Thirty Six

1.8K 189 7
                                    

"Itu salju sungguhan?" tanya Hani antusias.

Hoshi mengangguk menanggapi pertanyaan Hani, menatap Hani yang tidak sabar jalan-jalan keluar untuk menikmati salju.

"Sejak kapan salju turun?" tanya Hani lagi.

"Kemarin malam. Sayangnya kau sudah lebih dulu ketiduran di kamarku, dan Seungcheol hyung memindahkanmu ke kamarmu—lagi," jelas Mingyu menampakkan jajaran gigi favorit Hani.

Hani nyengir. Menatap Seungcheol yang duduk meminum coklat panas.

"Maaf merepotkanmu lagi, oppa. Aku pasti berat ya? Hehe," ujar Hani.

Seungcheol tertawa lalu menggeleng, "Tidak, kok. Kau tergolong enteng, haha."

"Ayo, keluar! Aku belum pernah main salju," ajak Hani kembali menatap keluar jendela.

"Ini masih terlalu pagi. Dingin sekali," ujar Jihoon malas.

"Oppa," rengek Hani.

"Baiklah, baiklah. Kita akan jalan-jalan bersama, empat belas orang nanti. Oke?" kata Jeonghan tidak tega melihat Hani merengek.

Hani bersorak girang. Memeluk leher Jeonghan sebelum ke dapur untuk membuat coklat panas. Melihat Seungcheol yang minum coklat panas benar-benar menggugah selera Hani.

"Buat apa?" tanya Wonwoo yang datang ke dapur untuk mengambil camilan.

"Coklat panas. Oppa mau?"

"Boleh. Makasih, ya."

"Mm-hm."

"Oh? Hani, aku juga ya!" sahut Vernon. Hani mengangguk-angguk.

"Kau sudah tidak sabar, ya?" tanya Vernon.

"Benar juga. Ini salju pertamamu, ya?" tanya Wonwoo membenarkan. Hani mengangguk girang.

"Bagaimana salju pertama kalian?" tanya Hani.

"Aku tidak terlalu ingat. Tapi ada pengalaman salju di bulan Desember yang tidak bisa kulupakan," ujar Wonwoo.

"Benarkah, hyung? Apa itu?" tanya Vernon ingin tahu.

Hani menyelesaikan pekerjaannya dan bergabung di meja makan untuk mendengar cerita Wonwoo. Jarang-jarang Wonwoo sukarela cerita duluan seperti ini.

"Saat itu salju pertama. Aku ingat waktu itu aku masih sepuluh tahun. Aku duduk di bangku halaman depan rumah dan main sendiri dengan robot-robot kesayanganku."

Wonwoo menyeruput coklatnya sebentar lalu melanjutkan ceritanya.

"Salju turun kemudian. Aku yang kecil itu sangat antusias sampai berlari ke arah rumah dengan terburu-buru. Alhasil, aku terpeleset dan harus dirawat di rumah sakit karena kakiku mendapat luka sobek, haha," ceritanya diakhiri tawa.

"Yang benar?!" tanya Hani terkejut.

"Iya. Tapi bekasnya sudah hilang," timpal Wonwoo santai.

"Salju pertama ya? Aku punya banyak pengalaman salju pertama. Yang paling berkesan mungkin saat ayah pulang waktu salju pertama. Saat itu usiaku masih lima tahun. Aku masih ingat itu," cerita Vernon.

"Woah... Ini salju pertamaku, dan sangat spesial karena ada kalian. Ditambah aku sedang di Korea, gratis!" canda Hani.

Mereka terkekeh. Benar juga. Hani kemari gratis. Biaya hidup saja dibantu walau Hani tetap bekerja.

Tapi terselip nada sedih di kalimat Hani yang tidak mereka sadari.

Hani berharap bisa menikmati salju pertama dengan keluarganya juga.

Mysterious Girl [SEVENTEEN FANFICTION]✔Where stories live. Discover now