"Kaaaau bunuuuuh hatiku..." Senandung gue; menggunakan tupperware celeste sebagai mikrofon, berhenti mengurusi laporan sejenak. "Yoi. Makan tuh cinta."

Handphone gue bergetar; menunjukkan nama Lewi disana.

Mampus, kenapa nih?

"Iya, Lew?" Tanya gue, dag dig dug ser; takut dia kenapa napa.

"Jack?" Panggilnya. "Kaka sama lo nggak, sekarang?"

Gue menggeleng.
"Ngga. Gue masih di kantor, ini. Dia kan di sekolah."

"Dia berantem sama temennya..." lirih lewi. "Gue dikasih liat videonya sama guru kelasnya barusan."

Lah iya?

Lawannya anak TK-A apa anak Playgroup?

"Lawannya anak paud apa bayi lintah?" Tanya gue, yang masih gak percaya dia bisa berantem.

"Jack, gue serius."

"Oke, oke." Angguk gue; yang tau persis kalo lewi bilang gitu, tandanya dia samasekali gak bercanda. "Ini gue abis laporan selese bisa pulang; nanti gua ke sekolah dulu jemput dia, ya?"

"Aight..." jawabnya dari seberang sana. "Tolong diperiksa dia luka apa ngga, ya. Berantemnya sama cowok soalnya. Anjing emang, banci."

Ayo lew, gas terus! Seruduk kain merahnya!

"Oke, nanti pasti gue cek." Angguk gue, lagi. "Jangan terlalu dipikirin, ya. Gue bentar lagi selese, kok."

"Oke..." sahutnya. "Hati hati ya lu, pulangnya."

"Mm hmm." Angguk gue. "Gua matiin, ya?"

Gak menunggu jawabannya, gue lantas memutuskan sambungan; cepat cepat menyelesaikan laporan, biar gue bisa langsung jemput si bocil. Bukan apa apa, gue gak mau Lewi kepikiran.

"Gua lagi nyoba nyanyi kayak pitbull nih, kayak 'woooo!' Gitu, susah banget." Gue ngoceh sendiri; penyakit tahunan yang kronis abis dan gak bisa disembuhin lagi. Bukan gejala sakit jiwa, ngga, sebenernya emang kebiasaan dari dulu, biar gue ngerasa ada temen ngomong, dan lebih santai ngerjain sesuatu.

Kelar, udahlah. Tinggal print.

"Beginilah rasanyaaa ditinggal kekasih," senandung gue. "Woooo!"

Gokil, gokil. Iis pitbull, hehe.

Atau pitbull dahlia?

"Permisi, pak?"

Gue menoleh; karyawan gue terlihat bingung di ambang pintu.

"Iya?" Tanya gue, ikutan bingung. "Kenapa?"

"Bapak lagi nelfon?"

Gue menggeleng.
"Nggak. Kenapa?"

"Terus, bapak ngomong sama siapa?"

Mampus, mulai lagi disangkain gila nih gue.

"Ini, tadi ada yang video call aja." Sergah gue; pasti awkward mampus sampe gue bilang gue lagi belajar niruin pitbull. "Bapak ada perlu apa ya, kalo saya boleh tau?"

Kakak • lrhWhere stories live. Discover now