 561 145
                                    

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

"Kita semua langsung berangkat menuju hotel ya, baru nanti malam berkumpul di rumah." Ucap Om Rama dengan kencang.

Pesawat pribadi keluarga besar Lazuardi mendarat dengan selamat di Wina pada siang hari setelah terbang beberapa belas jam di udara. Semuanya keluar dengan tampang segar. Tentu saja. Pesawat pribadi itu memiliki tempat tidur untuk setiap penumpang, pramugari dan pilot pun khusus bekerja untuk keluarga ini.

Terkecuali Ale.

Ale harus memasang airbud dan juga bertukar kursi bersama sang ayah hanya untuk dapat ibunya rawat dengan baik. Perjalanan yang cukup lama tidak bisa membuatnya baik-baik saja. Demamnya jelas masih ada dan Ale harus berkali-kali kembali ke kamar mandi untuk memuntahkan makanan yang telah ia telan. Ia tidak bisa beristirahat sama sekali.

"Le, kamu nggak usah ikut ke rumah untuk ketemu Senna. Istirahat saja untuk hadir di upacara nanti." Ucap Eyang memutuskan.

Ale yang berjalan dituntun oleh Catur dan Kaisar hanya bisa merintih dan berkata pelan. "Gak apa-apa, Eyang. Ale mau dateng."

"Andi, cucu Papa yang ini kok batu sekali ya." gurau Eyang kesal pada ayah Ale.

"Ya Eyang juga keras kepala, don't you know?" jawab Stephanie menimpali.

"Nah kalau ini cucu Eyang yang paling menyebalkan. Sebelas dua belas kamu dengan Senna, Fan!" balas Eyang sambil menyentil pelan kepala Stephanie.

"Ale sakit kenapa, Om? dr. Yusri periksanya benar gak? Kok lama banget." kali ini Galan yang menimpali.

Ayah Ale hanya menghela napas. "Cuma kelelahan aja. Bahkan masuk angin pun cuma dugaan Freissy. Om juga bingung, Lan."

Sementara itu, Bunga terus menerus melihat ke arah Ale yang nampak sangat mengkhawatirkan. "Yang, aku periksa aja gitu Ale?"

Abi langsung tersenyum kecil. "Dasar khawatiran!"

"Eh, terus Senna jawab gak, Yang?" kali ini Bunga memutuskan untuk mengalihkan perhatiannya sendiri.

"Bales. Tapi gak ngirim foto."

"Lah?" lirih Bunga heran.

"Katanya nanti aja diliatin pas kita ke rumah."

"Ih lamaaa." Keluh Bunga.

Abi langsung terkekeh pelan dan mencubit pipi Bunga. "Sabar dong, Yang. Kan nanti malem juga kita ketemu Senna."

--------------------

Malam harinya, seluruh keluarga besar Lazuardi berangkat menuju rumah dengan mobil mereka masing-masing. rumah yang di maksud disini adalah rumah dengan ukuran yang cukup luas seperti villa Eyang di Puncak. Disinilah keluarga Senna menginap sampai seluruh acara pernikahan ini selesai.

Tidak ada yang sibuk.

Hanya para Om dan Tante yang ikut hilir mudik membantu Tante Lea dan Om Aiden sebagai salah satu pemilik pesta nanti. Eyang Kakung dan Eyang Putri sibuk menonton bersama para cucu yang lain. Terkecuali Ale yang memilih berada di halaman belakang dengan rokok dan sekaleng bir miliknya. Sakitpun tidak akan mempengaruhi dirinya untuk tidak mengkonsumsi semua ini.

Lingua FrancaOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz