Ten

2.3K 81 3
                                    


Pagi ini gue harap gue nggak bakalan kesiangan kayak biasanya,dan gue yakin kalau hari ini gue nggak bakalan kesiangan. Hari ini gue bangun lebih awal karena gue harus menyalin tugas Amel yang semalam gue pinjam.

Gue melihat jam digital yang melingkar di pergelangan tangan kiri gue.

Pukul 6.17

Sebenarnya sih masih ada waktu buat gue sarapan dulu. Tapi karena gue harus nunggu angkutan umum,ya mau nggak mau gue harus langsung berangkat.

Gue berdiri di depan halte bus depan kompleks. Seperti biasa,nunggu di halte bus tapi naik nya angkot. Tapi nggak ada yang larang tuh,jadi gue nggak peduli.

Nggak berasa matahari udah terlihat jelas dan gue masih setia nungguin angkutan umum di sini. Heran gue juga,udah lebih dari lima belas menit gue nunggu tapi belum datang juga si doi.

Gue berdecak kesal karena nggak ada satu pun angkutan umum yang mau berhenti dan nganterin gue ke sekolah.

"Ini angkot pada kemane sih?! Lumutan nih gue nunggu!" Gue menghentakkan kaki gue,kesel banget.

"Yaela! Kudu berapa lama lagi gue nunggu?! Telat gue telat,mana tugas harus dikumpulin lagi!"

Gue menengok ke kanan - kiri gue, barangkali ada teman gue dan ngajak gue berangkat bareng kan lumayan.

Dari kejauhan gue lihat cowok yang nggak asing di mata gue. Gue memicingkan kedua mata gue guna memperjelas penglihatan gue. Setelah gue yakin,akhirnya gue turun ke jalan dan berdiri di tengah jalan,lebih tepatnya menghadang jalan.

Si pengendara menghentikan laju motornya tanpa mematikan mesin nya.

"Sianjir! Ngapain berdiri disono? Minggir lu!" Titah nya nggak santai

Tanpa aba-aba,gue langsung berjalan ke arah nya dan langsung naik ke atas jok motor dibagian belakang. Yap,gue nebeng sama dia. Karena motornya tinggi,gue harus pegang bahu tu cowok guna menyeimbangkan tubuh gue biar nggak jatuh waktu naik ke atas jok motor sport nya.

"Jalan!" Ucap gue seenak jidat

Tanpa banyak protes,si pengemudi langsung melajukan motornya dengan kecepatan tinggi hingga membuat gue hampir terjungkal ke belakang.

"Sianjir nyetir yang bener!" Ucap gue sarkastik

"Makanya pegangan!"

"Ogah!"

•••••

Gue segera turun dari motor,lalu merapikan seragam dan rambut gue yang agak acak-acakan yang disebabkan oleh angin.

Setelah dirasa cukup,gue langsung berlari menuju ruang guru ketika suara bel masuk berbunyi. Gue harus ngumpulin tugas wali kelas gue sesegera mungkin. Kalau enggak,bisa habis gue.

Setelah mengumpulkan tugas di meja Ibu guru killer,gue langsung cabut menuju kelas. Waktu gue ngumpulin tugas tadi,beliau nggak ada di tempat nya. Mungkin udah masuk di kelas yang harus diajar nya,dan dari situ gue bisa tenang karena nggak perlu dengerin dia ngoceh akibat gue telat ngumpulin tugas nya beberapa menit doang.

Gue sampai di depan kelas dan lagi-lagi gue terselamatkan,di dalam belum ada guru yang masuk. Gue berjalan menuju tempat duduk gue di belakang dan gue langsung disapa temen-temen gue.

"Pagi Aletta!" Sapa Geo,si cowok tengil yang ngeselin banget

"Sianjir,pake segala nyapa!" Ucap gue diiringi dengan kekehan

"Yakan biar sopan dikit gitu!" Dalih Geo lalu menyeringai jahil,gue yang mendapatkan balasan seperti itu hanya bisa mendesis pelan

"Sianjir! Minta di tabok lu?!" Ucap gue dengan kepalan tangan yang siap melayang kapan saja gue mau

Ketua Kelas Vs Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang