Chapter 17 : Anthro

344 31 5
                                    


            Semua roh bersembunyi di tempat mereka masing-masing. Mereka berusaha untuk tidak membuat suara sedikitpun karena mereka tahu, kalau mereka membuat suara sekecil apapun, pembunuh itu akan menemukan mereka.

Mungkin kalian bertanya-tanya :

Mengapa mereka tidak menggunakan kekuatan mereka saja ?

Jawabannya sederhana :

Karena mereka tidak ingin identitas mereka sebagai roh ketahuan, jadi mereka menghindari menggunakan kekuatan mereka, karena bisa saja musuh dapat merasakan kekuatan mereka dan semua penyamaran mereka sampai sekarang ini menjadi sia-sia.

"Di mana kalian ???? Aku sudah tidak sabar mencincang-cincang daging kalian kemudian kumasak dengan mentega. Pasti rasanya enak." kata pembunuh tersebut.

Kindness menutup mulutnya dengan kedua tangannya, matanya berkaca-kaca. Dia ingin menangis, tetapi dia tidak boleh menangis kalau tidak ingin ketahuan. Jelas sekali bahwa Kindness ketakutan. Envy, yang bersembunyi di samping Kindness memeluknya dengan erat, kemudian mengelus rambutnya untuk menenangkannya.

Tiba-tiba, terdengar suara ketukan di pintu, membuat pembunuh tersebut berjalan ke arah pintu.

Kriet . . .

Pembunuh tersebut membuka pintu.

Para roh ingin mengetahui siapa yang ada di balik pintu, tetapi mereka tidak berani keluar dari tempat persembunyian mereka.

Mereka penasaran dengan sosok yang ada di balik pintu sampai mereka mendengar suara seseorang yang familiar.

"Siapa kamu ? Dan apa yang kamu lakukan di sini ?"

Tidak salah lagi. Itu adalah suara Pride.

Tampaknya Pride dan Humility baru saja pulang dari patroli mereka.

Pembunuh tersebut tersenyum sadis, kemudian berkata, "Ah ! Betapa beruntungnya aku. Perkenalkan, namaku Anthro. Aku adalah seorang B ranker di Aequaria. Dosa besar Pride dan kebajikan besar Humility. Kalau aku membunuh kalian, statusku sebagai B ranker akan naik menjadi A ranker."

Setelah mengatakan hal tersebut, penampilan fisik Anthro lambat laun berubah. Giginya menajam, bola matanya yang semula berwarna coklat berubah menjadi warna merah.

Humility menatap Anthro dengan tatapan takut, "Dia adalah . . ."

"Benar," Pride menyelesaikan perkataan Humility, "Dia adalah seorang ghoul."

Anthro berlari ke arah Pride dengan kecepatan penuh dan menendangnya, membuat Pride terjatuh ke lantai. Humility yang melihatnya segera berlari ke arah Pride, "Kamu gak apa-apa ?"

Pride mengangguk, menandakan bahwa dia tidak apa-apa.

Anthro kemudian berjongkok menatap Pride, "Ada kata-kata terakhir ?"

"Sepertinya tidak" kata Anthro sebelum mengoyak perut Pride dan mencabik-cabiknya, membuat isi perutnya keluar sehingga Pride berteriak kesakitan.

Ketika Pride tidak sadarkan diri, Anthro mengambil lengannya, kemudian bersiap untuk memakannya sebelum sebuah suara muncul dari walkie-talkie yang terikat di tali pinggang Anthro.

"Cannibal, cepat kembali ke markas. Ada hal darurat" kata seseorang dibalik walkie-talkie tersebut.

"Dasar perusak kesenangan" kata Anthro sebelum pergi meninggalkan rumah para dosa.

Setelah kepergian Anthro, para roh keluar dari tempat persembunyian mereka dan berlari ke arah Pride.

"Kak Pride, kamu gak apa-apa ? Kamu gak mungkin mati, kan ?" tanya Greed yang duduk di samping Pride.

"Bagaimana dia bisa menyerang kak Pride ? Dia hanya manusia biasa !" kata Envy

"Entahlah, aku juga tidak tahu" kata Humility sambil memindahkan kepala Pride yang tidak sadarkan diri ke pangkuannya, "Ngomong-ngomong, Wrath, Sloth, dan Gluttony, bisakah aku meminta bantuan kalian ?"

"Bantuan apa ?" tanya Gluttony

"Ada seorang gadis kecil yang tinggal di puncak gunung Fuji di Jepang. Aku ingin kalian bertiga membawanya ke sini. Dia dapat menyelamatkan nyawa Pride. Aku mohon" kata Humility.

"Baiklah. Kami mengerti." kata Wrath, Sloth, dan Gluttony.

Info Knowledge

Knowledge : Hai ! Sudah lama ya kita gak berjumpa ! Kali ini Knowledge akan memberitahukan asal nama Anthro.

Nama Anthro diambil dari bahasa latin Anthropophagos yang artinya Kanibal.

Kemudian alasan mengapa para roh tidak melawan adalah karena mereka tidak mau musuh merasakan aura mereka.

Nah, si Pride ini diam aja karena dia tidak mau membahayakan nyawa saudara-saudaranya.

Coba pikirkan :

Kalau Pride menggunakan kekuatannya untuk melawan, maka otomatis para musuh akan mengetahui keberadaan mereka dan bukan hanya dia saja yang dalam bahaya, melainkan para kebajikan dan saudaranya.

Bisa aja dia kabur, tapi memangnya enak kabur terus ?

Oleh karena itu, Pride memutuskan untuk berkorban.

Sampai di sini saja info Knowledge kali ini ! Sampai jumpa !

Secret Between Us Where stories live. Discover now