Twenty Five

2.1K 207 3
                                    

"Hani!" panggil Seokmin lantang. Hani terkejut dan langsung menghampiri Seokmin.

"Ada apa, oppa?" tanyanya panik.

"Manajer menelponmu untuk memberi kabar baik," ujar Seokmin tersenyum girang.

Hani mengernyit tapi tetap menerima ponsel yang diberikan Seokmin.

"Halo?"

"Hani, ada kabar baik."

"Apa itu, eomma?"

"Kau akan ikut denganku tiga hari. Anggap saja kau keponakanku yang ikut denganku. Jadi mereka tidak akan curiga."

"Tunggu... Tiket, biaya hidupku, dan sebagainya? Aku bahkan tidak pernah mengurus itu sama sekali."

"Tenang saja. Aku sudah mengurus semuanya. Kau tinggal siapkan uang sakumu untuk di sana. Bilang saja kau keponakanku dari Indonesia dan sedang berlibur di sini. Mereka pasti tidak akan curiga."

"Aku berterima kasih atas segalanya, eomma. Tapi apa tidak menyusahkan jika begini?"

"Sama sekali tidak. Dibanding kau di rumah sendirian itu lebih berbahaya."

"Heum... Baiklah, eomma. Aku akan ijin tiga hari dari kerja."

"Kau kerja? Kenapa aku baru tahu?"

"Maaf terlambat memberi tahumu, eomma. Aku hanya berusaha membantu meringankan beban kalian. Masa kalian mau menampungku terus dan membiayai segalanya. Jangan khawatir, eomma. Aku sudah besar. Lagipula tempat kerjaku tidak jauh dari rumah."

"Asal kau nyaman dan bertanggung jawab, tidak masalah, Hani. Ya sudah, eomma kerja dulu, ya... Sampai jumpa."

"Iya, eomma... Sampai jumpa."

Hani mengembalikan ponsel Seokmin. Seokmin sendiri menatap Hani penuh harap.

"Apa katanya?" tanya Seokmin antusias.

Hani tersenyum, "Aku akan mengawasi kalian."

Seokmin tertawa girang.

"Takdir memang baik membiarkan semua ini terjadi!" serunya mengundang perhatian Vernon.

"Ada apa?" tanya Vernon.

"Dia akan ikut kita," ujar Seokmin semangat. Vernon mendelik kaget lalu memeluk Hani.

"Bagus. Apa aku perlu mengajak adikku untuk menemanimu?" tawar Vernon.

"Apa? Adikmu menemani siapa?" tanya Jihoon yang lewat.

Sepertinya Jihoon hobi lewat di sela-sela percakapan penting. Atau itu pekerjaannya?

"Hani akan ikut kita," jawab Seokmin tersenyum lebar.

Seperti Vernon, Jihoon melonjak kegirangan seperti anak kecil diberi mainan.

"Ajak saja adikmu. Biar Hani ada temannya," suruh Jihoon dengan senyum yang tidak luntur.

Hani malah kebingungan dengan sikap mereka semua. Mereka sangat senang sampai lupa Hani menatap mereka dengan tatapan geli.

Mysterious Girl [SEVENTEEN FANFICTION]✔Where stories live. Discover now