Eighteen

67 7 29
                                    

Aletta memasuki area kelasnya seperti biasa. Duduk di kursinya, lalu menaruh kepalanya sendiri di atas meja. Tidak ada sapaan saat Tiara dan Amel memasuki kelasnya juga.

Dito yang tahu akan hal itu hanya bisa menghela napasnya lalu menoleh ke belakang, melihat Apa yang sedang dilakukan Aletta.

Gadis itu tetap berada di posisinya, tidak mengubahnya sedikitpun.

"Aletta!" seru Amel

Aletta mendengarnya, namun ia memilih untuk menghiraukannya. Aletta ingin sendiri, lagian kenapa Aletta harus ke sekolah hari ini. Ia bisa saja absen hari ini, harusnya.

Amel membalikkan badannya ke depan, memperhatikan Tiara yang sedang sibuk membaca entah apa itu. Tiara sedang tidak bisa diganggu.

Lalu gadis itu menoleh ke sampingnya, Dito. Cowok itu hanya mengedikkan bahunya. Melihat itu, ia memutuskan untuk pergi melenggang meninggalkan tempat itu.

Aletta bisa mendengar Amel mendengus kesal. Aletta juga, kesal dengan keadaan saat ini.

Dari balik lengannya yang menutupi sekeliling kepalanya yang ditaruh di atas meja, Aletta melihat sepasang kaki di bawahnya. Gadis itu mendongak untuk melihat siapa yang sedang berdiri di depannya.

"Aletta, kali ini-"

"Diem,"

"Please Ta, gua Cuma-"

"Gua bilang diem, Rayhan!" matanya menatap kedalam netra cowok itu

"Gua lagi pengen sendiri, jangan ganggu gua dulu," lanjut Aletta lalu pergi dari kelasnya meninggalkan Rayhan yang masih mematung di tempatnya.

Rayhan menatap punggung Aletta yang perlahan menjauh darinya, ia hanya bisa menatap kepergian gadis itu tanpa bisa berbuat apa-apa. Aletta cukup keras kepala untuk Rayhan yang berusaha untuk menjelaskan apa yang terjadi kemarin dulu. Cowok itu merasa bersalah entah kenapa.

Rayhan mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Anjing!"

Beberapa orang yang ada di kelasnya reflek menoleh ke arahnya. Rayhan tidak peduli, ia memilih untuk duduk dipojokan dekat tempat duduknya. Merogoh kantong hoddie nya lalu mengambil sekotak rokok yang ia bawa, mengambilnya satu lalu menyakalannya.

Tidak peduli dengan sekitarnya yang sedikit kesal karena Rayhan merokok di kelas yang membuat udaranya menjadi sedikit tercemar karena asap yang mengepul dari pojok.

"Rayhan, ngapain lo nyebat di sekolah?" tanya Dito yang duduk di atas meja tidak jauh dari Rayhan

Cowok itu tidak menjawabnya.

"Nyebat, nyebat, bagi dong bang," ucap Geo yang baru saja masuk ke kelasnya

"Sejak kapan lo nyebat, Yo?" tanya Wisnu di belakangnya

"Sejak hari ini," balasnya Geo mengambil rokok itu dari tangan Rayhan lalu menghisapnya pelan.

Tidak bereaksi apapun, Geo terlihat seperti seseorang yang sudah terbiasa merokok walaupun sebenarnya tidak. Geo mengembalikannya kepada Sang pemilik.

"Jago bener, diajarin siapa tuh?" tanya Dito mengejek

"Ga di ajarin siapa-siapa, tapi ya gua udah terbiasa sih ngeliatin bokap gua nyebat, abang gua juga, jadi ga perlu adaptasi lagi, tinggal aksi aja kayak tadi." Jawabnya santai

"Begitu?" tanya Wisnu yang tidak ada niat sedikitpun untuk bertanya

Lalu seseorang masuk ke kelas itu dan datang menghampiri mereka. Diliat dari postur tubuh dan penampilannya, sepertinya seorang guru.

Ketua Kelas Vs Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang