"Inget." Angguk gue, yang sebenernya gak tau mereka inget apa nggak. "Lo mau minta kado apa sama mereka?"

"Mau minta..." ia menggumam. "Mau minta kucing."

"Kucing?" Tanya gue. "Kan udah punya molly?"

"Tapi aku masih mau kucing." Jawabnya. "Kucing yang kayak punya temen aku, yang bulunya banyak."

"Kalo punya kucing, mau dinamain apa?"

"Hmm..." ia kembali menggumam. "Namanya..."

"—dot." Jawabnya; membuat gue lantas tertawa; suka asal.

"Yaudah, nanti gue bilangin ke mereka, lo mau kucing." Senyum gue. "Sekarang tidur, ayo. Besok jangan susah dibangunin ya."

"—meow." Timpal gue, kemudian menjawil hidunnya. "Ayo, tidur."

"Oke." Angguknya, "Meow."

"Night." Gue mengusap kepalanya. "I love you, boo. Sleep tight."

"Mm hmm." Gumamnya; yang mungkin setengah tidur sekarang. "Waf you."

Gue menerawang langit langit kamar yang sekarang gelap bukan main; kalo gue punya permintaan yang langsung dikabulin, gue juga bakal minta kita sekeluarga idup selamanya, Ka.

Tapi, mungkin nggak?

Pintu kamar perlahan terbuka; memperlihatkan seseorang disana, entah siapa.

"Luke?"

Gue mengernyit, calum?

Dia ngapain?

"Lu ngapain?" bisik gue, berusaha melihatnya dengan jelas tanpa bergerak; takut Kaka bangun. "Tutup yang rapet pintunya, nanti Kaka bangun lagi."

"Numpang wifi." Jawabnya singkat, kemudian duduk di sofa sebelah gue. "Sori ya, kemaren. Gue kelepasan mukul lo."

Bukannya lo emang begitu ya, kalo ribut dikit sama orang?

"Mm hmm." Angguk gue, yang udah tau sifatnya gimana. "Cal?"

"Hm?"

"Kan—"

"Mampus! Mampus, setannya marah! Woy, keluar! Lu ngomong gitunya dari luar aja!"

Gue menoleh; mendapati Ben dan Jack yang kini heboh sendiri; mereka memakai satu earphone, menatap intens layar laptop Jack yang sebesar layar TV. Pasti lanjut nonton.

"Kan kaka lusa ulangtahun." Ujar gue. "Lo ucapin, ya?"

"Hm." Sahutnya. "Berapa tahun? Sembilan?"

"Delapan." Jawab gue, membenarkan sahutannya.

"Dia mau kucing." Sahut gue; karena Ben dan Jack sepertinya masih sibuk sendiri, jadi ada baiknya gue bilang ini sama orang selain mereka; siapa tau gue lupa nantinya. "Buat kado."

"Mm." Jawab Cal; yang entah memang itu itu aja jawabannya, atau dia gak ngedengerin samasekali.

Gue menghela nafas; nanti dia ulangtahun, gue lagi sehat nggak, ya?

Ah, semoga aja.

"Cal?"

"Hm?"

"Gue tidur dulu, ya. Lo nginep aja, jangan pulang, udah malem." Sergah gue, yang gak mau lagi memikirkan soal kesehatan gue sendiri.

"Mm hmm."

Gue perlahan memejamkan mata; semoga besok Kaka gak susah dibangunin.

***

Kakak • lrhWhere stories live. Discover now