CH.15

3.1K 320 85
                                    

Park Cheol berjalan tergesa. Mencari keheningan sejenak di antara riuhnya suasana rumah sakit yang sibuk sebab ada kecelakaan lalu lintas. Ponselnya berdering. Nomor luar negeri. Dia meninggalkan sisi rumah sakit yang sibuk itu agar dapat menjawab panggilan. Dalam hati berdebar-debar dan juga berharap agar 'seseorang' itulah yang kini tengah mencoba menghubunginya.

"Hallo.." sapanya pelan sembari menahan nafas. Hening sesaat. Sebelum suara lain menyahutinya dari seberang sana, begitu akrab layaknya teman lama.

"Hai..Cheol-ah, bagaimana kabarmu?"

Park Cheol tidak bisa menahan senyumnya mendengar suara itu. Pria itu mengusap wajahnya penuh rasa haru.

"Tidak begitu baik, hyung. Aku kesulitan disini.." lirihnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Siwon duduk dengan kaku. Menatap ibu cantiknya dengan perasaan campur aduk. Sebagian senang sebab dia rindu, sebagian lagi resah sebab khawatir pada nasib kesepakatannya dengan Heechul, kakak tirinya. Keberadaan ibunya di Korea, akan lebih dan lebih lagi membatasi pergerakannya.

Apalagi saat ada lelaki itu di sisi ibunya. Alan Kim, adik ayahnya. Sosok yang dulu dikabarkan tanpa belas kasih telah memenggal kepala saudaranya sendiri. Merenggut rambut kepala itu seraya mengangkatnya tinggi-tinggi bagai piala kemenangan, lalu meneriakkan kepemimpinannya. Cara bar-bar yang entah kenapa justru dikagumi ibunya.

Namun dia tidak melihat kejadian itu secara langsung. Hanya kabar yang beredar. Entah kalau ibunya yang melihat, Siwon tidak pernah bertanya. Lagipula, dia tidak begitu peduli. Selama dia dan ibunya baik-baik saja. Dia tidak peduli.

Oh, bukannya sifatnya ini mirip seseorang?

"Bagaimana kabarmu sayang?" Siwon memejamkan mata sejenak. Suara lembut ibunya entah mengapa begitu menenangkan. Bagai lullaby berisi magis yang mampu membuatnya tunduk dan patuh.

"Baik Mom, dan semakin bertambah baik lagi sebab melihatmu ada disini sekarang. Aku terkejut. Harusnya Mom bilang padaku jika ingin datang, aku bisa bersiap menyambutmu..." ujarnya sungguh-sungguh. Merasa bersalah karena tidak menyambut ibunya dengan baik. Dia ada di luar mansion ketika ibunya datang. Saat kembali, dibuat terkejut luar biasa mendapati wanita itu ada di ruangannya sembari tersenyum merentangkan tangan menyambutnya.

"Ini kejutan. Tidak akan berjalan lancar jika Mommy mengabarimu, bukan? Hahaha.." tawa itu begitu lembut. Sejenak mengacaukan isi otaknya. Ingin sekali menambah binar kebahagiaan ibunya dengan mengatakan kalau dia sudah menemukan Chan Hee. Namun cepat sekali wajah anak itu muncul terbayang dalam ingatannya. Rasa sayangnya cukup untuk membuatnya tutup mulut sekarang ini.

"Aku dengar, kau sangat santai sekarang.."

Siwon mengalihkan tatapan. Alan Kim tampak fokus memainkan ipad di tangan. Namun Siwon tahu kalau lelaki itu sedang menaruh banyak perhatian padanya.

"Tidak ada waktu untuk bersantai. Aku sibuk. Entah laporan macam apa yang disampaikan para suruhanmu itu, aku tahu kau meminta mereka memata-mataiku. Dan aku tidak menyangka mereka berani menjelek-jelekkan aku."

My BrotherWhere stories live. Discover now