+3 - Bahkan Seorang Sadis Pun Akan Terlihat Imut Jika dalam Wujud Kucingnya

358 38 3
                                    

+3 - Bahkan Seorang Sadis pun Akan Terlihat Imut dalam Wujud Kucingnya

.

.

.

Di kamarnya, Hijikata berbaring di atas tempat tidurnya sambil memandangi ponselnya yang menampilkan foto Souko. Dia ingin mengganti wallpaper ponselnya. Tapi entah kenapa berat rasanya untuk mengganti foto Souko dengan foto lain.

"Apa dibiarkan saja, ya?" gumam Hijikata. Dia melemparkan ponselnya ke samping lalu beranjak dari tempat tidur. Dia berjalan ke meja belajarnya dan duduk di bangkunya.

Walaupun pikiran Hijikata sekarang dipenuhi dengan rencana untuk menyatakan perasaan pada Souko, sebagai wakil ketua OSIS nilainya tidak boleh jelek. Apalagi sekarang dia sudah kelas tiga SMA. Dia akan menghadapi ujian masuk universitas dan menjadi mahasiswa.

Hijikata tiba-tiba teringat dirinya yang belum menentukan pilihan universitas. Padahal wali kelasnya saat kelas dua selalu menanyakan pilihannya. Tapi karena masalah kutukan itu dan masalah Sougo, Hijikata jadi belum menentukan pilihannya atau lebih tepatnya dia tidak tau mau kemana.

"Universitas kah..."

Hijikata menjadikan kedua tangannya menjadi sandaran kepala. Dengan punggungnya yang bersandar di sandaran kursi, dia memandangi langit-langit kamarnya sambil memikirkan apa universitas dan jurusan yang diinginkannya.

DRRRT DRRRT

Ponsel Hijikata yang ada di atas tempat tidurnya bergetar. Dia pun bangkit dari duduknya lalu berjalan ke tempat tidur dan mengambil ponselnya. Begitu melihat siapa yang meneleponnya, tanpa berpikir panjang, Hijikata segera mengangkat telepon itu.

"Halo? Souko?"

"Hijikata-san.... Maaf malam-malam begini mengganggu." Kata Souko dari seberang sana.

Suara Souko yang terdengar tepat di telinganya, membuat Hijikata menyentuh dadanya. Jantungnya berdetak tiga kali lebih cepat dari biasanya. Kesampingkan masalah tentang pilihannya. Saat ini Hijikata ingin menikmati waktu nya bersama Souko sebelum dia lulus.

"Tidak apa-apa." Jawab Hijikata. "Ada apa kau meneleponku?"

Hijikata mengontrol suara sebisa mungkin agar tidak terdengar senang karena bisa mendengar suara Souko sangat dekat.

"Aku dengar dari Sougo, katanya malam ini dia akan menghentikan kutukannya."

Mendengar Sougo yang akan menghentikan kutukannya, kebahagiaan yang dirasakan Hijikata seperti melayang pergi. Entah kenapa perasaannya menjadi... sedih?

Hijikata menggelengkan kepalanya. Jika apa yang dirasakannya takut dan khawatir, Hijikata mengerti alasannya. Tapi kenapa dia harus sedih? Apa karena dia tidak bisa melihat lagi wujud Sougo kucing yang luar biasa lucu, imut, dan menggemaskan?

'....'

Ya. Pasti itu jawabannya.

"Halo? Hijikata-san?" panggil Souko menyadarkan lamunan Hijikata.

"A- aku mengerti. Kau ingin aku menemani Sougo ke tempat Yato, kan?" tanya Hijikata yang sudah jelas jawabannya.

"Un! Terima kasih, Hijikata-san. Maaf selalu merepotkanmu." Kata Souko terdengar sungkan selalu meminta bantuan Hijikata. (Apalagi tadi siang dia sudah membuat Hijikata terpaksa mentraktirnya)

"Tidak usah dipikirkan. Kita kan sepupu." Jawab Hijikata. 'Lagipula aku juga menyukaimu. Jadi selama kau senang, aku tidak peduli kau repotkan.'

//Dasar Bucin

A Good Day To Change+Where stories live. Discover now