Part 27. Hello again, Sky

Start from the beginning
                                    

Ia mengangguk dan memandang Akia yang sibuk bermain dengan bros di dada ku "But are you okay with it?"

"I am"

This situation is awkward and I don't like this. Fakta bahwa Langit mengetahui bahwa sekarang aku sudah sendiri lagi dan aku yang yakin ia akan mencoba mendekati ku lagi -hey, I'm not that blind, aku cukup peka- sedangkan entahlah, aku rasa aku masih belum yakin untuk kembali berhubungan serius, hal ini membuatku seolah terjebak dalam situasi yang membuat orang lain yang tidak tau apa-apa memandangku seperti diva.

"Ndaa!" Akia melonjak-lonjak dalam gendonganku "Ndaa!"

Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling dan melihat Mbak Adel yang melambaikan tangannya kearahku dan aku bisa melihat dengan jelas di depannya adalah Kayser yang terlihat gagah menggunakan batik yang ku belikan untuknya saat aku sedang kunjungan kerja ke Pekalongan dulu.

"Kia mau ke Bunda sama Ayah?" Akia mengangguk dan kembali menunjuk-nunjuk Bundanya yang melambaikan tangan ke kami, aku mencium pipi bayi gembul ini dan mengangguk paham "Okay Kia, kita ke Ayah Bunda ya. Tapi Kia kiss-bye dulu dong sama Oom Langit"

Ia melihat Langit dan melambaikan tangannya, kemudian Akia menaruh tangannya di mulut dan mengarahkannya ke Langit "Bye."

Aku melongo. Astaga, tumben sekali anak ini galak begini?

Langit yang tadinya terkejut karena mendapat bye-bye jutek dari anak bayi kemudian tertawa dan mengacak rambut Akia gemas. Sedangkan aku hanya bisa tersenyum tidak enak kepada Langit

"Aku ke Bundanya Akia dulu ya. Makasih sudah datang"

"Kayra."

Aku menoleh kearah Langit yang memanggilku lagi "Ya?"

"Seandainya bisa, boleh kamu kasih aku kesempata supaya kita bisa dekat sekali lagi?"

Aku terdiam dan menarik nafas panjang. Well, everyone deserve a second chances, and if I say yes, it won't make me a hoe, won't I?

"Maybe no," aku memandang Langit penuh makna "Or maybe yes..Sky"


Kayser's PoV

Aku melihat Kayra sangat cantik malam ini, ia terlihat sangat anggun dalam balutan kebaya khas Jawa berwarna merah muda yang waktu itu ia coba di depanku. Dengan Akia, anak Dokter Adel berada di gendongannya, rasanya seperti aku melihat gambaran masa depanku dengan Kayra nanti. Masa depan yang bisa ku raih apabila aku sanggup mempertahankan Kayra dalam hidupku. Tetapi sayangnya aku gagal.

"Anjrit, kayanya setiap kali gua bareng lu dan ketemu Kayra, dia selalu lagi digandeng cowo lain"

"Berisik lo Yud. Telan dulu itu pudding, gua ga mau ngasi lu CPR di nikahan orang begini"

Ia menatapku garang dan menelan pudding dimulutnya "Makanya, kan Bang Yudha bilang juga apa. Lebih susah mempertahankan dibanding meraih"

Aku mengabaikan Yudha dan memilih kembali memperhatikan Kayra yang sedang tertawa bahagia bersama Langit, dengan Akia di gendongannya. Apabila orang-orang tidak tau bahwa Akia adalah keponakan Kayra, mereka pasti mengira bahwa Kayra, Langit dan Akia adalah keluarga muda bahagia.

Semudah itu ya Vee aku dilupakan?

"Tapi jujur aja ya, gua bingung sama lu"

Aku mengalihkan pandangan ku dari Kayra dan menghadap Yudha "Kenapa?"

"Lo bisa nyelamatin nyawa orang, tapi ga bisa nyelamatin nyawa hubungan sendiri"

Aku tertawa miris mendengar kalimat Yudha. Ada benarnya juga dia, hampir setiap hari aku bekerja di Rumah Sakit berusaha menyelamatkan nyawa orang, tetapi aku gagal menyelamatkan hubungan ku sendiri.

Anomali Hati (Completed)Where stories live. Discover now