Part 4 - Flashback pertemuan pertama, Inikah cinta ?

56 6 0
                                    


Part 4 – Flashback pertemuan pertama, inikah cinta?

Riana bergegas dihari pertama masuk sekolah supaya tidak terlambat. Bukan main senangnya dia masuk sekolah favorit ini. Tidak sia-sia dia tekun belajar di rumah, untuk bisa mendapat nilai tinggi supaya bisa bersaing masuk sekolah ini. Hari pertama di SMA, dia masih memakai seragam SMP.

Pagi itu dia sedang meneliti daftar siswa yg terpampang di depan pintu kelas. Ada 6 kelas untuk siswa kelas 1 SMA. Dia harus mencari di kelas manakah namanya masuk. Hari masih pagi, jadi belum banyak siswa yg datang. Saat ia sedang meneliti satu persatu. Tiba-tiba tubuhnya terdorong ke depan dan menabrak pintu kelas.

"Aduh," Riana mengaduh sambil memegang dahinya yang terbentur pintu.

"Ups sorry."

Riana menoleh ke belakang. Dilihatnya seorang anak yg mash memakai seragam SMP sepertinya. Tinggi, hidung mancung berkacamata.

"Maaf ya, aku gak sengaja, tadi terdorong sama org. Kamu gak apa-apa kan?" tanya orang itu.

Riana terdiam.

"Eh kening kamu terbentur ya, coba aku lihat." tanpa Riana bisa cegah, dia mengusap kening Riana. Kemudian wajah anak itu hanya beberapa centi dari Riana, sehingga Riana menahan napasnya.

"Gak luka'kan. Kening kamu gak apa-apa juga. Sekali lagi maaf ya."

Tak lama dia berlalu sambil tersenyum pada Riana. Sementara Riana masih terdiam memandang kepergian orang itu sampai ....

"Hey, lo kenapa? Kok kaya orang kesambet gitu?"

Nina menegur Riana yg seperti patung itu.

Tak lama Riana menghela napas sambil memegang dadanya.

Jantungnya berdebar keras sejak tadi, sejak laki-laki itu mengusap keningnya.

"Nin, gue jatuh cinta."

Nina hanya melotot.

"Serius lo ? Elo lagi gak mimpi'kan?"

Nina menggoyangkan telapak tangannya di depan Riana

"Ih, apaan sih lo."

Riana menepis tangan Nina.

"Lagian masih pagi udah aneh. Lo dapet kelas mana? Udah cari belum nama lo ada dimana?"

"Ini gue cari, nama gue masuk kelas ini."

Riana menunjuk namanya yg tertera di kertas dihadapannya.

"Gue kelas sebelah lo, noh di sono," tunjuk Nina.

Tapi saat Riana mengikuti telunjuk Nina, yg di lihatnya cowok yg tadi menabrak dan mengusap keningnya. Riana tersenyum sendiri. Cowok itu sedang berbicara dengan temannya yg lain.

Jadi Nina sekelas dengannya? Pikir Riana.

"Ye, kumat lagi lho senyum-senyum sendiri. Ayo cepet taro tas lo. Trus kita ke kelas gue. Temenin gue cari bangku."

Ke kelas Nina? Itu berarti?

Saat mengantar Nina ke kelasnya, Riana melirik orang yg tadi berkacamata itu. Dia sedang tertawa dengan temannya. Entah kenapa hati Riana berbunga-bunga. Inikah yg namanya jatuh cinta pada pandangan pertama.

Sejak saat itu Riana selalu semangat menemui Nina di kelasnya. Tentu saja supaya bisa bertemu orang itu. Ternyata orang itu bernama Rama Wijaya Baskoro. Riana tentu saja selalu mencari tahu tentang Rama. Semula Riana tidak berniat jujur pada Nina tentang perasaannya pada Rama. Tapi bukan Nina namanya jika tidak bisa segara tahu apa yg menimpa sahabatnya.

Nina sudah mengenal Riana sejak lama. Pas tahu sahabatnya jatuh hati pada Rama, Nina sering mengejeknya. Apalagi jika Rama lewat di depan mereka. Nina suka meledek Riana habis-habisan membuat Riana bersemu merah. Tak jarang Nina menceritakan hari-hari di kelasnya. Tentang Rama yg ternyata siswa yg pintar, Jago segala bidang pelajaran, dll. Bahkan sampai kisah cintanya dengan teman sekelas Rama yaitu Meliana Cantika.

"Mau ampe kapan sih Rin, kamu mandangi mereka. Ampe lebaran kuda juga mereka awet langgeng."

Nina sedang di kantin bersama Riana. Nina menghabiskan semangkok bakso. Sementara Riana memandang sepasang siswa-siswi yg asik bercanda berdua di kantin. Siapa lagi jika bukan Rama dan Meli. Bahkan tak sadar jika Nina mengambil baksonya sebutir.

"Aku udah seneng kok dengan begini Nin, kayanya gimana gitu kalau sehari gak lihat Rama."

Riana tetap tak mengalihkan pandangannya.

"Apa sih yg lo liat dr tuh orang. Gue rasa Meli deketin dia juga karna Rama pinter," celetuk Nina.

Riana menatap Nina.

"Ya sebenernya sih Meli itu pinter, tapi dulu. Sekarang dia banyak ijinnya karna ikut lomba model ini dan itu. Jadi gitu deh ketinggalan pelajaran. Dan Rama selalu siap menemani Meli, mendampingi Meli melalui itu semua. Jadi sebagai seorang sahabat yg sayang sama lo, gue rasa lo kudu stop ngarepin Rama ya. Lagian kaya gak ada cowok lain aja. Dari kelas satu ampe kita mau lulus bentar lagi, masih aja ngarep si Rama. Mending lo lirik sohibnya Rama si Alex noh. Yang gencar deketin elu. Ganteng juga kok orangnya."

Nina terkadang aneh dan sekaligs kasihan sama sahabatnya. Segitunya suka sama Rama, padahal Rama aja sama sekali tidak mengenal Riana. Kok bisa ya kaya gitu hati orang. Itulah jika cinta sudah menghampiri. Kalau kata Agnes monica kadang-kadang tak ada logika.

"Udah ceramahnya?" tatap Riana.

"Ceramah sih boleh, tapi gak pake makan bakso gue juga kali."

Riana melihat baksonya habis dimakan Nina.

"Hehehe mubajir dari pada lo  anggurin." Nina meringis.

Segini dulu ya....namanya juga flashback hehehehe

Publsih Ulang

9 okt 2020  15.32 WIB

RIANA - IN MY HEART (Ebook Ready)Where stories live. Discover now