CH.6A

5.2K 435 91
                                    

Donghae bisa merasakan berat tubuh Kyuhyun mulai menumpu padanya. Kali ini, sekali lagi dengan hati-hati dia mencoba mendorong kembali bahu Kyuhyun agar anak itu melepas pelukannya. Namun lagi-lagi Kyuhyun menolak, dia bergerak cepat mencengkram kemeja Donghae dan kembali membenamkan kepalanya di dada dokter itu.

"Kyunnie, kau akan kesulitan bernafas jika seperti ini terus!"

Kyuhyun tidak menjawab, dia hanya menggeleng pelan dan Donghae menghela nafas lelah. Dia menatap Heechul kemudian, raut wajah profesor muda itu sama sekali tidak terbaca olehnya. Ada segaris amarah disana, ada juga segaris rasa cemas, namun hanya begitu saja, ekspresi datar Heechul lebih mendominasi. Hingga Donghae tidak dapat mengartikan apa-apa. Lalu dia memutuskan untuk melihat keadaan di sekeliling mereka.

"Kita hampir sampai..." gumam Donghae pelan, yang tidak ditanggapi siapapun. Tidak Kyuhyun tidak pula Heechul. Kembali dokter magang itu menghela nafas lelah, dia mulai berpikir kalau dirinya sudah berada di waktu, tempat dan kondisi yang salah.

Pandangannya kembali pada Kyuhyun. Tangannya mengusak pelan rambut Kyuhyun yang terasa lembab oleh keringat. Hawa panas semakin terasa di telapak tangannya, menandakan kalau demam Kyuhyun memburuk. Donghae tahu, anak yang ada dalam rengkuhan tangannya itu sudah setengah sadar tapi hebatnya masih punya keegoisan untuk menantang Heechul dengan sikap keras kepalanya.

'Ck, mereka berdua sama saja! Sama-sama keras kepala!' gumam Donghae dalam hati, dia kemudian menatap sinis ke arah Heechul untuk sepersekian detik.

'Sebagai yang lebih tua seharusnya dia lebih sabar! Kyuhyun masih remaja! Anak ini butuh pengertian! Bukan paksaan atau bentakan!' kesalnya lalu setelahnya Donghae kembali memusatkan perhatiannya pada Kyuhyun.

Dahinya berkerut melihat Kyuhyun semakin melemas dan terlihat mulai kesusahan untuk sekedar bernafas. Beberapa kali juga terdengar desisan samar yang menunjukkan kalau anak itu kesakitan. Dan Donghae menjadi panik saat tangan Kyuhyun yang sedari tadi bertahan mencengkram kemejanya itu akhirnya jatuh terkulai begitu saja.

"Hyung! Dia pingsan!" seru Donghae panik.

Heechul melirik Donghae sebentar. Selanjutnya tanpa menanggapi sedikitpun, Heechul menginjak pedal gas dalam-dalam, membuat Donghae refleks memeluk Kyuhyun erat-erat agar anak itu aman dalam perlindungannya karena kecepatan mobil yang tidak main-main.

Tidak sampai sepuluh menit, mereka memasuki kawasan perumahan elit yang asri. Donghae yang sudah sering mengunjungi kediaman Heechul tetap dibuat kagum oleh keindahan kawasan perumahan itu. Namun jauh dari semua itu, yang paling membuat Donghae terkesima adalah tentu adalah rumah Heechul sendiri. Baginya, rumah Heechul itu perwujudan istana modern abad ini.

Rumah besar itu tahu-tahu sudah ada di depan mereka. Pintu pagar bercat hitam terbuka otomatis dan seorang penjaga sudah menyambut mereka dengan senyum ramahnya. Heechul menurunkan kaca mobilnya cepat.

"Daddy sudah pulang paman?"

"Sudah tuan, Tuan besar juga baru saja tiba.."

Tanpa berujar apa-apa, Heechul kembali menjalankan mobilnya hingga mencapai alun-alun rumah. Dua orang pelayan yang sedang memangkas rumput menoleh heran, merasa bingung saat Tuan muda mereka tidak langsung masuk ke garasi seperti biasanya. Mereka tambah bingung lagi saat Heechul keluar dari mobilnya lalu menuju pintu penumpang belakang dan membukanya lebar-lebar.

"Biar aku saja yang gendong hyung!" Donghae bergerak cepat memblokir lengan Heechul yang sudah akan meraih Kyuhyun. Dia tidak memperdulikan delikan tak suka yang lagi-lagi muncul di wajah profesor muda itu.

Mau tidak mau Heechul memberi Donghae jalan. Dia mengawasi hati-hati langkah Donghae saat menaiki beberapa anak tangga yang memang harus mereka lalui lebih dahulu sebelum sampai ke pintu utama yang sudah terbuka lebar. Para pelayan yang melihat Heechul dan Donghae muncul, bergegas menghampiri mereka, bertanya dengan heboh karena berpikir kalau Tuan muda mereka sudah menabrak orang di jalan sebab melihat seorang remaja terkulai lemas dalam gendongan Donghae.

My BrotherWhere stories live. Discover now