"Kalau begitu kita berkeliling bersama saja." Ajak Isogai yang diangguki semuanya kecuali [name].

"Ayo biar aku pandu." Ajak Nagisa yang diangguki Karma dan Isogai.

Isogai dan Nagisa sudah mulai berjalan. [name] masih diam di tempat dengan Karma.

"Ayo."

[name] menghempaskan tangan Karma yang menggenggamnya. "Maaf aku ada urusan. Aku harus menjenguk teman yang sakit."

"Siapa?"

"Sudah ya aku tidak punya waktu lagi," [name] beranjak meninggalkan Karma. Ia temui terlebih dahulu Nagisa dan Isogai yang ada di depan. Setelah berpamitan pergi, [name] benar – benar meninggalkan festival itu.

Sialnya hujan turun di sore hari. Padahal tinggal berjalan sekitar 400 meter lagi, [name] sampai di kediaman keluarga Asano. Ia terlupa karena tidak membawa payung. Sekitar limabelas menit ia berteduh di depan toko yang tutup. Hujan tetap saja pada bentuknya, gerimis namun tak begitu deras.

"Hujan seperti ini memang lama." [name] nekat menerobos hujan. Sesampainya d rumah Gakushuu, ia langsung disabut oleh maid. Tak lama kemudian Ren turun ke bawah untuk membawa [name] menemui Gakushuu.

Ren membukakan pintu kamar Gakushuu untuk [name]. Disana ada Sou dan juga Koyama. Kedua anak buah Gakushuu itu terlihat bersedih. Mata [name] melebar ketika melihat alat infus dan opname yang menempel pada badan Gakushuu.

"Ga-Gakushuu??" [name] langsung berlari ke arah kasur. Matanya mulai berkaca, "Ke-kenapa bisa?"

Koyama menimpali, "Dia terlalu kelelahan."

"Tapi bukankah dia orang yang kuat?" Balas [name].

"Kau tau kan? Biasanya orang yang kuat dan jarang sakit sekalinya sakit akan langsung ambruk." Ujar Sou.

Bibir [name] bergetar kala mendengar kabar dari Ren. "Dia juga sedikit depresi."

"Padahal kita selalu siap jika dia butuh tempat untuk bercerita." Koyama menambahkan.

Hati [name] semakin tak karuan. Logikanya terus berasumsi jika ini konyol, tapi hati nuraninya merasa bersalah. [name] duduk di samping ranjang Gakushuu. Diraihnya tangan Gakushuu kemudian ia genggam.

"Belum kasus Asano sensei yang ditahan."

"Ibunya juga yang entah pergi kemana,"

"Kupikir kau bisa menghibur Asano, [name]." Ketiga anak buah Gakushuu terus mengoceh.

Disana [name] membatu seketika. Wajah khawatirnya sirna. "Heh kau pikir aku bodoh Ahono!"

"Are?" "Ya?" "Ups?" Ketiga anak buah Gakushuu langsung heran dengan perubahan mimik [name].

[name] segera berdiri. Lalu memandang  Gakushuu kesal. "Denyut nadimu normal dan suhu badanmu biasa – biasa saja. Kau tidak sakit Gakushuu-kun!" Sentak [name].

"BANGUN!" [name] berontak lalu melepas opname yang terpasang di wajah Gakushuu.

Gakushuu langsung menyeringai. Hal itu sukses membuat [name] semakin kesal dan emosi. Ia merasa terbodohi. Dan kenapa [name] bisa – bisanya percaya pada Ren kalo Gakushuu jatuh sakit.

"Apa maumu?"

Gakushuu terbangun, "Santailah kenapa kamu marah begitu?"

"Ga lucu Gakushuu-kun! Apa motivasinya kamu pura – pura sakit seperti ini hah?!"

"Aku ingin bertemu denganmu."

"Tapi tidak pakai cara ini juga!" Teriak [name] kemudian segera pergi darisana. Entah mengapa air matanya turun. Rasa dingin dari seragam yang terkena hujan masih terasa. Dan kini ia kembali pergi  menerobos hujan. Ia putuskan untuk pulang saja. Ia berlari cepat dibawah hujan yang kini semakin deras. Rasa hangat terasa di pipi.

○ RIVAL (Karma x Reader x Asano)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant