6. [빈환] Ketika Mama Pergi

639 77 14
                                    

"Ayah, bangun...." Kening Hanbin mengernyit, namun matanya masih enggan terbuka. Ia meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku sejenak, sebelum membuka kelopak matanya dan baru menyadari jika semalam ia tertidur di depan televisi untuk menonton pertandingan sepak bola.

"Ayah, cepet bangun ih!" Gumaman tidak jelas malah terdengar dari celah bibir Hanbin yang kembali menutup kelopak matanya dan dengan cepat menarik pinggang Jinhwan.

"Nanti Ma, lima menit lagi..." wajahnya dengan cepat menghilang karena terbenam permukaan kardigan Jinhwan yang duduk di sampingnya dan membuatnya mendesah lega karena mencium wangi parfum Jinhwan, "wangi banget Ma? Mau kemana sih pagi-pagi gini? Ke bakery-nya Kak Himchan?"

Jinhwan memutar bola matanya malas, lalu dengan sadis mencubit lengan Hanbin, membuat Ayah dua anak itu mengaduh sakit dan otomatis langsung terbangun dari acara mengantuknya, "Aduduh! Kenapa nyubit sih, Ma?"

Bibir Hanbin maju, menampilkan wajah merajuk yang sangat tidak cocok dengannya. "Makanya kalau Mama ngomong tuh dengerin, Yah! Udah dari seminggu yang lalu Mama ngasih tau kalau hari ini mau pergi outing sekolah."

Hanbin mengerjap. Sedetik, dua detik—"Berarti Mama pergi dong hari ini?"

"Iya Ayaaah..." Jinhwan menjawab dengan intonasi kesal. Sebal sekali dengan Hanbin yang lambat memproses informasi.

"Anak-anak mau dititipin di day care kan?" tanya Hanbin lagi.

"Sayangnya ngga. Ini hari Sabtu, jadi day care tutup. Mau ga mau—"

"—Ayah yang jaga mereka gitu?" Belum selesai dengan kalimatnya, Hanbin sudah terlebih dahulu memotong Jinhwan. "Tapi kan, Ayah ada proyek buat pemotretan hari ini Ma...ga bisa dibatalin, ga ada fotografer pengganti."

Jinhwan kemudian menghela napas. Kepalanya mendadak berdenyut nyeri karena sepagi ini harus beradu argumentasi dengan Hanbin soal anak-anak. "Ngga bisa diajak ke studio gitu, Yah? Kalau ikut Mama jelas ga mungkin, Mama ngurusin murid-murid juga. Kelas Matahari yang handle cuma Mama, Ibu Kim lagi cuti melahirkan."

Bahu Hanbin kemudian otomatis merosot. Hilang sudah semangatnya hari ini. Mengurus dua orang balita yang sedang aktif-aktifnya seperti Junhoe dan Chanwoo seorang diri, jelas bukan pekerjaan mudah.

"Gimana, Yah?" tanya Jinhwan lagi, "Mama ngga enak mau nitipin ke rumah tetangga."

"Ya sudah, nanti Ayah ajak mereka ke studio." Putus Hanbin kemudian. Nanti di lokasi, ia bisa minta tolong Jisoo untuk menjaga ataupun mengajak main anak-anak.

Jinhwan kemudian mengulas senyum lega. Ia kemudian membingkai wajah Hanbin untuk memberi pasangannya itu sedikit reward dengan sebuah kecupan singkat di bibir. "Jam tiga Mama udah pulang kok. Sarapan sama makan siang juga udah Mama siapin..."

"Mhm-hmm, hati-hati di jalan..." Kali ini giliran Hanbin yang melabuhkan sebuah kecupan di kening dan mengantar Jinhwan ke depan pintu. "Kalau mau minta jemput, nanti tinggal telepon."

Jinhwan mengangguk, memeluk Hanbin sekali lagi sebelum benar-benar pergi, "Semangat Ayah!" ujarnya kemudian.

Hanbin kemudian masuk ke dalam rumah dengan raut wajah lesu-karena belum mandi dan membayangkan mengurus anak-anak sendiri-selepas Jinhwan pergi. Ia lalu menyeret langkahnya menuju meja makan.

Jadwal pemotretannya sekitar pukul sepuluh, jadi ia membiarkan anak-anaknya tidur sedikit lebih lama selama ia menghabiskan sarapan dan mungkin mengerjakan beberapa pekerjaan rumah yang belum sempat Jinhwan kerjakan.

Sebuah senyum terulas di bibir Hanbin ketika melihat sarapan yang disiapkan Jinhwan, lengkap dengan catatan kecilnya di samping piring.

Sebuah senyum terulas di bibir Hanbin ketika melihat sarapan yang disiapkan Jinhwan, lengkap dengan catatan kecilnya di samping piring

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[Parenting Ship] One Way to YouWhere stories live. Discover now