Beautiful Pain

2.6K 248 62
                                    

Seoul, 12 November 2018

Sungjae menekan bel dengan tangan kanan sementara tangan kirinya menahan ponsel di sisi telinga. Setelah beberasa saat tidak ada jawaban dari kedua sisi, ia menekan bel sekali lagi.

"Chakkaman-yo" terdengar langkah kaki dan sebuah suara berat dari balik pintu. Sungjae menyengir tipis, alih-alih menekan interkom, pemilik rumah ini malah membuka pintu langsung untuknya.

"Eoh, Sungjae? Ada apa kau kemari?" sesosok lzelaki bertubuh gempal muncul dari balik pintu dengan senyum yang mengembang otomatis di wajah ramahnya.

"Annyeonghaseyo, Aboenim" Sungjae membungkukkan badan.

Lelaki yang dipanggilnya Aboenim tersebut mundur untuk membuka pintu lebih lebar. "Ayo masuk masuk! Sooyoung tidak bilang kau akan kemari?"

"Ah itu.." Sungjae menggigit bibir. "Sooyoung tidak menjawab teleponku, kata Yeri dia juga tidak ada di dorm jadi aku kemari saja"

Tuan Park terkekeh. "Ah anak itu, kalian bertengkar?"

"Tidak, Aboenim" Sungjae menggeleng cepat sambil melepas sepatunya. Keningnya berkerut saat menyadari Tuan Park mengenakan setelan jas rapi selarut ini. "Aboenim, kalian mau pergi? Atau baru saja pulang?"

"Aku dan Ibunya Sooyoung mau ke rumah duka, salah satu teman sekolahku meninggal tadi sore." jelas Tuan Park sambil melongok ke dalam rumah untuk memanggil istrinya yang masih bersiap-siap. "Yeobo, kau belum selesai juga?"

"Sebentar!"

Tuan Park menoleh lagi pada Sungjae. "Sana kau masuk, tunggu Sooyoung di dalam. Sepertinya tadi dia ke rooftop bersama Haetnim"

"Kalau begitu aku ke rooftop saja, Aboenim" Sungjae kembali mengenakan sepatunya.

"Eoh, ada Sungjae?" sebuah suara dengan logat Jeju yang samar terdengar.

Sungjae menegakkan badan dan memperlihatkan senyuman termanis yang dimilikinya. "Selamat malam, Eomonim. Wah kau cantik sekali malam ini"

Nyonya Park tertawa kecil, memamerkan eyesmile yang persis Sooyoung ketika tersenyum. "Really?"

"Jinjjaeyo"

"Yah, kita berangkat saja sekarang. Kebetulan ada Sungjae, tolong temani Sooyoung sebentar ya" ujar Tuan Park sambil mengancingkan jasnya.
"Kalau kau mau ke rooftop bisa lewat lift yang di ujung kiri koridor, Sungjae-ya"

"Ne, Aboenim.." jawab Sungjae sambil mengikuti kedua orang tua Sooyoung berjalan keluar dari rumah mereka.

"Kami pergi dulu, Sungjae-ya"

"Ne, hati-hati Eomonim"

"Ah Sungjae-ya," panggil Tuan Park sebelum mereka berpisah di koridor yang bercabang. "Kau tau aku sudah memberikan restu untukmu kan?"

Sungjae mengangguk bingung.

"Aku merestuimu, tapi aku tidak ingin melihatmu masih ada di rumahku saat aku pulang nanti. Kau paham?"

Dengan wajah merah padam Sungjae mengangguk cepat.

"Bagus. Nanti, setelah kita bertemu di depan altar baru kau boleh menginap disini" lanjut pria paruh baya itu sambil menepuk pundak Sungjae.

....

"Haetnim-ah yeogi yeogi.."
"Aahh andwae"
"Haetnim-ah, duduk!"

Suara Sooyoung yang ditingkahi gonggongan riang membuat Sungjae melangkah lebih cepat menaiki tangga menuju rooftop gedung ini. Hawa musim gugur yang semakin dingin membuatnya merapatkan padded jacket yang sedang dikenakannya sebelum membuka pintu.

Cerita Pendek (SungJoy)Where stories live. Discover now