Part 8 - Pertengkaran Pertama

38 5 0
                                    


Meli masih terdiam menatap Sandy. Mereka sudah sampai di parkiran apartemen.

"Aku ga ngerti apa maksud kamu, yg jelas aku ga bisa terima ini." Meli melepaskan cincin yg semula terpasang di jari manis nya dan memberikan langsung ke telapak tangan Sandy.

Sandy menatap cincin itu. Cincin yg sudah ia siapkan sekian lama

"Apa karna Rama , Mel ?" Tanya Sandy lirih

"Kamu sudah lama kenal aku San, kamu tau hubungan aku dan Rama sudah lama terjalin lama, terus terang aku ga ngerti maksud kamu tadi." Meli menggelengkan kepalanya

"Kalau Rama ga ada, kamu bisakan buka hati kamu buat aku ?" Sandy menatap ke dalam mata Meli

"Tapi sayangnya Rama ada, dia berwujud." Ketus Meli

"Kalau gini caranya kita ga bisa berhubungan Sandy, sekalipun hanya dalam pekerjaan." Meli melepas seatbeltnya. Sandy tersentak mendengarnya

"Apa maksud kamu Mel ?"

"Aku akan mengundurkan diri dari agency. Mungkin sudah saatnya aku menerima tawaran agency lain. Aku ga mau Rama berpikir aku selingkuh d belakang dia San, kamu tau aku cinta sama Rama. Jadi lebih baik aku pindah agency lain dr pd hub aku sama Rama bermasalah ."

"Hey....ga ..engga, kamu ga bisa berhenti gitu aja dari agency. Sorry atas yg tadi di café. Aku Cuma bercanda." Sandy memegang lengan Meli saat Meli hendak keluar dr mobil

"Apa ? Bercanda ? kamu serius ?" Meli menatap Sandy dengan mata membola

"He eh...iya aku bercanda. Aku sedang buat gossip supaya iklan kita selanjutnya booming kaya yg udah udah. Kan lumayan bonus dari Anggara." Sandy menatap Meli dengan jenaka

"Please, forgive me." Ucap Sandy karna dilihat Meli hanya terdiam

Meli menghela napas panjang

"Ihhh Sandy....." Meli memukul lengan Sandy, hingga Sandy mengaduh

"Kamu tuh ya, becandanya kelewatan, bikin aku sport jantung tau ga." Meli memegang dadanya lega

"Sorry....kamu mau kan maafin aku ?" Ucap Sandy dengan tatapan sendu

"Iya..iya..,tapi lain kali aku ga mau kaya gini lagi, ga lucu tau ga. Untung Rama ga datang, coba kalau dia datang, aku ga bisa bayangin marahnya dia."

Rama ? justru karna Rama datang atas info dari anak buahnya, hingga Sandy nekad melakukan aksi tadi

"Oke aku naik dulu, sampai jumpa besok." Meli membuka pintu mobil Sandy dan melangkah menuju lobi.

Sandy memandang kepergian Meli hingga Meli menghilang dari pandangannya

Akan aku lakukan apapun tuk selalu dekat dengan kamu Mel

Meli membuka pintu apartemennya, saat ia menyalakan lampu, ia tersentak melihat sosok kekasihnya sedang berdiri di balkon kamar.

Meli tersenyum dan melangkah mendekati Rama, dan memeluk tubuh Rama dari belakang

Rama menegang walau tau siapa yg tengah memeluknya

"Kangen say." Ucap Meli sambil menghirup aroma tubuh kekasihnya yg ia cintai

Rama melepaskan tangan Meli dan langsung berbalik menghadap Meli

"Aku melihat apa yang terjadi di café tadi." Ucap Rama dingin. Meli tersentak mendengarnya

" Kamu ada disana ? kapan ? kok aku ga tau ya ?" Meli menatap Rama bingung

"Ya kenapa ? sudah berapa lama kamu bermain api d belakang aku?" Otot Rama terlihat mengejang menahan emosi

"Maksud kamu ? Ooooo kamu salah paham sayang. Tapi aku suka kok kamu marah, kamu cemburu, dan aku suka. Itu tandanya kamu cintaaaa banget ama aku." Meli bermaksud memeluk Rama, namun Rama menahan lengannya yg sudah terjulur ke arahnya

"Jawab Meli !!! aku ga suka dipermainkan !" Rama berteriak lebh keras. Meli melihat raut wajah emosi kekasihnya.

"Aku akan jelaskan, please ... aku ga mau kamu emosi kaya gini sebelum dengar penjelasan aku. Oke ?"

Meli menuntun Rama duduk di sofa ruang tamu. Ia memandang Rama dengan senyum sumringah

"Rama sayang, kamu tuh salah lihat, tadi itu kami lagi buat gossip, supaya iklan aku dan Sandy bisa booming kaya kemaren kemaren, jadi itu ga bener2 kok."

Rama menatap Meli mencari kebenaran kata kata kekasihnya

"Kamu ga usah raguin aku sayang, sampai kapanpun hati aku, cinta aku Cuma buat kamu seorang."

Meli mengecup sudut bibir Rama

"Tapi aku tetep ga suka Mel, lihat dia cium kening kamu d depan orang banyak. Kamu itu milik aku, hanya aku yg boleh sentuh kamu, paham."

"Iya sayang aku paham. Kamu ga marah lagi kan ?" Meli memeluk Rama erat. Ia tidak meragukan lagi cinta Rama kepadanya

"Mel, bisa ga acara yg tadi jangan sampai masuk infotainment, aku ga mau ortu aku sampai tau, nanti mereka salah paham, kamu mau ya bicara sama agency kamu, supaya jangan di publikasikan." Rama mengecup kepala Meli

"Aku coba bicara sama manajer aku ya Ram."

"Harus Mel, lagi pula ngapain sih pake gossip gitu segala, selama ini kan iklan kamu laris manis, ga perlu pake gossip murahan gitu." Rama memainkan rambut kekasihnya itu

"Makanya Ram, sekali kali boleh donk aku kenalin ke kamu ke media, supaya mereka tau aku itu kekasih kamu, aku juga ga mau kamu d rebut wanita lain."

"Tapi kalau aku perhatikan Sandy itu menghayati peran banget ya, Kamu yakin say, dia hanya pura pura melamar kamu, bukan malah...."

Meli menutup mulut Rama dengan telunjuknya.

"Aku ga mau kamu curiga dan ga percaya sama aku, Aku aja selama ini percaya kok kamu kerja berdua dengan Riana."

"Hey...Riana itu inceran Alex, bisa d hajar aku sama dia berani deket deketin ceweknya."
"Tapi kalau Alex sih keliatan banget ya perhatian gitu sama Riana, kalau Riana kayanya biasa aja deh say." Meli menatap Rama

"Biarlah ngapain sih urusin urusan mereka." Rama mengabiskan malam itu menemani Meli, hingga malam Rama kembali pulang kerumahnya.

Tanpa mereka ketahui jika Sandy mash tetap tak jauh parkir dari apartemen Riana. Dia mendapat info jika Rama sedang berada di apartemen Meli.

Baru mulai naik ke titik masalah nih.......

J

RIANA - IN MY HEART (Ebook Ready)Where stories live. Discover now