Part 21 - Kesabaran teruji kembali

100 5 0
                                    

Tidak bisa di pungkiri perubahan itu ada. Rama mulai pulang malam lagi dengan alasan banyak kerjaan. Alex tidak bisa di mintai keterangan karna dia sendiri sibuk tugas keluar kota. Atau Rama sengaja supaya Alex tidak mengetahui perselingkuhannya dengan Meli.

Riana mengusap perutnya. "Anak mama tetap sehat ya, apapun yg terjadi kamu mash punya mama, sayang."

Riana tidak berniat sama sekali bertanya kepada Rama. Entahlah rasanya ia juga bingung mau apa. Lebih memilih diam, atau mungkin ia tak ingin mendengar kenyataan pahit ? Ia hanya mengingat nasehat Nina

"Inget elu lagi hamil, ga boleh stress dan punya pikiran macam macam ya, fokus ke baby, urusan Rama mau balik sama Meli atau selingkuh, tunggu sampai baby lahir, oke ?"

Waktu kunjungan Riana ke dokter, ternyata dokter yg biasa menangani Riana sedang cuti, dan ia di rekomendasikan ke dokter yg lain , masih kenalan dokternya juga , hanya dokter itu bertugas beda rumah sakit.

Dari pada menunggu dokter yg biasa kembali dari cuti, Riana memutuskan pindah rumah sakit sesuai petunjuk dokter kandungannya.

Riana baru saja turun dari rumah sakit, dan hendak menuju lobi rumah sakit. Saat melewati parkiran ia mengenali sebuah mobil milik suaminya.

Ya, mobil itu milik Rama. Ada apa Rama kerumah sakit ini ?

Riana baru saja hendak mendaftarkan dirinya ke ruang periksa, bertepatan dengan Rama yg keluar ruangan bersama Meli. Riana menyembunyikan tubuhnya. Ia melihat Rama berjalan sambil menggenggam telapak tangan Meli.

Tidak bisa dibayangkan bagaimana perasaan dia sekarang. Sudah sejauh mana Rama berhubungan dengan Meli, sampai sampai Rama bisa mengantar Meli ke dokter, sementara tadi pagi , saat Riana minta di temani, dia beralasan mau meeting ?

Riana tetap memeriksakan kandungannya. Dia bersukur baby nya sehat, bahkan sudah terlihat berjenis kelamin perempuan. Rasa kecewa terhadap suami tergantikan kebahagiaan melihat kesehatan janinnya.

Selepas dari rumah sakit, Riana main kerumah ibunya. Tentu saja Indah bahagia dengan kehadiran putrinya itu. Sampai menjelang sore Riana mash betah di rumah orangtuanya

"Sebentar lagi sudah mau tujuh bulanan ya, kita adakan pengajian disini apa di rumah ibu mertuamu Ri ?" Indah mengupas jeruk untuk dimakan Riana

"Disini saja bu, aku dah ijin sama mama nya Mas Rama untuk adain di sini. Dia setuju kok."

Pikiran Riana masih tertuju kepada suaminya dan Meli

Selepas magrib, Rama datang kerumah orangtua Riana.

Riana memilih berbaring dari pada menyambut suaminya.

Hatinya masih sakit mengingat kejadian di rumah sakit tadi pagi.

Rama memasuki kamar , dan mendapati istrinya sedang berbaring

Rama mengecup pelipis istrinya

"Hp nya kenapa ga aktif ? aku bel sejak sore tapi ga bisa bisa"

"lowbat." Padahal Riana sengaja tidak mau mencas hpnya.

Rama memeriksa tas istrinya. Dan menemukan buku periksa kehamilan

"Gimana kabar jagoan kita."

"Perempuan, bukan laki laki."

Rama mengernyit , ia bingung tidak biasanya Riana menjawab ketus

"Ooo, ga apa sih, laki laki atau perempuan yang penting dia sehat ya."

Riana memejamkan matanya.

RIANA - IN MY HEART (Ebook Ready)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum