15. Please

5.1K 554 88
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Trella menatap Ale yang kali ini sibuk mengotak-atik HP nya. Pria itu sudah selesai meminum obatnya dan kini entah sibuk melakukan apa. Trella kemudian menunduk, tidak ingin sampai Ale tau bahwa ada anak kecil yang mendaftarkan diri sebagai penggemarnya bahkan sejak belum lahir. Tanpa sadar ia kembali mengelus perutnya. Berpikir apakah ia perlu mencetak foto-foto Ale agar anaknya tidak membuatnya seperti ini?

Kini Trella mengecek HP nya. Membaca jawaban sang supir yang siap kembali berangkat dari hotel menuju lokasi pernikahan Senna untuk menjemputnya. Kemuidan mata Trella berkeliling. Semua orang sedang sibuk berbincang sementara sang pengantin kini berjalan bergandengan berdua, entah akan kemana. Trella tiba-tiba ikut tersenyum. Lucu sekali. Ia mengenal sifat Senna dan Gika, dan melihat betapa keduanya terlihat cocok berdua membuat hati Trella ikut menghangat.

"Le, are you going somewhere soon?"

Ale langsung mengalihkan perhatiannya kini pada Trella. "No. I'm replying to some mails. Kenapa?"

"Bisa tempatin kursi ini? Gue mau cari dessert." Ucap Trella sambil berdiri dan memutar tubuhnya.

"Oh? Okay." Jawab Ale sedikit bingung dan mengangguk.

Ale melihat sekeliling dan ya, Senna dan Gika hanya menyediakan beberapa meja melingkar untuk tamu undangan menyantap makanan. Beberapa berdiri sambil menyesap minuman mereka dan beberapa duduk melingkar dengan orang-orang yang dikenalinya. Ia menyadari bahwa meja cukup penuh dan Trella mungkin hanya mengenal dirinya selain Senna dan Gika hari ini.

"Ale! Cut your workaholic ass off and mingle!" ucap Stephanie sambil menduduki kursi milik Trella tadi.

"I'm just doing this. Nothing much for you to protest, Kak."

Stephanie memutar mata malas. "Look around and maybe you could find some chic in the guest list."

"Nggak. I'm starting to feel nauseous again."

Stephanie tertawa kesal dan menepuk pipi Ale. "Le, lo sangat menyebalkan deh. Gak bisa dikasih tau juga."

"Don't mind me then."

Stephanie mengerutkan keningnya kesal dan menjawil pipi Ale sekencang mungkin. "I can't believe we're sharing the same blood ugh!"

Ale memekik pelan mencoba melepaskan cubitan dari kakak sepupunya itu sementara Stephanie terus mengoyangkan pipi Ale. Perempuan itu kesal. Tapi ia juga menyayangi semua adik sepupunya yang penuh drama dan menyebalkan. Kesal, tapi ia tidak bisa membenci mereka.

"Le.." lirih suara yang begitu familiar di telinganya.

Ale dan Stephanie langsung mendongak. "My chair?" tanya Trella pelan dengan dua ice cream cone di tangannya.

Ale langsung menoleh ke kanan dan ke kiri kemudian menyadari bahwa kursi di mejanya hanya ada dua. Satunya sudah Stephanie duduki.

"Lo duduk disini aja, La." Ucap Ale sambil berdiri.

Lingua FrancaWhere stories live. Discover now