Thirty One

1.9K 188 0
                                    

"Kau yakin berangkat hari ini?" tanya Hani duduk di ranjangnya.

Dino yang sedang mengambil jaketnya mengangguk.

"Bukannya tadi pagi kau sendiri yang bilang suhu tubuhku sudah mendingan?" tukas Dino.

"I... iya sih... Tapi—"

Tanpa membiarkan Hani menyelesaikan kalimatnya, Dino berjalan mendekati Hani dan menempelkan dahi mereka. Membuat Hani membeku dan menatap lurus ke mata Dino yang perlahan terpejam.

"Sudah? Aku lebih baik, bukan?" ujar Dino. Hani mendengus.

"Aku tahu, aku tahu. Baiklah, sana pergi," usir Hani kesal.

"Kenapa kau kesal, hm?" tanya Dino menjauhkan wajah mereka.

"Aku merasa seperti orang bodoh mengkhawatirkan kalian dan dirimu. Padahal kalian sendiri tidak peduli," balas Hani pedas.

"Darimana kau belajar jadi bermulut pedas? Jeonghan hyung?" tanya Dino.

"Bukan urusanmu. Sana pergi. Aku juga harus kerja." Hani beranjak dan mengambil kemeja kerjanya.

"Kapan kau mau keluar? Kau sengaja diam disini untuk melihatku ganti baju, hah?" tanya Hani ketus.

"Woah, nona... Beberapa saat yang lalu kau adalah gadis lembut yang mengkhawatirkanku, sekarang kau jadi gadis galak yang bermulut pedas. Baiklah aku keluar, Hani," timpal Dino menutup pintu kamar Hani dari luar.

"Menyebalkan," gerutu Hani.

"Aku mendengar itu!" teriak Dino dari luar.

"Kau benar-benar sudah sembuh ya? Bisa bertengkar lagi dengan Hani begitu," tanggap Jihoon terkekeh.

"Jadi tidak ada penolakan aku tidak ikut," balas Dino santai.

Ia memakai jaketnya dan mengambil roti bakar buatan Mingyu.

"Kau baik-baik saja?" tanya Seungcheol.

"Seperti yang kau lihat, hyung," jawab Dino.

"Dengar, jika kau merasa tidak enak badan beritahu padaku. Aku tidak mau membopongmu untuk yang kedua kalinya seperti kemarin," cibir Seungcheol. Dino terkikik lalu mengangguk.

"Kami berangkat, Hani!" pamit Vernon. Hani mengangguk.

Hani teringat sesuatu dan menarik lengan seseorang yang paling dekat dengannya sebelum orang itu berangkat.

"Hari ini aku ada janji dengan Yoora. Kurasa aku pulang sore. Paling buruk, aku pulang malam," ijin Hani pada Joshua.

"Tentu. Bersenang-senanglah... Tidak masalah. Kalau kau butuh apapun hubungi aku, ya?" pesan Joshua.

"Tapi aku tidak punya ponsel. Oppa lupa?" tawa Hani kecil.

"Kau benar. Maaf," balas Joshua ikut menertawai kebodohannya.

"Kalau begitu kami berangkat. Sampai nanti," ujar Joshua berpamitan.

"Iya, jaga diri kalian!" seru Hani.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Mysterious Girl [SEVENTEEN FANFICTION]✔Where stories live. Discover now