[19]

2.9K 413 26
                                    

"Kamera.. Cek."

"Kacamata...Cek."

"Masker...Cek."

Senyumnya mengambang, pemuda itu membusungkan dada. Kepalanya tertoleh ke palang jalan. Gedung olahraga umum yang di sewa Karasuno seharusnya tidak jauh lagi. Pemuda itu mengeluarkan kamera dari ranselnya.

"Aku harus mendapat banyak informasi."

Ia melangkah hati-hati menyusuri jalan kecil menuju gedung olahraga, matanya sesekali melirik GPS di ponselnya. Suara pantulan bola tertangkap gendang telinga, Tsutomu tersenyum penuh kemenangan.

"Raja gagak sudah tertangkap." Gumamnya dan mulai menyalakan kamera. "Mati kau Kageyama Tobio."

Suara derap langkah kian mendekat, Tsutomu mengernyit dan menoleh ke belakang. Matanya terbelalak begitu melihat seorang gadis berlari kearahnya.

Brukk..

Gadis itu menabraknya hingga tubuhnya terjengkang ke belakang. Tsutomu meringis dan berusaha memegang kepala belakangnya yang terbentur aspal jalan. "Ittai.. Tidak, berat."

Pemuda itu membuka mata perlahan, iris hitamnya terkunci pada sepasang manik berwarna madu. Tsutomu mengerjap beberapa kali mencoba mencerna apa yang terjadi. Seorang gadis tengah menindihnya. Gadis cantik pula.

Tsutomu masih terpaku di tempatnya, iris hitamnya mengamati lamat-lamat wajah gadis yang menindihnya tadi. Surai jingga panjang, mata besar berwarna madu seperti boneka, kulit seputih salju dan tubuh mungil seperti boneka.

"K-kawai." Gumam Tsutomu tanpa sadar.

Hinata bangkit dan duduk di depan Tsutomu, ia menunduk. "Maaf," ucapnya lirih.

Tsutomu mengernyit, merasa ada yang aneh dari gadis didepannya. Matanya membola begitu melihat jejak air mata di pipi putih gadis itu. "Kau menangis?"

Hinata hanya diam, ia berbalik badan dan mengusap cepat air matanya dengan punggung tangan.

Tsutomu seketika kikuk, takut dirinya yang telah membuat gadis itu menangis. "Apa sakit sekali?" Tanyanya canggung, namun ia langsung terpekik melihat kameranya tergeletak di aspal jalan dengan kondisi separuh hancur. "Kameraku!" Serunya.

Hinata mengernyit, ia menoleh kembali kearah Tsutomu dan ikut memandang kamera yang rusak itu. Tsutomu merengek seperti bayi sambil memeluk kameranya.

"Padahal aku baru saja membelinya." Gumamnya sambil terhisak.

Pipi Hinata memerah, ia mengulum senyum kemudian. "Hahaha..." Hinata tidak bisa menahan diri untuk tertawa, wajah menangis Tsutomu lebih lucu dari pelawak yang sering ia tonton di TV. Hinata tertawa lebar sampai memegangi perutnya yang keram.

Sedangkan pemuda di depannya berhenti menangis, ia mengernyit melihat Hinata yang tertawa. Alisnya tertaut, Tsutomu memandang sebal gadis di depannya. "Kenapa kau malah tertawa?"

"Wajahmu.. Kawai." Ucap Hinata sembari terus tertawa dan itu sukses membuat Tsutomu merona.

"Aku kawai?" Gumam dengan wajah memerah. Ia salah paham, ia mengira Hinata tengah memuji wajah manisnya.

Hinata berhenti tertawa. Ia tidak menyangka Goshiki Tsutomu berhasil menghiburnya saat ia tengah bersedih seperti ini. Tunggu! Goshiki? Hinata seketika menjerit usai loading beberapa saat, ia menunjuk-nunjuk wajah pemuda di depannya. "K-kau kenapa disini?" Tentu saja Hinata kenal pemuda ini. Goshiki Tsutomu, ace utama Shiratorizawa gakuen. Saingan terbesar Karasuno di perfektur.

Tsutomu menunjuk dirinya sendiri. Ia tersenyum miring, "aku mau mencari informasi Karasuno. Aku dengar mereka sedang melakukan camp pelatihan di sekitar sini. Nona, kau mau membantuku?"

Love Sunshine (KageHina Fanfiction)Where stories live. Discover now