Pertemuan

87 10 0
                                    

Pertemuan itu punya dua makna.
Ada sebuah pertemuan dan ada sebuah takdir mutlak.

👧👧👧

Sandra kini terlihat seperti orang gila. Keadaan kacau membuat dirinya lupa pada kata malu.

Menangis untuk melepaskan semuanya adalah satu satunya yang ia butuhkan sekarang.

Tidak perduli jika orang yang berada di restoran yang terletak diatas sungai ini sedang meperhatikan dirinya dengan tatapan prihatin.

Ia menuangkan sebotol alkohol di gelasnya dan meneguknya dengan cepat sambil menangis dan berteriak,
" Satuuuu... botolll lagii massssss...... " lalu ia mengelap ingus yang meleleh di hidungnya. Memang Pemandangan yang memualkan.

Satu orang pelayan datang membawa sebotol minuman itu lagi, sambil tersenyum miris,
" Permisi. ini ya mba, " ia tersenyum dan berlalu. Namun berhenti dan berbalik.

" Mungkin, dengan lagu pilihan saya. Bisa membuat mba lebih tenang. "
Ucapnya hati-hati lalu berlalu lagi.

Sandra mengambil tisu dan menghenduskan ingusnya disana. Sambil menangis tersedu-sedu.
Rupanya begini rasanya putus cinta.

Sial jika ia tau sesakit ini dipermainkan. Mungkin tidak sudi ia menerima Aldo untuk menjadi pacarnya tiga hari yang lalu.

Seketika saja terdengar alunan lagu melow. Ditambah suasana malam restoran itu yang penuh sepasang kekasih saling bertatuan dan bertatapan.

Tentu saja mendukung kesan tragis bagi Sandra. Lalu ia pun semakin mengencangkan tangisannya.

Sudah tidak diragukan lagi. saat orang-orang merasa risih sekaligus prihatin.

Satu tangan menghampiri komputer yang terdapat banyak macam lagu disana, cowok itu lalu menekan tombol pouse.

" Sepertinya. pilihan lo.. malah makin buat dia tambah buruk. " sela Daud yang memandang Feri di depannya.

Feri terkekeh " Sorry Ud gue gak tau kalau ngatasin masalah yang kayak begini. "
pria itu kemudian melihat kearah meja wanita yang duduk di pojokan sana
" tapi apa gapapa kalau dia nangis disitu? "

" Gapapa, asal gak buat keributan sama pengunjung yang lain. "

" Nanti di marahin bos gimana? " tanya Feri dengan wajah yang memelas

" Selagi belum ada pengunjung yang komplen. Mungkin belom masalah. "

Melihat teman kerjanya itu masih memelas dan bimbang, Daud menepuk bahunya dan menenangkan. " Yaudah kita layanin aja apa yang dia butuh, "
Daud menunjuk meja yang baru saja kedatangan pengunjung lainnya.
" lo urus aja meja sebelah sana, gue jaga disini "

" Siapp!! boss . "

Daud tersenyum, ia mengambil gelas sloki di rak dan mengelapnya.

Saat ia bekerja, matanya melirik meja pojokan disana. Meja wanita itu. masih sama seperti tadi, wanita itu sedang minum.

Daud menebak, apa yang sedang dialami dengan wanita yang menjadi titik fokus siapapun yang berada disini. Walau bukan sok tau tapi sudah di pastikan bahwa wanita itu punya masalah percintaan.

A Million Colors and FlavorsWhere stories live. Discover now