What Should We Do?

2.4K 213 51
                                    

haloooo!

kangen aku gak? hahahaha maaf jarang update soalnya lagi ga ada inspirasi yaa, kedua anak manusia itu lagi asik sendiri-sendiri dan menghilang dari publik mulu jadi silahkan dibayangkan sendiri aja :))

btw, gue sebenernya bingung mau naro chapter ini di 2026 atau di Cerita Pendek tapi akhirnya dimasukin ke Cerita Pendek dulu.. nanti tolong kasih saran, lebih cocok disini atau di 2026 yaa :)

................................................................................................................................................................

Bali, Januari 2024

Drrt..drrt..

Suara getaran ponsel yang berada di atas meja kayu memecah keheningan pagi. Sungjae mendengus pelan lalu membenamkan kepalanya makin dalam kepada bantal guling yang tengah dipeluknya erat.

Drrt..drtt

Siapapun yang berada di seberang sana pastilah orang yang gigih, ia sama sekali tidak menyerah walaupun sudah diabaikan selama beberapa menit. Dan tidak punya sopan santun. Siapa coba yang akan menelpon ke nomor pribadinya sepagi ini di hari libur? Kalau itu salah satu dari Hyung-nya, Sungjae bersumpah akan menyebarkan foto aib mereka. Kalau itu salah satu sahabatnya, Sungjae akan membatalkan rencana trip mereka ke Jepang bulan depan. Kalau itu manajernya, Sungjae akan memecatnya.

Drrt...drtt

"Oppa ponselmu" bantal gulingnya bergumam pelan. Oh, tentu saja itu bukan bantal guling ajaib yang bisa berbicara melainkan sesosok manusia yang dipeluk Sungjae sedemikian erat sepanjang malam dan memanggilnya "Oppa".

"Hmm..." Sungjae memeluk gadis itu semakin erat, ia sungguh-sungguh mengantuk.

Drrt.. drrt..

Park Sooyoung berdecak kesal karena tidurnya terganggu oleh ponsel Sungjae yang tak berhenti bergetar. "Ah jebal, ponselmu.. matikan atau buang saja jauh-jauh" racaunya sambil berguling menjauh dari Sungjae.

Menggeram karena kehilangan hangat tubuh Sooyoung, Sungjae menjulurkan tangan meraih ponsel yang berada di nakas sebelah tempat tidur. "Yeoboseyo?" gumamnya pelan dengan mata masih terpejam.

"Hyung, wae?" tanya Sungjae setelah mengenali suara manajernya di ujung sana. Ia membuka mata dan melirik layar ponsel, menjelang pukul 9 pagi di tempatnya berada atau sudah hampir pukul 10 di Seoul. Ia menggigit bibir, manajernya harus punya alasan bagus kenapa menganggunya sepagi ini atau dia akan minta Cube memindahkannya jadi manajer Hyunsik saja.

Mata Sungjae mendadak terbuka lebar. "MWO?"

Sooyoung menggerutu karena volume suara Sungjae mengusik tidurnya.

"Apa kau bilang, Hyung?" tanya Sungjae dengan suara dipelankan. Sebelah tangannya terjulur membelai lembut rambut Sooyoung, mengantar gadis itu kembali ke dalam tidur nyenyak.

"Apa beritanya besar?" ia mendengarkan ucapan manajernya dengan seksama, keningnya mulai berkerut.

"Aku tidak tau, Hyung. Nanti kubicarakan dulu dengan Sooyung, bagaimana?" tawar Sungjae sebelum mengakhiri pembicaraan mereka pagi itu.

Ia melempar ponsel sembarangan. Sungjae melirik Sooyoung yang masih terlelap di sisi kanannya lalu menatap nyalang ke langit-langit yang terbuat dari kayu jati. Kabar yang disampaikan manajernya membuatnya berpikir di hari liburnya. Ia baru saja menyelesaikan drama terbaru beberapa hari yang lalu, memang hasilnya tidak terlalu bagus tapi Sungjae cukup puas karena drama tersebut memiliki genre yang tidak biasa. Bulan depan ia akan merilis album solo yang kedua lalu masuk militer. 

Cerita Pendek (SungJoy)Where stories live. Discover now