+6 Diabaikan Itu Menyakitkan, Jadi Jangan Abaikan Orang Lain!

212 31 1
                                    


+6 Diabaikan Itu Menyakitkan, Jadi Jangan Abaikan Orang Lain!

.

.

.

Sepulangnya dari kencan dengan Kagura, Sougo mendapati seorang laki-laki yang cukup dibencinya tidur di tempat tidurnya. Dia ingin sekali menendang wajah laki-laki itu agar terbangun dari tidurnya. Tapi saat ini di rumah sedang ada kakak tercintanya. Sougo tidak mau kakaknya itu marah.

Lagi pula setelah apa yang terjadi hari ini, Sougo tidak mau merusak kebahagiaannya. Tunggu. Kenapa dia merasa bahagia?

“Sou… go?” panggil Hijikata yang baru bangun dari tidurnya melihat Sougo sedang memegangi dadanya. “Ada apa? Dadamu sakit?”

“Hah? Jangan samakan aku dengan dirimu yang sudah berumur, Hijikata-san!” jawab Sougo membuat Hijikata bangun sepenuhnya.

“Ooh…” Hijikata beranjak dari tempat tidur Sougo dan terlihat perempatan imajiner di pelipisnya. “Biar ku ingat kan, umurku hanya beda dua tahun denganmu!”

“Kau sering marah-marah, Hijikata-san. Itu membuatmu jadi lebih cepat tua.”

“GARA-GARA SIAPA AKU MARAH, HAH?!” bentak Hijikata tidak terima dengan perkataan Sougo. Tapi melihat Sougo yang sedang menatapnya datar, Hijikata menghela nafas untuk mengatur emosinya. “Bagaimana hari ini? Apa kau bisa membicarakan kutukanmu pada Yato Kagura?”

“Ah-” Sougo teringat kembali tentang kutukannya. Dia lalu duduk di pinggir kasurnya kemudian membaringkan tubuhnya. “Aku melupakannya.”

Hijikata menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia mengerti apa yang dirasakan Sougo. Jika sudah jatuh cinta, kadang kita melupakan hal yang penting.

“Apa karena kutukan ini sudah lama aktif, jadi tidak bisa dihentikan lagi? Kalau begitu, aku akan terus berubah jadi kucing seumur hidupku.” Gumam Sougo pesimis.

“Kau seperti bukan dirimu yang biasanya, Sougo.” Tegur Hijikata.

“Aku pun merasa seperti itu.” Jawab Sougo lalu menutup matanya dengan lengannya. “Aku tidak mengerti kenapa aku bisa seperti ini.”

“Kau seperti ini karena cinta. Karena cinta dapat membuat orang tidak menjadi dirinya sendiri.”

Itulah yang ingin dikatakan Hijikata. Tapi jika dia mengatakannya, mungkin Sougo akan kembali mengatainya dan membuatnya kesal. Jadi dia membiarkan Sougo untuk mengetahuinya sendiri.

._._._._._._._._._._._._.

Khawatir. Itulah yang dirasakan Souko saat melihat punggung Kagura yang pergi ke arah berlawanan dengannya.

“Aku yakin kau tau apa yang kurasakan saat ini.” Kata Sougo yang menyadari kekhawatiran Souko.

“Perasaan tidak nyaman, bukan?” tanya Souko lalu berbalik menghadap Sougo. “Sejak Kagura berharap hari ini untuk menjadi hari yang menyenangkan?”

“Apa kau tau sesuatu?” tanya Sougo menyelidik.

“Beberapa hari lalu ada sekelompok perempuan ingin melakukan sesuatu pada Kagura. Aku sempat menegur dan mengancam mereka. Aku yakin mereka tidak akan melakukannya. Tapi….”

“Tapi kau merasa tidak nyaman karena mungkin ada orang lain yang ingin melakukan sesuatu pada Kagura, begitu?” tanya Sougo lalu dijawab anggukan kepala Souko.

Sougo mengusap kepala Souko untuk mengangkat ke kekhawatiran adik kembarnya itu. Dia tau Souko bukanlah orang yang mudah khawatir. Tapi jika Souko mulai khawatir, maka adik kembarnya itu akan terus memikirkannya. Dan jika sudah seperti itu, Sougo pun akan merasakan apa yang dirasakan Souko.

A Good Day To Change+Where stories live. Discover now