20. Routine

6.2K 580 133
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ale?" bisik Trella di tengah gelapnya kamar.

"Le?"

"Ailean?" Trella kembali memanggil Ale, tapi tempat tidur bagian Ale kosong tanpa penghuni.

Trella kebingungan. Akhir-akhir ini semenjak ia tinggal bersama Ale, Trella pasti akan terbangun tengah malam setidaknya hanya untuk memastikan pria itu ada di sebelahnya. Tapi malam ini, untuk pertama kalinya Ale tidak ada. Membuat Trella tanpa sadar merasakan perasaan yang begitu tidak menyenangkan.

"Ale?"

"Le, kamu di kamar mandi?" tanya Trella sambil mengetuk pintu kamar mandi di dalam kamar mereka.

"Ale?" panggil Trella kembali, kali ini sambil mencoba membuka pintu kamar mandi.

Terbuka.

Trella langsung memasuki kamar mandi yang cukup luas itu dan menemukan Ale ada disana. Pria itu entah sedang apa, yang pasti tangannya bertumpu erat pada wastafel dan ketika Trella semakin mendekat, perempuan itu bisa melihat Ale yang berkeringat banyak.

"Kenapa, Le?"

Ale yang baru menyadari kehadiran Trella langsung tersenyum. "Kamu ngapain kesini?"

"Mau pipis." Jawab Trella berbohong.

"Oh yaudah."

"Kok yaudah sih, Le? Kamu keluar." Pinta Trella kesal.

Kamu keluar. Kembali ke kamar dan tidur di sebelah aku.—batin perempuan itu tanpa sadar.

"Kenapa sih? Pipis doang kan kamu?" tanya Ale heran.

Trella ingin menimpali, tapi kemudian perempuan itu menyadari tangan Ale yang menggenggam wastafel semakin erat. Membuat ia bingung dan juga khawatir dalam saat yang bersamaan.

"Ale, kenapa sih?"

"Kamu mau pakai toiletnya gak sih?" balas Ale dengan pertanyaan.

"Ngg.. Gak juga..." jawab Trella ragu.

"Kamu tidur lagi, La."

"Why?"

"Why not?" jawab Ale masih mencengkram wastafel dengan kuat.

"Kamu kenapa sih, Le?"

Ale menggeleng tidak ingin menjawab.

"Kamu masuk, duluan tid—" ucapan Ale terhenti ketika pria itu langsung tergesa melangkah menuju kloset dan menunduk memuntahkan seluruh yang ia bisa.

Trella tanpa sadar mengerutkan keningnya khawatir dan mengurut pelan tengkuk Ale. Membantu pria itu sebisa dirinya. "Kamu salah makan ya?"

Ale menggeleng setelah ia merasa mualnya sedikit membaik. Tubuh tingginya ia bawa kembali menuju wastafel dan kemudian membersihkan wajahnya sendiri. Dari pantulan cermin, Ale bisa melihat Trella yang masih mengerutkan keningnya khawatir. Tanpa sadar pria itu tersenyum.

Lingua FrancaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang