Special Chapter : Desime the Animation

293 24 44
                                    

Author-san's Note : Ahem . . . Ahem . . . Jadi . . . ini adalah chapter tentang bagaimana jika Desime dijadikan anime. (Author-san nulis/ketik ini murni karena malas. Malas mikirin kelanjutan ceritanya :v )

Warning ! : mengandung klise-klise yang ada di anime . . . mungkin . . .

Oke, jadi . . .

Special Chapter kali ini dimulai !

.

.

.

DESIME THE ANIMATION
FAN STORY BY : @Erzafernandesu

.

.

.

          Kindness berlari di koridor sekolah menuju kelasnya. Ini adalah hari pertama dia bersekolah di SMP Animu-3. Kindness terlihat sedang memakai seragam sekolah keren seperti yang ada di anime-anime dan sepotong roti panggang terlihat sedang bergelantungan di mulut Kindness membuat Author-san menjadi heran bagaimana bisa roti panggang itu tidak terjatuh walaupun Kindness berlari ala karakter Anime.

Kelas I-Z

Kindness melihat kelasnya dari kedekatan. Kindness membuka pintu, kemudian berkata, "Maafkan aku, Glut-sensei", membuat roti panggang-san terjatuh ke lantai.

"Tidak apa-apa, lain kali jangan ulangi lagi, ya ! Ayo masuk !" kata Gluttony, wali kelas sekaligus guru Biologi di kelas I-Z

Kindness memasuki kelas tersebut, kemudian memperkenalkan dirinya, "Senang bertemu dengan kalian ! Nama saya Kindness, saya harap kita semua bisa berteman baik !"

"Baiklah, Kindness. Kamu boleh duduk di depan Envy. Envy adalah seorang shota yang duduk di kursi belakang di samping jendela, yang entah mengapa sering diduduki oleh karakter utama di anime" kata Gluttony.

Kindness berjalan ke arah tempat duduknya, kemudian menoleh ke belakang, "Senang bertemu denganmu, Envy~ "

"Cih !" kata Envy, memalingkan tatapannya ke luar jendela dengan wajah semerah tomat layaknya seorang tsundere.

Sementara itu, Patience menatap Wrath dari kejauhan, 'mengapa ku harus menjadi loli T~T ? Aku kan mau disukai oleh Wrath, bukan disukai oleh lolicon !' batin Patience

Tanpa Patience sadari, Wrath sedang menatap Temperance dengan tatapan psikopat layaknya seorang yandere, 'Tempe, kemarin ku melihatmu, kau bertemu dengannya. Lihat saja, Tempe, aku akan memastikan kalau kau mati dengan cara menggenaskan. Senpai (maksudnya Patience) cuma milikku seorang !' batin Wrath.

Author-san, yang sedari tadi duduk di pojokan layaknya seorang jomblo profesional sambil membaca manga Liar Game, manga yang sangat disukai Author-san, kemudian berbicara kepada Wrath melalui telepati, 'Senpai ? Kalian kan berada di tingkatan yang sama !'

Pandangan yandere Wrath beralih dari Temperance ke arah Author-san, kemudian membatin, 'Woi, Author-san ! Kan lo yang bilang kalo gue harus nganggep orang yang gue suka sebagai senpai !'

Author-san kemudian menyunggingkan sebuah senyuman menyebalkan dan berkata dengan telepati sekali lagi, 'Tahu kok. Itu tadi cuma basa-basi semata untuk membuktikan bahwa Author-san yang hanyalah seorang rakyat jelata, baik di kelas ini maupun di kelas Author-san di dunia nyata, benar-benar ada. Huhuhu T^T, sejak pertama kali masuk SMP, @FredsonDragneel dan saya hanyalah rakyat jelata semata o(〒﹏〒)o, kami bahkan tidak dinotice oleh R, guru yang sangat kami idolakan. Yang lebih parahnya lagi, waktu kelas 7 SMP, saya tidak memiliki seorang teman pun di kelas. Untunglah waktu kelas 8, saya bertemu dengan @FredsonDragneel. Hueee 。゜゜(´O') ゜゜。sedihnya hidup saya !!!!!!'

Secret Between Us Where stories live. Discover now