OSIS

112 28 36
                                    

"Lo bener gak tahu dia?"Tanya Ririn was-was.

"Gak, lo kan tahu gue anak baru,"

Ririn menepuk dahinya, "Oh iya, gue lupa."

"Emang siapa sih dia, sok yes banget deh."

"Dia Dewangga Putra Wijaya anak kepala Yayasan SMA Brawijaya. Dia juga ketua osis disekolah ini, orangnya dingin kek kulkas berjalan, cuek bebek, tapi gantengnya kebangetan."Ucap Ririn girang.

"Idih, muka lempeng kayak gitu dibilang ganteng."Cibir Luna.

"Eh, jangan salah walapun orangnya dingin, cuek, tapi dia punya pesona tersendiri. Banyak tau fans-fansnya,"

"Termasuk lo?"Tanya luna

Ririn tersenyum senang "Iya dong, gue salah satu  fans fanatiknya,"

"Udah ah, yuk ke kelas bentar lagi bell,"Ucap Luna sambil berdiri dari duduknya.

"Ya udah yokk. Tu jasnya ambil," Tunjuk Ririn.

Luna berdecak sebal, "Iya-iya, ni bentuk tanggung jawab gue,"Ucapnya mengambil jas yang sebagian terkena jus.

"He... He salah lo sendiri makanya kalau jalan tu pakek mata,"

"Hm."

Mereka berjalan beriringan keluar perpustakaan menuju kelasnya yang berada di lantai dua.

***

Bell sudah berbunyi dari lima menit yang lalu namun sampai saat ini belum ada guru yang masuk ke kelas XI  IPA 4.

"Tumben ni Pak Rizki belum datang. biasanya belum bell aja udah stay di kelas,"Ucap Andi sambil berjalan ke arah pintu kelas.

Rizal berseru senang, "Asikk, Jamkos ni,"

"Mabar kuy,"Ucap Ari sambil merogoh handphone dari sakunya.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu membuat mereka kaget, dan segera kembali ke tempat duduk masing-masing.

"Woy. Duduk... Duduk, kayaknya Pak Rizki deh, "Ucap Andi menyuruh teman-temanya.

Seketika hening tidak ada satu suarapun, mereka telah duduk di tempat duduknya masing-masing.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu terdengar kembali, tidak ada tanda-tanda orang yang akan masuk ke kelas.

Andi berjalan ke arah pintu kelas, "Siapa sih, biasanya kalau Pak Rizki langsung masuk kok ini gak?" Ucap Andi lirih.

Dengan hati-hati Andi membuka pintu kelas perlahan,

"DUARRRRR"

"ANJING, BABIK, KUDANIL, BADAK."Ucap Andi latah karena kaget.

Adam menyengir kuda lalu berjalan masuk,"Anjing juga," Ucapnya santai.

"Anjir lo, "Andi mengatur napasnya.

"Woy, what's up bro." Alex girang lalu ber high five dengan Adam.

Kevin mendekat,"Gimana Dam, skor kah? Atau jangan-jangan di D.O lo?" Tanyanya kepo.

"Biasa, cuma siraman rohani."

"Gak diRuqyah sekalian lo, "Cletuk Nisa.

Adam menoleh ke arah Nisa, "Tadinya mau gitu, tapi gue nolak Nis." Ucapnya sambil duduk dikursi guru.

"Kenapa?"

"Karena gue ganteng," Adam menyengir kuda.

Nisa memutar bola matanya jengah menurutnya ngomong sama Adam itu kayak ngomong sama orang gila, sama-sama gak nyambung.

Adam berjalan menuju tempat duduknya yang kebetulan bersebelahan dengan meja Luna, Adam sempat melirik Ririn dan Luna yang sedang asik mengerjakan soal.

"Eh, ada biang kerok, " Cletuk Ririn tanpa mengalihkan pandanganya dari buku. Bermaksud menyindir Adam.

"Eh, ada remahan roti, yang sok sok an belajar." Balas Adam tak mau kalah.

"Eh, gue gak belajar aja udah pintar,"Ucap Ririn sambil menatap tajam Adam.

"Eh... Eh... Eh, kok gitu sih lho kok marah,"Adam bernyanyi bermaksud menyindir Ririn.

"Eh... Lo-"Belum sempat menyelesaikan bicaranya suara dari Luna membuat Ririn diam.

"Udah lah Rin, jangan buat masalah lagi ingat!" Ucap Luna lirih.

Ririn berdecak sebal, "Huh, okey"

"Dam, mabar kuy." Ajak Ari sambil duduk disebelah Adam.

"Males. Gue mau tidur,"Adam mengambil tasnya yang akan dia gunakan sebagai bantal.

"Huh. nggak asik lo,"Ari berlalu.

***

Kini Ririn dan Luna sedang berada dikantin, mereka tengah menikmati makanannya masing-masing, sambil bergosip ria.

"Lun besok tanggal 14, sekolah ngadain camping lo mau ikut gak?" Tanya Ririn

"Wajib nggak sih,"

"Wajib dong bagi kelas XI."

"Ya udah kalau wajib gue ikut," jawab Luna sambil menatap Ririn.

"Gue boleh ikut gabung gak,"

Luna dan Ririn sempontan mendongak melihat siapa pemilik suara itu.

Ririn membulatkan mata saat mengetahui siapa pemilik suara itu, "Eh, Genta. Boleh dong sini-sini gabung," Ucap Ririn senang.

Genta duduk disebela Luna, sementara Ririn tersenyun senang karena didepanya kini ada salah satu most wanted SMA Brawijaya.

Luna yang melihatnya hanya acuh, lalu melanjutkan kegiatan makannya yang sempat tertunda.

"Ta, besok acara campingnya jadi gak sih?"Tanya Ririn sambil menatap Genta.

Genta menghentikan aktivitas makannya, "Gak tahu. Tanya aja ke anak Dewan pramuka, kan mereka yang ngadain." Jawabnya.

"Loh bukan anak OSIS sama PMR ya, yang ngadain?"

Baru saja Genta ingin menyendokan makanan ke mulutnya, ia tunda Karena pertanyaan dari Ririn.

"Bukan," Jawabnya acuh.

"Terus Ta-"

"Udah deh Rin tanya-tanyanya nanti aja, kasihan tu Genta mau makan,"Ucap Luna sambil menatap Ririn.

"Eh sorry, ya udah Ta makan dulu aja,"

Mereka bertiga pun makan dengan lahap, menikmati makanan mereka masing-masing tanpa suara.

Tanpa Luna sadari dari tadi Genta memperhatikannya, Ririn yang melihatnya tersenyum miring.

"Ta, lo punya pacar gak sih?"Tanya Ririn tiba-tiba.

"Gak,"Jawab Genta singkat.

"Tu, Lun Genta belum punya pacar."

Luna bingung, "Lah, terus hubunganya sama gue apa?"Tanya Luna acuh.

Ririn terkekeh, "Ya, sekadar informasi aja."

Luna berdecak sebal, "Udah ah, ayo ke kelas."Ajak Luna sambil berdiri.

"Masih lama tau Lun, istirahatnya,"

"Bodo,"Ucap Luna sambil berlalu.

"Bentar napa Lun, Ta gue tinggal ya,"Ucap Ririn sambil berlari mengejar Luna.

Jangan lupa vote and comment

Tekan bintangnya ya 🌟

FOSFOURWhere stories live. Discover now