One

5.2K 456 6
                                    

Member Seventeen sudah selesai latihan tepat pukul tujuh malam. Mereka lelah. Lelah fisik dan batin.

Saat waktu istirahat, mereka mencari di internet bagaimana bisa orang bangun di tempat yang berbeda.

Namun hasilnya nihil.

"Ada apa dengan kalian? Terlihat lebih lesu dari biasanya," ujar manajer mereka khawatir.

Mereka memandang satu sama lain, seperti bertelepati apa harus memberitahu manajer mereka tentang ini. Mereka mengangguk pelan tanda setuju.

"Manajer-nim. Kami mau menceritakan sesuatu, tapi kami mohon jangan marah. Entah pada kami atau orang itu. Dan jangan beritahu ini pada siapapun juga. Kau bisa berjanji?" tanya Seungcheol mewakili yang lain.

"Aku berjanji. Katakan," ujar manajer.

Mereka menceritakan semua yang terjadi pagi ini. Mereka juga bilang bahwa Hani memang gadis baik-baik yang memang tidak tahu apa-apa melihat dari sikap tubuh dan cara bicaranya.

Cara bicara yang tidak terlalu fasih memang menandakan dia dari luar negri. Ditambah perawakannya memang terlihat seperti orang Asia Tenggara. Mereka juga pernah mendengar Hani berbicara bahasa Indonesia—saat Hani di kamar mandi.

Dan lagi sikap tubuh Hani yang ketakutan, tapi juga pasrah dan pantang menyerah sekaligus membuktikan bahwa Hani tidak berbohong. Matanya mengatakan kebenaran.

"Kalian berbohong atau gadis itu yang berbohong?" tanya manajer dengan tatapan tajam. Sepertinya ia marah entah pada siapa.

"Manajer noona, sudah kubilang bahwa apapun yang kami ceritakan, jangan marah. Kami sedang berusaha mencari tahu tentang ini. Kami memberitahumu untuk meminta bantuan perlindungan pada gadis itu agar tidak ada yang tahu bahwa dia tinggal dengan kami sementara," ujar Jihoon.

"Noona tidak marah. Noona harus bertemu dengannya," ujar manajer tegas.

Mereka menghela napas berat sebelum mengangguk.

"Hani, kami pulang," ujar Seokmin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hani, kami pulang," ujar Seokmin.

"Selamat datang," sambut Hani yang terlihat capek tapi masih tersenyum.

Tanpa diduga, manajer mengangkat tangan Hani dan tanpa sengaja mendorong Hani sampai punggung gadis itu membentur tembok.

Tidak keras, tapi Hani meringis karena tangannya yang dicengkeram baru saja terkena minyak panas.

"Kau. Katakan sejujurnya di depanku," ujar manajer tegas.

"A..., akan kukatakan jika kau melepaskanku," balas Hani dengan tatapan mata tidak kalah tajam. Menahan sakit di tangannya tidak mudah bagi Hani.

Manajer melepaskan cengkramannya dan membuat Hani meringis melihat lukanya. Manajer melihat itu dan pergi mengambil kotak P3K.

Sementara yang lainnya panik mengira manajer akan menghajar Hani. Tapi tidak ada yang berani melawan manajer.

Mysterious Girl [SEVENTEEN FANFICTION]✔Where stories live. Discover now