Suara sepatu hak tinggi mengetuk lantai mengiringi perempuan berambut panjang dengan tubuh tinggi langsing memasuki ruangan. Eun Hyo tahu siapa gadis itu, Jina. Seperti kata Yong Suk, artis satu ini memang sedang naik daun. Namanya dielu-elukan banyak orang, padahal menurut Eun Hyo, banyak yang kualitas vokalnya di atas gadis itu. Tapi begitulah, bagaimana artis bisa terkenal dan tidak memang selalu jadi misteri.
Yong Suk memperkenalkan keduanya, tapi tidak ada sapaan apa pun yang terdengar. Mereka berdua memasang wajah datar, enggan saling menyapa dengan alasan berbeda. Eun Hyo seperti biasa, hanya malas berbasa-basi. Sedangkan Jina terlihat datar dalam arti angkuh. Dia merasa tidak perlu bersikap baik dengan para komponis, apalagi tidak di depan kamera.
"Bukankah dia si komponis yang selalu membuat lagu cengeng?" tanya Jina sambil bersedekap menghadap Yong Suk, menganggap seolah Eun Hyo tidak ada di hadapannya.
Yong Suk mendesis, memberi isyarat supaya Jina membungkam mulut, tapi gadis itu tidak peduli. Wajahnya tetap terlihat bengis, seolah dia merupakan penguasa bumi ini dan yang lain hanya menumpang. "Aku tidak mau menyanyikan lagu-lagu cengeng," tambahnya lagi, masih tanpa melihat Eun Hyo.
Eun Hyo memutar bola mata, tapi tidak merasa perlu menjawab apalagi menjelaskan bahwa lagu-lagu ciptaannya jauh dari kata cengeng. Nadanya memang sendu, temponya pelan dan liriknya puitis, bukan tipe lagu untuk bersenang-senang, tapi bukan berarti semua lagu sejenis itu dikategorikan cengeng. Namun bagi Eun Hyo, percuma menjelaskan. Orang-orang seperti Jina tidak akan pernah mengerti.
Akhirnya Jina menghadap Eun Hyo. Alisnya terangkat setengah, tangannya masih setia terlipat di depan dada. "Aku heran ada orang yang selalu menciptakan lagu cengeng seperti itu. Apa kau ingin seluruh dunia tahu kisahmu yang menyedihkan lalu mengasihanimu?"
Kali ini Eun Hyo menyerah. Dia tidak bisa lagi berada dalam satu ruangan dengan orang seperti Jina. Seluruh tenaganya bisa terkuras hanya untuk meredam kemarahan. "Panggil aku lagi bila sudah ada keputusan. Seperti yang kubilang tadi, aku hanya ingin membuat lagu sesuai genreku. Bila artismu tidak mau bekerja sama, maka aku juga tidak akan mengubah apa pun. Terserah kau mau mengganti artis atau membatalkan tawaran kerja sama denganku," tegasnya pada Yong Suk lalu meraih tas di sofa dan meninggalkan ruangan secepat mungkin tanpa menoleh pada Jina.
***
"Eun Hyo-ssi!" sapa Seong Joon girang saat menemukan Eun Hyo di lift yang ingin dipakainya untuk turun.
Eun Hyo yang sedang memandang lurus ke depan tanpa fokus tersentak saat mendengar namanya dipanggil. Dia refleks mengernyit saat menemukan Seong Joon yang sudah berada di sampingnya. "Kau lagi? Ada berapa pekerjaan yang kau punya," ujarnya datar.
Seong Joon menyeringai sambil menggaruk tengkuk. "Aku baru selesai mengantarkan makanan. Kau pindah kerja?" Kernyitan Eun Hyo yang baru hilang timbul lagi, lebih dalam dari sebelumnya, membuat Seong Joon menambahkan, "Aku pernah melihatmu di agensi tetangga. Tidak mungkin kau ke sini untuk jalan-jalan, kan? Setahuku dua agensi besar ini tidak akur."
"Emm," jawab Eun Hyo sekenanya. Suasana hatinya belum membaik setelah mendengar ocehan menyebalkan Jina.
Yang bisa Seong Joon lakukan hanya mengangguk-angguk walau tidak puas dengan jawaban Eun Hyo. Jujur saja, dia kesulitan menghadapi sikap Eun Hyo yang menjawab sekenanya, dingin dan jarang menunjukkan ketertarikan. Seringnya suasana di antara mereka begitu canggung dan kikuk, membuatnya kesulitan bahkan untuk bernapas normal.
"Kau tidak makan bersama mereka?" Seong Joon masih mencoba mencairkan suasana walau tak tahu respons seperti apa yang akan diberikan Eun Hyo nanti.
"Aku tidak makan dengan orang lain." Lift terbuka dan Eun Hyo langsung keluar, masih saja tetap menatap ke depan, tidak mengacuhkan Seong Joon, seolah sejak tadi hanya ada dirinya sendiri di dalam lift. Seong Joon mengejar, walau agak bingung apa yang harus dilakukan setelah berada di samping gadis itu.
"Tapi kemarin kau makan denganku." Seong Joon langsung mengatupkan mulutnya rapat-rapat sambil mengumpat dalam hati. Bisa-bisanya kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulutnya tanpa pertimbangan panjang. Bagaimana kalau Eun Hyo marah?
Namun nyatanya Eun Hyo tidak menunjukkan gejala akan marah. Gadis itu bahkan tidak berubah sedikit pun ekspresinya. "Itu di rumahku," jawabnya datar.
Seong Joon menghela napas lega, walau masih bingung dengan jawaban Eun Hyo yang sepertinya tidak menjelaskan apa pun. Tapi gadis itu tidak marah dan tetap mau menjawab saja dia sudah cukup senang.
"Kalau begitu tidak masalah kalau sekarang kita makan lagi?"
Sepertinya sesuatu baru saja menghantam kepala Seong Joon dan membuatnya hilang akal. Hanya karena Eun Hyo tetap menjawab pertanyaannya tadi, sekarang dia semakin berani mengajak gadis itu makan bersama. Tentu saja kali ini Eun Hyo tidak menerima ajakan itu. Bahkan merespons saja tidak, hanya terus berjalan.
"Maaf, maksudku ... bagaimana kalau pulang bersama? Rumahmu dan tempat kerjaku yang satunya lagi kan berdekatan," Seong Joon berusaha mengubah suasana sambil mengejar Eun Hyo.
Namun percuma, gadis itu tetap tidak menghentikan langkah. Seong Joon mengembuskan napas kencang. Bagaimana bisa pulang apalagi makan bersama, menunggu Seong Joon mengembalikan motor ke toko tempatnya bekerja saja tidak.
****
Sebel sekali sama manusia model Jina 🙄
Ngedeketin orang kayak Eun Hyo harus gimana ya?
Baca cerita-cerita Addicted Series, ya:
Senin dan Kamis: Comedor by YouRa_muriz
Selasa dan Jumat: Sexy Secret by IndahHanaco
Rabu dan Sabtu: Let Us Be Happy by junabei
Kosa kata Korea:
너: neo (eo dibaca cepat) artinya kamu
에게: ege, partikel yang artinya kepada atau menunjukkan tujuan
접근하기가: jeobgeunhagiga (eo dan eu dibaca cepat) asal kata dari 접근하다 yang artinya mendekati, sedangkan 기가 itu partikel yang dipakai untuk memperjelas kata sifat (susah, mudah, suka, benci)
어렵다: eoryeobta (eo dibaca cepat) artinya susah
Ditunggu komen dan votenya
junabei ❤
YOU ARE READING
Let Us Be Happy ; 우리가 ... 행복하자
General FictionSeorang pemuda datang padanya dengan tangan penuh luka. Tanpa pernah membuat kesalahan, pemuda itu terus meminta maaf, membuat dirinya mulai penasaran. Pemuda itu telah mengusik hatinya. Seorang gadis masuk dengan tatapan kelam dan langkah seolah ta...
[5] It's Hard to Approach You / 너에게 접근하기가 어렵다
Start from the beginning
