🌷01. HAL TAK TERDUGA

Start from the beginning
                                    

Seolah terpancing, Maya sudah memukul meja di hadapannya hendak memaki-maki cowok yang menurutnya sok ganteng itu, tapi urung karena Nevna sudah terlanjur menyela.

"Tapi menurut gue kalian cocok kok."

Ucapan Nevna barusan langsung mendapat respons setuju dari Arsen dan ekspresi tidak terima dari kedua belah pihak yang sedang diperbincangkan.

"Nevna Sayang, apa penglihatan lo udah rusak? Ya kali kan gue pacaran sama cowok sok kegantengan ini," tukas Maya sangat tidak terima.

Nevna hanya mengangkat kedua bahu tidak acuh, lalu mengalihkan fokus ke depan ketika seorang wanita setengah baya berpakaian rapi memasuki kelas lalu duduk di kursi guru.

🌷🌷🌷

"Fresh banget rasanya setelah kepala gue dipijat sama mbak-mbaknya. Muka gue juga kerasa kaya cantik banget abis facial gratis."

Arsen terkekeh mendengar kepuasan sahabatnya itu setelah meninggalkan salon dan mulai berkeliling mall. "Makanya tiap minggu tuh rajin ke salon, biar ngerasa cantik terus kaya aku."

Mendengar itu, Nevna menepuk jidat mulusnya tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya seolah baru pertama kali melihat Arsen berlaku seperti itu. Belum juga cewek itu tersadar dari rasa ketidakpercayaannya, Arsen sudah menarik lengan Nevna memasuki kerumunan orang di tengah mall.

"Mau ngapain sih, Sen?" tanya Nevna setelah mereka berdua sudah berada di barisan paling depan.

Melepas lengan Nevna yang tadi ia genggam, Arsen berucap dengan fokus yang hanya tertuju pada mas-mas pembawa acara di depan sana. "Dengerin deh itu masnya ngomong apa, Nev."

Menurut, Nevna mengalihkan fokusnya ke depan. Dia juga agak penasaran sebenarnya acara apa yang sedang berlangsung di sana hingga menarik minat banyak pengunjung mall.

"Ada lagi yang ingin menampilkan lagu Solo lengkap dengan dancenya? Satu set make up high end ini akan kukasih ke kamu kalau bisa mengalahkan si Cantik Reva yang mendapat dukungan terbanyak tadi."

Sejauh ini Nevna hanya mendengarkan apa yang ditawarkan oleh pembawa acara di depan sana. Sebenarnya, dirinya yang lemah jika sudah berhadapan dengan make up itu ingin sekali maju ke depan dan mencoba peruntungannya. Namun, melihat cewek bohay di atas panggung yang tadi disebut si pembawa acara dengan 'si Cantik Reva' membuatnya sudah merasa kalah saing. Apalah Nevna yang hanya sebatang sapu lidi jika dibandingkan dengan cewek di depan sana.

"Nevna mau Mas!"

Nevna melotot ketika sebelah tangannya tiba-tiba diangkat oleh Arsen dan membuat semua perhatian tertuju padanya.

"Kenapa lo nyuruh gue?!" tanya Nevna dengan suara pelan namun penuh penekanan.

"Di antara kita berdua cuma kamu yang bisa ngedance sambil nyanyi. Aku nggak mau ya ngelewatin make up high end gratis itu."

"Iya gue tahu. Gue juga nggak mau kehilangan itu make up gitu aja. Cuma, lo nggak lihat itu mbak-mbak yang jadi lawan gue kalau misal gue ikutan?"

"Kenapa memang sama mbaknya?"

Memejamkan mata sekilas, Nevna mencoba merapikan kembali kesabarannya. "Lo nggak lihat dia bohay banget? Bisa langsung kalah lah kalo gue lawan dia."

Arsen mengamati tubuh Nevna, membuat cewek itu mendelik ke arahnya. Refleks, cewek itu langsung menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Meskipun tingkah Arsen kelewat kemayu melebihi cewek tulen, tapi tetap saja Arsen itu cowok.

"Lihat apa lo bangke?!"

Arsen kembali menatap kedua mata Nevna lantas berucap, "Lebih bohay kamu kok daripada dia."

CEWEK MERAH JAMBUWhere stories live. Discover now