|~•Kesembilan•~|

Start from the beginning
                                        

"Aigo~ kakakku ini kenapa eoh? Cemberut seperti yeoja yang sedang putus cinta, ah!  Jangan jangan... " Taehyung sengaja menggantungkan ucapannya ia berniat melihat dulu ekspresi kakak kembarnya ini

"Jangan-jangan apa?  Cepat katakan! " Jimin sepertinya sangat teramat tidak sabar guys

"Aaah~ sepertinya kakakku ini sensi skali, marah-marah saja sedari tadi hmm sedang PMS ya" Taehyung sepertinya meninggalkan otaknya dirumah bagaimana bisa kakaknya PMS?  Kakaknya kan sama sepertinya LAKI-LAKI

"Kim Taehyung!  Berhenti menggodaku! " Sungut Jimin lagi

"Iya iya kakaku sayang,  aigoo kakaku ini jika cemburu lucu juga ya... "

"Aku tidak cemburu!! "

"Iya iya kakakku cemburu"

"Tidak tae! "

"Iya deh tidak—"

"Nah gitu dong"

"Tidak salah lagi wlek!!"

Takk...

"Auuhh appo... Kau kejam sekali Chim"

"Rasakan kemurniannya. Itulah azab seorang adik yang telah durhaka kepada kakaknya" Jimin tersenyum puas sementara Taehyung merengut kesal.

"Yaak.. Kim jimin pabo!  Jika aku geger otak bagaimana?"

"Ya begitu. Kau ini baru di jitak saja su—"

"Apa yang kalian bicarakan di belakang sana Kim?" Suara tegas itu langsung membuat Jimin maupun Taehyung terkesiap di tempatnya.

Jimin menggelengkan kepalanya "Tidak ada saem" Ucap Jimin  mewakili

"Bisa saya mulai pelajaran ini?  Atau kalian berdua berminat untuk belajar di luar? Atau pulang mungkin?"
Pria parubaya bermarga Min itu memang selalu membuat kejutan di luar dugaan.  Dengan cepat Jimin kembali menggeleng "Tidak saem.. Kami masih betah belajar di dalam kelas"

"Ah baiklah... Jika saya melihat kalian mengobrol kembali. Saya tak akan segan segan mengeluarkan kalian dari kelas saya. Mengerti?"

"Ne.. Mengerti saem" Jawab kembaran kim itu dengan kompak.

Pelajaran pagi ini pun di mulai dengan hikmat dan tertib. Tak ada satupun yang berbicara saat sang guru sedang menjelaskan. Ada yang sebagian dari mereka fokus karena ingin belajar dan ada sebagian pula yang fokus hanya sekedar mencari aman dengan guru yang terkenal kejam itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kini mobil hitam itu sudah terparkir apik di halaman sekolah, seperkian menit keluarlah seseorang pria parubaya berjas hitam dari dalam mobil itu. Dia adalah seorang donatur terbesar di sekolah ini sekaligus ayah dari sikembar siapa lagi kalau bukan Tuan Kim Joong Ki.

Setelah mendapat telepon dari kepala dinas ia langsung ke sekolah  karena ada rapat penting.
Ia berjalan dengan tegap, sesekali tersenyum membalas sapaan dari para guru yang sudah mengenalnya, Tuan Kim sebenarnya orang yang baik dan juga ramah ia hanya berbuat kasar ketika anaknya tidak bisa mendapatkan yang terbaik. Sebenarnya siapa lah orang tua yang suka ketika anaknya gagal?  Pasti mereka juga akan memotivasi anaknya untuk berbuat lebih baik tapi cara tuan Kim untuk memotivasi anaknya itu sudah sangat salah.

Tuan Kim sudah sampai diruang tata usaha, ia memutar knop pintu itu namun pergerakannya terhenti saat mendengar suara yang tak asing lagi baginya.

"Hei Alien!  Berhenti kau!!  Jangan membuat hukuman mu bertambah!! " Suara ini seperti suara anaknya tapi apakah benar?

"Jimin bantet!! Lari mu lamban sekali!! Makanya jangan punya kaki pendek!! " Tuan Kim kembali mendengar suara anak bungsunya ketika suara langkah kaki mendekat ia langsung menoleh, ia terkejut sangat terkejut bahkan

I'M FINE-{VMin} END  Where stories live. Discover now