Maaf

4.3K 334 27
                                    

Matahari kembali menampakkan wajahnya dengan sinar yang lebih cerah dari hari sebelumnya. Alisyah menganggap itu pertanda bagus untuknya. Berharap agar tidak terjadi hal yang buruk. Dan semoga hal yang ia pikirkan mengenai lelaki itu tidak terjadi.

Semenjak kejadian dikantin, Alisyah selalu merasa takut dengan keramaian, bukan takut dengan Alfa tapi lebih tepatnya takut dengan lisan mahasiswa yang selalu mencari-cari kesalahan Alisyah padahal Alisyah juga manusia sama seperti mereka. Tidak luput dari kesalahan.

Gadis berhijab dan tak lupa memasang benda kesukaanya yaitu Topi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gadis berhijab dan tak lupa memasang benda kesukaanya yaitu Topi. Berjalan memasuki pagar kampus dengan Melihat area sekitarnya. Aman

Satu langkah semuanya baik-baik saja. Dua langkah semuanya sama, stabil. 
tiga langkah—

"woi!! Cewek gorden, SINI LO!!"

Alisyah menelan ludah 'Ya Allah. Cobaan apa lagi ini?' gumamnya.  Menarik nafasnya perlahan dan membalik tubuhnya kearah Alfa yang sudah berada di belakangnya.

"lo kayaknya gak takut sama gue" senyum miring menghiasi semua orang yang berada di belakang Alfa. Mereka semua adalah Teman Alfa sejak kecil, mereka sangat populer sampai-sampai semua mahasiswa angkatan Alisyah mengenal mereka semua.

Kalau Alisyah tidak memakai cadar. Mungkin semua orang di saat itu melihatnya dengan senyum yang jauh lebih miring dari cowok songong itu.

"gue cuma takut sama Allah" tatapan-nya mengarah kelangit. Lalu kembali menatap tajam kearah Alfa "bukan lo"

Tatapan datar milik Alfa benar-benar membuat suasana semakin tegang. Laki-laki yang sangat ditakuti dan sangat dihormati itu sekarang beradu mulut dengan seorang wanita sekecil Alisyah? Orang-orang akan mengira kalau Alisyah mencari masalahnya sendiri karena berurusan dengan Alfa.

Tatapan Alisyah tajam, Sangat tajam.

"mau marah? Mau mukul? Nih" Alfa maju selangkah mendekat ke Alisyah. Namun Alisyah tau, Dirinya sedang tertangkap oleh kamera para siswa. Kalau ia melakukan hal tersebut maka dirinya juga akan kena akibatnya apalagi yang akan disalahkan adalah pakaian syar'i-nya.

Azka, teman Alfa yang berada disamping kiri menyikut tangannya pelan "nih ada telfon, lo ngomong dulu lah penting" Alfa mengambil ponsel yang diberikan oleh Azka.

sedangkan Alisyah berusaha tetap tenang. Dan pergi dari sana dengan keadaan yang mencengramkan.

Ia berhenti disebuah taman, Menarik nafasnya pelan kembali. Lalu Memejamkan matanya dengan kedua telapak tangan yang berada di bawah dagu 'Ya tuhan. Semoga hari ini gak ada masalah lagi Aamiin' mengusap wajahnya Dengan telapak tangan.

Namun beberapa menit kemudian...

"ALISYAH ALGZALIH. keruangan saya sekarang!!"

Mungkin Tuhan mempunyai rencana lain.

.....

"lo ngapain telfon gue tadi?" Atnan menepuk pundak Azka yang sedang bersantai dikantin bersama Alfa dan teman-temannya yang lain. Atnan tadi tidak ikut bersama mereka karena mengurus istrinya yang membuat ulah.

Seketika itu mereka semua melihat Azka dengan tatapan curiga kecuali Alfa, dia sudah tau kalau Azka akan membela wanita itu, walaupun begitu dia tidak mempermasalahkannya. Jujur saja Alfa sendiri merasa sudah keterlaluan.

"ngetes jaringan"

Semua temannya hanya mengangguk walaupun mereka tau yang sebenarnya, Azka sama seperti Alisyah, sama-sama religius jadi tidak heran kala dia membelanya.

ketika tidak ada kelas, mereka selalu kumpul dikanting bersama-sama dengan adik angkatannya yang selalu mereka suruh untuk kesana kemari membelikan makanan yang mereka mau, terkecuali Azka yang setiap hari menyuruh mereka menghapal hadits atau ayat Alquran. Kalau ada yang tidak menghapal maka siap-siap untuk mengikuti kajian selama sepekan dipondok pesantren milik keluarga Azka.

"boleh ngomong bentar?" Azka mengambil sebatang rokok yang sedikit lagi Alfa habiskan ditangannya, lalu membuangnya jauh.

"busetttt! Azka berani banget" Beo berseru ketika melihat Alfa dengan wajah kesalnya.
Mereka semua tau kalau Azka selalu melarang Alfa untuk merokok terlalu banyak, namun Alfa sering melakukannya ketika banyak masalah yang dia pikirkan. Alfa juga tau kalau Azka memiliki niat baik sehingga dirinya tidak marah ketika Azka bertindak.

"Lo juga" Azka menatap keBeo

"Mampus" Atnan tertawa keras melihat Beo terburu-buru menyembunyikan sebungkus rokok disakunya. Sebelum disuruh mendengar ceramah yang panjangnya sampai 4 jam.

"Jadi lo mau ngomong apa?" Alfa mulai serius diikuti oleh yang lainnya fokus kearah Azka.

"kayaknya kita harus minta maaf"

.....

Alisyah melangkah dengan cepat menuju sumber suara. Dadanya sangat berdenguk kencang ketika menghayalkan apa yang akan Dosen itu katakan nanti.

Saat pas berada di depan pintu, Tatapan teralih kepada lelaki yang membuka pintu itu tiba-tiba, Sehingga mereka hampir saja saling menabrak satu sama lain.

Lelaki itu Alfa.

mengerutkan dahi "ngapain lo?"

"di panggil" entah kenapa. Suasana mereka menjadi sangat berbeda. Suasana yang canggung.

Alfa memijak kepalanya sejenak "jauh-jauh dari dosen itu" tatapannya datar, dingin namun kalimat yang ia lontarkan seperti sebuah peringatan.

Alfa lanjut melangkah. Berniat untuk pergi tanpa mengucapkan salam Karna ia memang tidak terbiasa mengucapkan salam kepada orang lain Tapi sebelum benar-benar pergi dari sana, ia sempat mengucapkan satu kata dengan empat hurup "maaf"

Alisyah memang tidak menjawab. Selain itu,  ia tidak mengerti apa yang sedang dipikirkan Alfa. Ini sangat aneh untuknya, padahal baru tadi pagi dia mendatangi Alisyah dan sekarang dia meminta maaf.

"bapak manggil saya?" selang beberapa detik, lelaki bertubuh besar itu menoleh dengan senyuman.

"iya. Silahkan duduk" lelaki yang bernama pak Hadi itu menepuk sofa didekatnya. Namun Alisyah memilih duduk disofa yang lebih jauh.

Seketika itu,  tatapan Pak Hadi berubah drastis. "kamu dari jurusan keperawatan kan?"

"Iyaa pak" jawabnya sopan

"kalau begitu. Kamu tidak boleh mengikuti kegiatan semester" ucapan dosen itu membuatnya kaget.

"kenapa pak? Saya salah apa?" Alisyah merasa tidak pernah melakukan kesalahan apapun

Pak Hadi tersenyum miring, Membuat Alisyah merasa tidak nyaman.

"kamu harus membuka cadar karena ada beberapa pasien yang tidak suka" kalimat itu berhasil membuat Alisyah kaku.

Alisyah terdiam, Pikirannya mengarah pada cadar yang ia gunakan sekarang, Cadar yang susah payah Alisyah pertahankan dengan penuh pengorbanan.

Dosen itu bangkit dari duduknya, melihat Alisyah terdiam membuatnya punya keberanian untuk melakukan hal tidak senonoh kepada Alisyah sedangkan Alisyah masih terdiam ditempatnya, sibuk dengan pikirannya sendiri.

Brakk

Suara pintu didobrak oleh Alfa yang langsung berlari dan menarik kemeja dosen itu, matanya tajam dan dingin. Sedangkan dosen itu kaget, Pak Hadi tidak berani berkutik.

"Mulai besok bapak bukan lagi dosen disini" Alfa menarik kerah kemeja yang dipakai Dosen tersebut agar dekat dengar wajahnya. Alfa menatapnya tajam, agar Dosen tersebut tidak berani macam-macam. Dosen itu kesakitan namun tidak berani melawan karena dia tau bahwa Alfa bukan mahasiswa biasa.

Alfa mengembuskan kemeja Dosen itu, membuatnya jatuh namun cepat berdiri dengan wajah memerah.

Saat Alfa bertemu dengan Alisyah tadi, Perasaannya sudah aneh terlebih lagi hanya Pak Hadi seorang diri diruangan itu. Setelah beberapa menit berkutak atik dengan dirinya sendiri, Alfa memutuskan untuk kembali memantau keadaan. Dan ternyata benar saja

"Bapak tau saya kan?" Kalimat Ancaman itu seakan membuat Dosen tersebut merinding. Siapa yang tidak tau Alfa? Seorang Kriminal yang dilindungi.

"Woi Alfa woiiiiiii" Rafael berseru dibalik jendela karena baru sadar bahwa yang ada didalam ruangan adalah temannya. Azka dan Beo saling memandang, baru kali ini Alfa mencari gara-gara dengan dosen, tapi yang paling mengagetkan adalah Alfa menolong Alisyah padahal mereka tau kalau temannya itu tidak suka mencampuri urusan orang lain apalagi urusan cewek.

Atnan berlari dari belakang menembus para mahasiswa yang daritadi berkumpul melihat-lihat dijendela ruangan. Dirinya hendak menghentikan Alfa tapi melihat Azka yang diam saja membuatnya sadar bahwa Alfa tidak bisa diganggu.

Jodoh Ku [Terbit]Where stories live. Discover now