Therapy shock untuk Riana

91 4 0
                                    

Kenapa Judul part ini gini ? suka suka saya ya hehehehe

Namanya penulis, suka suka aja intinya

Lanjuttttttt

Riana harus mengambil sikap.

Riana membuka ruang kerja suaminya. Ia bermaksud mencari bukti perselingkuhan Rama. Ia harus punya bukti jika Rama lebh dahulu selingkuh, ia tak rela hak asuh anaknya nanti jatuh ketangan Rama. Riana harus bisa mempertahankan putrinya nanti

Jika sudah saatnya tiba, Riana akan bicara kepada kedua orangtua dan mertuanya, supaya ia tidak dianggap istri yg durhaka karna meminta pisah dr sang suami

Saat ia membuka laci meja paling bawah, ia menemukan map berwarna biru. Ia ambil map itu dan membukanya diatas meja.

Map itu berisi kwitansi pembalian sebuah rumah. Tertera tanggal pembelian dua tahun lalu, atas nama Rama. Seingat Riana ia tidak pernah mengetahui Rama memiliki rumah lain selain yang ia tempati. Riana berpikir sejenak, lalu ia mencatat alamat rumah tersebut. Ia harus menyelidiki rumah ini dengan segera.

Semula Riana menghubungi Nina untuk minta ditemani, tapi Nina sedang sibuk karna sikecil sakit dan tidak bisa d tinggal.

Akhirnya Riana pergi dengan taksi menuju alamat yg di tuju. Riana sempat mencari tau keberadaan rumah yg akan ia selidiki, ternyata sebuah komplex perumahan elite.

Taksi yg ia naiki perlahan memasuki komplex perumahan yg lebih elit dr rumahnya selama ini. Di lihatnya di kwitansi rumah no.154 , tinggal tiga rumah lagi.

Sesaat ia melihat sebuah mobil yg tampak tidak asing, ya itu...itu mobilnya Rama,

"Pak, tolong lewati rumah itu, berenti agak jauh dikit ya." Pesan Riana pada supir taxi

Setelah taxi berhenti agak jauhan, Riana menatap kaca belakang , kearah rumah bernomer 154

Riana melihat Rama menghentikan mobilnya di gerbang depan. Ia menyaksikan suaminya turun dr mobil, jalan memutar dan membuka pintu penumpang. Riana melihat Meli keluar dr kursi penumpang dengan memeluk bayi, yah bayi. Rama mengajak Meli masuk kedalam rumah bernomer 154 itu.

Riana memejamkan matanya, pedih, perih jadi satu dalam hatinya. Harus dengan apalagi ia menahan diri, ingin rasanya ia datang kesana dan melabrak suaminya. Tapi kemudian ia ingat, ia sedang mengadung. Ia berkali kali menarik napas untuk menjaga kestabilan emosinya.

Jadi mereka sudah serumah ? Ya Tuhan .... inikah akhir dari cintanya ? Riana membelai perutnya yg buncit. Salahkan ia yg selama ini terbuai dan percaya Rama akan membalas cintanya, nyatanya sekarang ia harus terima kenyataan pahit dalam hidupnya.

Riana menghapus air matanya

"Pak , kembali pulang ya."

Riana mengemasi barang barangnya. Seharian ini ia berpikir, makin berpikir hatinya makin pedih. Tidak....ia tidak sanggup mendengar Rama meminta pisah darinya, biarlah Riana yg akan minta pisah lebih dulu. Sudah cukup perjuangan nya mendapat kan cinta sang suami, ia tidak akan lagi mau mengemis cinta pada Rama.

Riana mendengar pintu kamarnya terbuka. Ternyata Rama sudah tiba dirumah

Rama melihat Riana berkemas. Dahinya berkerut

"Kamu mau kemana Ri ?"

"Aku mau kerumah ibu."

"Kenapa ?" Rama memandang istirnya

Ya Tuhan...sanggupkah aku berpisah darinya Riana menggigit bibirnya

Rama melihat bening air di mata istrinya

"Ri, kamu kenapa ?" Rama memegang dagu istrinya supaya menatapnya

Riana membuang pandangannya

" Aku kangen ibu Mas, aku mau melahirkan di samping ibu."

Riana mengusap ujung matanya

"Terus aku sendiri disini ?"

Kamu bebas bersama Meli mas, tanpa perlu aku ganggu batin Riana

"Ini pengalaman pertama aku melahirkan Mas, aku perlu ibu disamping aku."

Rama menghela napas. Ia menatap Riana. Entah mengapa Rama merasakan istrinya makin menjaga jarak. Rama mengusap wajahnya dengan gusar

"Oke, kalau itu mau kamu." Rama berdiri dan melangkah keluar membawa tas Riana

Segitu sajakah ? bahkan kamu ga meminta aku untuk bertahan Mas ? Atau memang ini yg kamu mau Mas ?

Riana menatap ruang kamarnya. Kamar yg sempat memberi kebahagiaan yg indah walau sesaat.

==

Bahagiakah Riana berpisah dengan Rama ? tentu tidak. Semakin jauh semakin ia rindu dengan suaminya. Setiap malam Riana harus menangis membayangkan perpisahan ada di depan mata.

Tidak ada lagi pelukan hangat sang suami, tidak ada lagi usapan lembut di perutnya dari sang ayah untuk anak tercinta.

Riana selalu menolak jika Rama meminta ikut menginap. Ia selalu memaksa Rama pulang ke rumah dengan alasan jarak antara ke kantor dan rumah Riana terlalu jauh.

Riana harus membiasakan diri tanpa Rama, yah ia harus bisa. Namun tak di pungkiri saat rindu itu hadir, kembali ia menangisi nasibnya.

Jika Rama berkunjung , Riana bahkan sengaja lebih memilih pura pura tidur untuk menghindari Rama.

Rama merasa Riana menyembunyikan sesuatu, namun ia sendiri tidak tau apa.

Ia mengikuti kemauan Riana untuk tidak ikut menginap di rumah orangtuanya Riana.

Rama sengaja datang menjelang malam, supaya Riana tidak menyadari kedatangannya

Rama baru berani masuk ke dalam kamar setelah memastikan Riana tertidur.

Ia pernah mendengar bisa saja bawaan hamil yang membuat Riana membencinya.

Rama kadang menghabiskan waktu memandangi wajah istrinya yg terlelap.

Rama sering mendapati air mata mengering di pipi istrinya.

Tanpa Riana ketahui Rama sering menginap dan tidur di kamar tamu rumah orangtua Riana, namun saat subuh menjelang ia sudah kembali pulang.

Rama masih menduga duga sikap Riana hanyalah bawaan bayinya saja.

===

Alex jelas melihat perubahan pada diri sahabatnya, Rama lebih banyak melamun namun ia tidak berani terlalu ikut campur urusan Rama dan istrinya, karna itu bukan lagi urusannya.

"Kenapa lagi Ram, ada masalah ?"

"Entahlah Lex, aku pusing hadapi sikap Riana. Perasaan aku dia terus menghindar dari aku, entah kenapa."

"Elu yakin ga buat dia tersinggung ?"

Rama menggeleng antara mau menjawab tidak atau tidak tahu

"Meli masih suka hubungin elu ga ?"

Rama menatap Alex

"Maksudnya ?"

"Ya kemaren kemaren kan elu sibuk urus Meli sama Julian. Sekarang kan udah ada Sandi, apa dia masih suka hubungi elu di rumah ?"

"Sekarang sih udah ga. Semenjak Sandi kembali."

"Riana tau ga tentang hubungan elu ama Meli sekarang ?" cecer Alex

"Perasaan aku .....Riana tidak tau ya, kalau dia tau pasti dia tanya aku , ini engga ?"

Alex menghela napas. Bingung juga karna dia sendiri masih jomblo belum punya pengalaman urusan rumah tangga.

Alex aja bingung apa lagi saya pemirsaaa

hehehehehehe

smoga suka

Love Herni

Jakarta 11 peb 2019

Selepas magrib,

berhub saya ga magrib, saya lanjut lagi publishnya

RIANA - IN MY HEART (Ebook Ready)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang